Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati meminta generasi milenial dan Gen Z untuk melihat sejarah krisis moneter pada 1997-1998 silam. Krisis moneter yang terjadi 25 tahun lalu ini, Gen Z tidak ikut merasakan karena belum lahir.
Sri Mulyani mengatakan, krisis moneter yang terjadi pada 1998 silam menjadi titik kelahiran gerakan reformasi yang hingga kini terus berlanjut. Di mana, permasalahan ekonomi muncul akibat ketidakpuasan masyarakat terhadap kondisi perpolitikan saat itu.
Baca Juga
"Kita reformasi dari mulai terjadinya krisis ekonomi dan keuangan 1998. Yang tadi menurut kategori usia, banyak kalian itu yang baru lahir waktu itu so you don't have any memory," ujarnya dalam acara Indonesia Milenial dan Gen Z Summit di Senayan Park, Jakarta, Jumat (24/11/2023).
Advertisement
Sri Mulyani menceritakan, bahwa krisis moneter 1998 silam merupakan salah satu peristiwa besar dalam sejarah kehidupan bangsa Indonesia. Di mana, saat krisis berlangsung tidak hanya berdampak pada kegiatan ekonomi masyarakat namun juga aktivitas sosial dan politik.
"Krisis (1998) itu adalah krisis yang luar biasa sangat dalam," ucapnya.
Di sisi lain, peristiwa krisis moneter 1998 juga telah mendorong gerakan reformasi Indonesia. Salah satunya di sektor ekonomi untuk menciptakan keadilan dan kesejahteraan masyarakat.
"Semenjak (krisis moneter 1998) itu Indonesia terus membangun berbagai fondasi untuk meneruskan perjalanan mencapai cita-cita menjadi Indonesia yang maju menjadi negara dengan income perkapita tinggi, kita ingin sejahtera dan adil merata," tutup Bendahara Negara.
Konglomerat Ramai-Ramai Kabur saat Krisis 1998, UMKM jadi Pahlawan
Sebelumnya, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengungkap jasa besar usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) terhadap perekonomian Indonesia saat krisis moneter tahun 1998 silam.
Bahlil menyebut, saat krisis berlangsung sektor UMKM berperan sebagai benteng ekonomi nasional saat sebagian pengusaha besar banyak yang melarikan diri.
"Boleh lah kita lihat kontribusi UMKM pada tahun 1998 kepada negara kita luar biasa. Saat sebagian pengusaha besar melarikan diri," kata Bahlil dalam Forum Kemitraan Investasi di Hotel Four Season, Jakarta, Rabu (7/12).
Padahal, saat krisis moneter 1998 berlangsung ekonomi Indonesia mengalami penurunan secara signifikan. Bahlil mencatat, saat itu ekonomi Indonesia terkontraksi hingga minus 13 persen.
Selain itu, laju inflasi juga meningkat tajam hingga mencapai 88 persen. Kemudian, cadangan devisa Indonesia juga mengalami defisit USD 17 miliar.
Â
Advertisement
Kekuatan UMKM
Hebatnya, di tengah situasi ekonomi sulit tersebut bisnis UMKM masih dapat bertahan. Meskipun, banyak usaha besar yang terpaksa gulung tikar.
"Siapakah yang menjaga benteng pertahanan ekonomi kita? UMKM bukan pengusaha-pengusaha besar aja," ucap Bahlil.
Bahlil menambahkan, kondisi tersebut kembali terulang saat krisis keuangan global pada 2007-2008 lalu yang berdampak buruk terhadap ekonomi nasional. Akan tetapi, bisnis sektor UMKM mampu tetap bertahan.
"Bagaimana pada krisis 2008?, Indonesia bisa lolos, survive, itu karena UMKM," jelasnya.