Liputan6.com, Jakarta - Perjalanan melintasi China meningkat dalam beberapa hari terakhir saat jutaan warga menaiki kereta api dan pesawat serta menerjang jalan yang padat lalu lintas. Pejabat pemerintah China prediksi, perjalanan bakal cetak rekor 9 miliar perjalanan menjelang Tahun Baru Imlek.
Dikutip dari CNN, ditulis Sabtu (10/2/2024), stasiun kereta api, bandara, dan jalan raya dipenuhi oleh wisatawan yang membawa koper, bekal dan hadiah untuk anggota keluarga dalam beberapa hari terakhir seiring periode perjalanan yang sibuk atau disebut chunyun yang dimulai akhir bulan lalu berjalan lancar.
Sebagian besar perjalanan “chunyun” melibatkan pekerja yang meninggalkan kota-kota besar yang makmur di China dan kembali ke kampung halaman di kota-kota kecil, daerah pedesaan untuk merayakannya bersama keluarga dan teman-teman selama delapan hari libur umum yang banyak di antaranya diperpanjang.
Advertisement
Pada 2024, Tahun Naga menurut kalender zodiak China, menandai kembalinya perjalanan normal untuk pertama kalinya sejak pandemi COVID-19.
Pengendalian COVID-19 di China membatasi pergerakan orang di seluruh negeri sejak 2020. Liburan tahun lalu terjadi hanya beberapa minggu setelah tindakan tersebut dicabut, tetapi bertepatan dengan gelombang infeksi yang mempersulit perjalanan.
Pada 2024, pelancong bertekad untuk kembali bertemu orang terkasih, meski badai salju dan hujan di wilayah timur dan tengah di China pada awal pekan ini telah menganggu jadwal penerbangan dan kereta api serta menyebabkan pengendara terjebak selama berjam-jam di jalan raya yang bersalju.
“Festival musim semi adalah festival penting bagi masyarakat China. Orang-orang lebih bersemangat untuk pulang ke rumah untuk bertemu keluarga mereka, dan mengadakan reuni keluarga,” ujar seorang pekerja Beijing bermarga Luo kepada CNN.
Perjalanan Bakal Melonjak Signifikan
Perjalanan akan meningkat signifikan pada 2024. Pihak berwenang bulan lalu prediksi populasi China yang berjumlah 1,4 miliar jiwa akan melakukan 9 miliar perjalanan selama periode perjalanan liburan 40 hari yang dimulai pada 26 Januari.
Data awal yang dirilis pekan ini menunjukkan kenaikan perjalanan sedang terjadi. Pada Selasa, tiga hari jelang Tahun Baru Imlek, ketika keluarga biasanya berkumpul untuk makan bersama, wisatawan melakukan 2,2 juta perjalanan udara dan 12,9 juta perjalanan dengan kereta api.
Keduanya menandai peningkatan yang signifikan dibandingkan jumlah perjalanan sebelum pandemi COVID-19 dengan peningkatan jumlah penerbangan sebesar 17 persen dan jumlah perjalanan kereta api sebesar 23 persen dibandingkan periode perjalanan serupa pada 2019, menurut otoritas transportasi.
Secara keseluruhan, lebih dari 232 juta perjalanan dilakukan pada hari itu, dengan angka serupa yang tercatat pada Rabu dan Kamis.
Advertisement
Bakal Genjot Konsumsi
Data lokal juga menunjukkan lonjakan. Pada Jumat pekan ini, stasiun kereta api utama Shanghai diperkirakan dapat menampung sekitar 475.000 penumpang, melonjak lebih dari 61 persen dibandingkan 2019, menurut The Paper.
Selain itu, volume penerbangan domestik selama pekan pertama naik sekitar 15 persen dibandingkan periode sama pada 2019.
Dalam catatan ekonom HSBC pada Kamis ini menyebutkan, banyaknya perjalanan wisata dapat mendorong permintaan konsumsi yang lebih tinggi selama liburan.
Namun, China merayakan Tahun Baru Imlek di tengah meningkatnya ketidakpastian mengenai masa depan ekonomi, yang telah terguncang oleh krisis pasar properti, pasar saham, ekspor melemah dan tingginya pengangguran kaum muda selama setahun terakhir.
Gejolak di pasar saham membayangi beberapa minggu menjelang hari raya. Dua indeks acuan mencatat koreksi terburuk dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan pada 2023, bursa saham China mencatat kinerja terburuk di dunia.
Pemerintah telah berupaya keras kembali hidupkan kepercayaan masyarakat dan investor. China memecat regulator pasar saham utamanya pada Rabu pekan ini saat kapitalisasi pasar saham susut dalam beberapa tahun terakhir.
Pesan Presiden Xi Jinping
Investor juga berbondong-bondong kunjungi kedutaan besar Amerika Serikat di Beijing yang tampil di platform media sosial Weibo pada awal bulan ini melampiaskan frustasi dan kekhawatiran mereka.
Menjelang hari libur Tahun Baru Imlek, media utama pemerintah China soroti pidato yang disampaikan oleh Presiden China Xi Jinping pada Kamis, 8 Februari 2024 menyerukan masyarakat untuk terus maju pada Tahun Baru Imlek.
“Selama kita bertahan pada jalur kita, berpegang pada kemauan kita, tetap konsisten dan bersatu, kita bisa mengatasi semua kesulitan dan hambatan, dan terus bergerak menuju kesuksesan,” ujar Xi.
Advertisement