Liputan6.com, Jakarta - Miliarder yang mendirikan Kind Snacks, Daniel Lubetzky, membeberkan kemampuan yang dicari pada kandidat calon karyawannya ketika merekrut seseorang. Hal dimaksud yaitu melakukan refleksi diri.
“Jika bisa refleksi diri, kamu akan berkembang. Namun, jika tidak memiliki keahlian tersebut akan jauh lebih sulit untuk melakukannya,” kata Lubetzky melansir CNBC Make It, Rabu (14/11/2023).
“Ini adalah salah satu keterampilan yang paling berisiko saat ini di era media sosial karena setiap waktu luang yang dimiliki, kita mengisinya dengan ponsel. Orang khususnya Gen Z yang mengembangkan keterampilan refleksi diri akan mengungguli mereka yang tidak mengembangkan keterampilan tersebut,” tambah dia.
Advertisement
Saat wawancara kerja, ia menyaring refleksi diri dengan menanyakan kegagalan di masa lalu dan apa yang akan kandidat lakukan di lain waktu.
Jawaban yang baik memandu HRD melalui proses berpikir, sehingga mereka dapat melihat bagaimana kandidat mengevaluasi peluang dan memecahkan masalah.
“Itu menandakan akuntabilitas, kerendahan hati, kemampuan untuk belajar dari kesalahan, dan komitmen untuk perbaikan diri,” kata Lubetzky.
Luangkan dan Jadwalkan Waktu untuk Berbicara pada Diri Sendiri
Lubetzky harus mengembangkan keterampilannya dari awal. Belajar menyendiri dengan pikirannya adalah proses yang “sangat canggung dan tidak nyaman,” tambahnya, dan itulah yang ia tahu bahwa hal tersebut sangat penting.
“Kamu harus bergulat dengan hal-hal yang tidak begitu menyenangkan. Jauh lebih mudah untuk hanya melihat satu postingan instagram lagi, jadi kamu benar-benar perlu memaksakan diri untuk menjadwalkan waktu berbicara kepada diri sendiri,” kata Lubetzky.
Setelah berlatih secara konsisten, ia mulai menghargai waktu untuk refleksi diri. Meditasi membantunya terus berkembang, Lubetzky melepaskan perangkat elektroniknya dan menghabiskan 10 menit sendirian dengan pikirannya beberapa kali sehari.
Ia bertanya pada diri sendiri, dan berkata: saya ingin menjadi apa ketika saya besar nanti? Bagaimana saya menangani hubungan saya dengan tim saya? Bagaimana cara saya menangani diri sendiri? Apakah saya bertindak konsisten dengan tujuan yang ingin dituju?
Tak hanya Lubetzky
Lubetzky bukan satu-satunya pebisnis yang mengutamakan kemampuan introspeksi diri. Pelatih eksekutif dan “CEO Whisperer” Jerry Colonna, misalnya, merekomendasikan sebuah proses yang disebut sebagai “penyelidikan diri yang radikal.”
Ia menghabiskan beberapa menit setiap hari untuk mencoba memahami dirinya sendiri dan memahami akar dari “mengapa kamu melakukan ini sehingga kemudian melakukan sesuatu karena pilihan, bukan karena alasan yang tidak mereka sadari,” katanya kepada CNBC Make It pada bulan Maret.
Demikian juga, refleksi diri merupakan keterampilan yang dicari oleh mantan wakil presiden Google Claire Hughes Johnson dalam artikel Make It pada bulan Maret. Ia menyoroti beberapa hal yang menunjukkan kamu mungkin harus berupaya mengembangkannya:
- Secara konsisten kamu mendapatkan masukan yang tidak kamu setujui
- Sering merasa frustasi dengan keputusan tim
- Merasa lelah di penghujung hari kerja dan tidak tahu alasannya
- Tidak yakin dengan apa yang kamu suka
Hanya dengan menerima feedback dapat meningkatkan kesadaran diri juga menurut para peneliti. Menurut ahli saraf Columbia Business School Juliette Han, meminta feedback merupakan salah satu dari tiga cara terbaik untuk mengembangkan keterampilan yang “diremehkan”.
Tanggapan yang kamu dapat akan “membantumu mendapatkan sesuatu tentang diri kamu,” kata Han, seperti “pengaruh yang kamu berikan terhadap orang-orang yang bekerja dengan kamu dan cara orang lain memandang kamu.”
Advertisement