Pasar Bank Syariah di Indonesia Mandek, Bos BSI Buka Suara

Ketua Umum Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) Hery Gunardi mengungkap alasan pangsa pasar perbankan syariah di Tanah Air tak berkembang pesat

oleh Arief Rahman Hakim diperbarui 18 Jan 2024, 17:30 WIB
Diterbitkan 18 Jan 2024, 17:30 WIB
Mudik Bareng BUMN, BSI Lepas 619 Pemudik Reguler dan Disabilitas
Ketua Umum Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) Hery Gunardi mengungkap alasan pangsa pasar perbankan syariah di Tanah Air tak berkembang pesat (Liputan6.com/HO)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) Hery Gunardi mengungkap alasan pangsa pasar perbankan syariah di Tanah Air tak berkembang pesat. Salah satunya, karena kinerja dan daya saing produk yang dihasilkan.

Dia melihat, kinerja perbankan syariah di Indonesia mulai menunjukkan tren positif. Hanya saja, dari sisi pangsa pasar, masih dipandang belum bisa bersaing dengan perbankan konvensional.

"Sebetulnya, kalau kami melihat dari sisi Asosiasi bahwa demand-nya kuat, cuman supply-nya kurang," kata Hery, disela-sela Peresmian Bank Nano Syariah, di Jakarta, Kamis (18/1/2024).

Demand yang dimaksudnya merujuk pada minat masyarakat untuk menggunakan produk-produk dan layanan bank syariah. Dia mencatat, cukup banyak masyarakat yang sebetulnya berminat, hanya saja, ada sebagian lainnya yang masih mempertimbangkan daya saing produk dengan bank konvensional.

Belum Bisa Bersaing

Sementara itu, dari sisi suplai atau ketersediaan layanan, Hery memandang, selama ini bank syariah belum bisa menghadirkan layanan yang bisa bersaing. Alhasil, masyarakat masih berpikir ulang untuk mulai menggunakannya.

"Suplai itu artinya selama ini bank syariah ini gak mau memperbaiki diri, gak mau memperbaiki layanannya, pricing-nya, kemudian termasuk produk-produknya yang kurang bersaing sehingga gak jadi pilihan oleh masyarakat Indonesia," jelas dia.

Padahal, dia mencatat kalau perkembangan industri perbankan syariah ini menuju pada tren yang positif dalam konteks perbankan nasional. Ini terlihat dari catatan pertumbuhan aset, pembiayaan, hingga program.

"Perbankan syariah itu, itu secara industri itu lebih resikien diabndingksn dengan perbaknnkan swcara nasional, selalu tumbuh baik dari sisi aset, pendanaan, pembiayaan dan program reality itu tumbuh double digit," tegas Direktur Utama Bank Syariah Indonesia (BSI) ini.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Contoh BSI

Cek Kesiapan Pelayanan Haji, Erick Thohir Sambangi Kantor BSI
Menteri BUMN Erick Thohir (kedua kiri) didampingi Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Hery Gunardi berbincang dengan nasabah saat bertransaksi untuk menunaikan ibadah haji di kantor cabang BSI Gedung Danareksa Jakarta (26/5/2023). (Liputan6.com)

Lebih lanjut, Hery turut menyandingkan kisah sukses BSI yang sudah berdiri hampir 3 tahun. Menurutnya, pertumbuhan BSI cukup baik dengan catatan double digit di sejumlah sektor.

"Pertumbuhan kami selalu doubel digit, pertumbuhan aset diatas 16 persen, kemudian pembiayaan itu bisa tumbuh 18-20 persen walaupun kondisi perekonomian cukup menantang. Profitability, laba itu kita selalu konsisten tumbuh diatas 30, 30, 30 persen dan jadi menjadi bank dengan pertumbuhan laba tertinggi di republik ini," tuturnya.

Di sisi lain, pada pertumbuhan nasabah baru, dia mengulas soal jumlah nasabah Bank Syariah Mandiri sebelum merger dengan BSI setelah terbentuk. Dia bilang, selama 25 tahun BSM berdiri, nasabahnya masih mentok di 5 juta orang.

"Bank Syariah Mandiri itu berdiri sama, waktu itu Bank Susila Bakti waktu itu BSB, sama usianya dengan Bank Mandiri, sudah berdiri selama 25 tahun. Jadi pada saat merger tahun 2020 waktu saya ambil alih bank itu hanya punya customer 5 juta nasabah, BSI sejak berdiri 1 Februari 2021 sampai hari ini nasabah barunya sudah nambah 6 juta dalam waktu yang kurang dari 3 tahun," urainya.

 


Cabang Baru BSI

BSI Semakin Fokus Garap Pusat Keuangan Syariah di Dubai
Menteri BUMN Erick Thohir (kedua kanan) didamping Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk Hery Gunardi (kanan) dan CEO Indonesia Investment Authority Ridha Wirakusumah (kiri) berdialog saat mengunjungi Representative Office BSI Dubai - UAE. (Liputan6.com)

Sebelumnya, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI menargetkan bisa membuka cabang di Timur Tengah, yakni Arab Saudi pada 2024. Lantas, sudah sejauh mana perkembangan cabang baru tersebut?

Direktur Utama Bank Syariah IndonesiaHery Gunardi menuturkann, pihaknya ingin membuka cabang di Arab Saudi pada 2024. Namun, pembukaan cabang baru tersebut tidaklah mudah karena ada beberapa tahapan yang harus dilalui.

"Kami sedang mengajukan aplikasi, kalau luar negeri itu kan tidak semudah itu ada review tanya jawab dan lain sebagainya," kata Hery saat ditemui di Jakarta, Selasa (16/1/2024).

Meski demikian, BSI tetap berharap cabang baru di Arab Saudi bisa dibuka pada tahun ini sesuai dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya.

"Kami inginnya tahun ini. Inginnya semester ini tapi belum tentu sana nya (Arab Saudi) kasih," imbuhnya.

Secara terpisah, Direktur Treasury & International Banking BSI Moh Adib menuturkan, BSI telah memberikan permohonan izin kepada otoritas di Arab Saudi, yakni Otoritas Moneter Arab Saudi (SAMA).

"(Cabang baru) Arab Saudi sekarang masih on progress, jadi posisi hari ini kita masih tektokan dengan otoritas di Arab Saudi namanya SAMA. Itu kita sudah mohon permohonan untuk dibukakan cabang di sana," kata Adib saat ditemui di Jakarta, Jumat, 17 November 2023.

Tidak Mudah

Dia bilang, proses pembukaan cabang baru ini tidaklah mudah. Akan tetapi, BSI terus berupaya melakukan itu melalui jalur Business-to-business (B2B) dan Government to Government (G2G).

"Tidak mudah memang tapi kita harus usahakan melalui jalur B2B dan G2G melalui Kedubes Arab di sini, dari Kemenlu di sini, Kemenlu di sana, kami sudah ketemu dua kali dengan SAMA," kata dia.

Adib berharap, pembukaan cabang baru Bank Syariah Indonesia di Arab Saudi ini bisa direalisasikan paling tidak pada kuartal I atau II 2024.

"Mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa terealisasi tahun depan di kuartal I, kuartal II paling lambat," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya