Liputan6.com, Jakarta - Dana nasabah di bank-bank Indonesia sebesar Rp 2 miliar yang dijamin oleh LPS ternyata merupakan yang terbesar di dunia.
Jumlah tersebut mencakup sekitar 30 kali dari pendapatan per kapita. Hal itu diungkapkan langsung oleh Direktur Eksekutif Klaim dan Resolusi LPS, Suwandi.
Dia mengatakan, rata-rata simpanan yang dijamin negara anggota The International Association of Deposit Insurers (IADI) hanya 5 sampai 10 kali dari pendapatan per kapita mereka.
Advertisement
"IADI memiliki anggota LPS dari 95 negara. Dari kelompok tersebut, coverage penjaminan simpanan di Indonesia paling tinggi," ungkap Suwandi dalam kegiatan LPS Media Gathering di Bandung, Jawa Barat pada Kamis (9/11/2023).
Dalam beberapa kasus, semakin besar nilai simpanan nasabah yang dijamin digambarkan sebagai sistem keuangan suatu negara.
Namun menurutnya, praktik yang dilakukan di negara lain tidak bisa langsung diterapkan di Indonesia. Hal itu dikarenakan faktor beragamnya kondisi dan kebijakan pemerintah masing-masing negara.
LPS mencatat, pada September 2023 ada sebanyak 1.688 bank di Indonesia mencapai dan semuanya telah ikut dalam program penjaminan.
Lebih rinci, angla tersebut mencakup 105 Bank Umum, dan 1.583 Bank Perekonomian Rakyat (BPR) 1.583 unit.
Simpanan di Atas Rp 5 Miliar Tumbuh 7,82 Persen September 2023
Sebelumnya, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengungkapkan bahwa persentase simpanan dengan nominal di atas Rp 5 miliar tumbuh 7,82 persen pada bulan September 2023.
Direktur Group Riset LPS, Herman Saheruddin melihat, ada kecenderungan para nasabah yang kembali memanfaatkan dananya untuk investasi pascapandemi COVID-19.
Berdasarkan kategori pemilik, dana pihak ketiga (DPK) di atas Rp 5 miliar sebagian besar berasal dari korporasi swasta sebesar 49,14 persen, BUMN dan BUMD 11,46 persen, perseorangan 17,92 persen, serta pemerintah pusat dan daerah 11,78 persen.
"Saat (pandemi) COVID-19, simpanan di atas Rp 5 miliar korporasi itu tumbuh tinggi banget karena mereka tidak investasi," kata Herman dalam kegiatan Media Gathering LPS di Bandung, Jawa Barat pada Rabu (8/11/2023).
Simpanan bernilai di atas Rp 5 miliar tahun ini tumbuh fluktuatif. Hal itu tercermin dari pertumbuhan pada Juli sebesar 7,69 persen, Agustus 6,79 persen, kemudian naik kembali 7,82 persen pada bulan September.
Sementara itu, menjelang tahun politik 2024 mendatang, pertumbuhan simpanan di atas Rp 5 miliar masih menunjukkan pertumbuhan yang wajar.
"Jadi fluktuasi masih wajar. Belum memberikan indikasi apakah investasi akan tetap kuat atau wait and see, tetapi paling tidak menunjukkan pertumbuhannya sedikit wajar," pungkasnya.
Advertisement
Pemilu Gerakkan UMKM, Tabungan di Bawah Rp 100 Juta Diperkirakan Naik
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memastikan, tabungan masyarakat di bawah Rp 100 juta akan tetap stabil di musim pemilu 2024 atau setelahnya. Bahkan ada kemungkinan mengalami kenaikan karena kinerja ekonomi Indonesia tumbuh positif.
Direktur Group Riset LPS Herman Saheruddin mengungkapkan, ia melihat adanya potensi kenaikan pada tabungan masyarakat di bawah Rp 100 juta di musim Pemilu pada 2024.
"Kalau nyungsep ke bawah, pemerintah bisa memantau. Contohnya pada saat tahun politik, inflasi bergerak itu pemerintah langsung bergerak kasih BLT (Bantuan Langsung Tunai),” kata Herman dalam kegiatan Media Gathering LPS di Bandung, Jawa Barat pada Rabu (8/11/2023).
Hingga September 2023, tabungan masyarakat bernilai di bawah Rp 100 juta telah mencapai Rp 1.005 triliun atau turun 1,4 persen secara year to date (ytd), menurut catatan LPS.
Herman memaparkan, sebagian besar masyarakat pemegang tabungan di bawah Rp 100 juta ini merupakan UMKM kecil hingga menengah.
Usaha mereka pun diyakini akan mengalami kenaikan di musim Pemilu.
"Misalnya (UMKM) cetak kaus yang biasanya sepi, sekarang banyak. Terus yang nggak cetak bendera, cetak bendera, hingga topi dan (merchandise pemilu) lainnya,” ujar Herman.
"Belum lagi biasanya ada bantuan-bantuan (dari pemerintah). Jadi akan terbantu (untuk jumlah simpanan)," tambahnya.