Jelang Pemilu 2024, Kurs Rupiah Dibuka Perkasa Hari Ini

Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada awal perdagangan Selasa dibuka meningkat di tengah investor menunggu dan mencermati pelaksanaan pemilihan umum (pemilu) 2024.

oleh Septian Deny diperbarui 13 Feb 2024, 11:14 WIB
Diterbitkan 13 Feb 2024, 11:14 WIB
dolar ke rupiah
Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar, selalu mengalami perubahan setiap saat terkadang melemah terkadang juga dapat menguat.

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada awal perdagangan Selasa dibuka menguat. Keperkasaaan kurs rupiah hari ini terjadi di tengah investor menunggu dan mencermati pelaksanaan pemilihan umum atau pemilu 2024.

Pada awal perdagangan Selasa pagi, rupiah dibuka naik lima poin atau 0,03 persen menjadi Rp15.590 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.595 per dolar AS.

"Pasar mungkin juga mengambil sikap wait and see menanyakan hasil hitung cepat pemilu. Sikap ini bisa mendorong pelemahan rupiah terhadap dolar AS," kata Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra dikutip dari Antara, Selasa (13/2/2024).

Pada 14 Februari 2024, akan dilaksanakan pemilu serentak untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden RI, anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) provinsi dan DPRD kabupaten/kota.

Selain itu, menjelang rilis data inflasi konsumen Amerika Serikat (AS) untuk bulan Januari 2024 nanti malam, rupiah berpotensi bergerak melemah terhadap dolar AS hari ini.

"Data inflasi konsumen ini bisa mengubah ekspektasi pasar soal waktu pemangkasan suku bunga acuan AS tahun ini," ujarnya.

Kenaikan Inflasi

Meski konsensus pasar memperlihatkan ada kenaikan inflasi yang lebih rendah dari sebelumnya, pelaku pasar mewaspadai hasil yang lebih tinggi dari perkiraan.

Bila hasilnya menunjukkan angka yang lebih tinggi, pasar akan berekspektasi pemangkasan akan dilakukan lebih lama lagi dan dolar AS bisa menguat lagi.

Ariston memproyeksikan potensi pelemahan kurs rupiah ke arah Rp15.630 per dolar AS, dengan potensi support di kisaran Rp15.560 per dolar AS.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Risk-Off Pemilu Mereda, Rupiah Menguat ke 15.616 per Dolar AS

Ilustrasi uang rupiah
Ilustrasi uang rupiah. (Gambar oleh iqbal nuril anwar dari Pixabay)

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat di awal pekan ini. Penguatan rupiah ini didukung oleh sentimen risk-off terkait pemilihan umum (pemilu) presiden dan wakil presiden Indonesia yang sudah mulai mereda.

Pada Senin (12/2/2024), nilai tukar rupiah dibuka naik 19 poin atau 0,12 persen menjadi 15.616 per dolar AS dari sebelumnya sebesar 15.635 per dolar AS.

"Sentimen risk-off terkait pemilu 2024 sudah mulai mereda, dan pasar sudah mulai memperhitungkan potensi dampaknya," kata Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede dikutip dari Antara. 

Risk-off adalah kondisi di mana investor lebih cenderung untuk menghindari risiko.

Pelaku pasar menunggu dan mencermati proses pemilihan presiden dan wakil presiden dalam penyelenggaraan pemilu pada 14 Februari 2024.

Per 6 Februari 2024, kepemilikan asing pada obligasi Pemerintah Indonesia berjumlah Rp 842,3 triliun, dengan net inflow bulanan sebesar Rp 0,4 triliun dan net inflow year-to-date sebesar Rp 0,2 triliun. Jumlah itu mewakili 14,7 persen dari total outstanding.

Dari sisi eksternal, penguatan rupiah didorong oleh melemahnya indeks dolar AS menuju level 104. Indeks dolar AS berbalik arah dan terus menurun secara konsisten selama tiga bulan terakhir, dipengaruhi oleh penyesuaian investor terhadap pandangan mengenai arah kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed.

Beberapa pejabat The Fed kembali menegaskan bahwa suku bunga kebijakan AS atau Fed Funds Rate (FFR) telah mencapai level puncaknya, dan terdapat ruang untuk penurunan suku bunga pada tahun 2024, meski The Fed tidak akan terburu-buru menurunkan FFR.

Josua memperkirakan rupiah berpotensi bergerak pada kisaran 15.575 per dolar AS sampai dengan 15.700 per dolar AS.


Bank Indonesia Gelar Edukasi CBP Rupiah, Ajak Masyarakat Cintai Mata Uang Garuda

Bank Indonesia dan Perhimpunan Bank Perekonomian Rakyat Indonesia (PERBARINDO) telah menggelar acara kick off Edukasi Cinta Bangga Paham (CBP) Rupiah
Bank Indonesia dan Perhimpunan Bank Perekonomian Rakyat Indonesia (PERBARINDO) telah menggelar acara kick off Edukasi Cinta Bangga Paham (CBP) Rupiah. (Istimewa)

Bank Indonesia dan Perhimpunan Bank Perekonomian Rakyat Indonesia (PERBARINDO) telah menggelar acara kick off Edukasi Cinta Bangga Paham (CBP) Rupiah di hotel JW Marriot Surabaya.

Selain itu, sebagai bentuk komitmen antara Bank Indonesia dan Perbarindo, maka selain kegiatan Kick Off Edukasi CBP Rupiah juga telah dilakukan penandatanganan Berita Acara (BA) Kesepahaman antara BI dan Perbarindo.

Kesepahaman ini selanjutnya akan menjadi dasar pelaksanaan Edukasi CBP Rupiah di BPR BPRS (Bank Perekonomian Rakyat dan Bank Perekonomian Rakyat Syariah), anggota Perbarindo melalui DPD Perbarindo seluruh Indonesia berkoordinasi dengan kantor perwakilan Bank Indonesia setempat.

"Sejalan dengan desain program edukasi CBP Rupiah tahun 2024, salah satu fokus program Bank Indonesia di tahun 2024 adalah penguatan dan perluasan sinergi bersama stakeholder eksternal," ungkap Kepala Departemen Pengelolaan Uang BI Marlison Hakim, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (6/2/2024).

"Berkenaan dengan hal tersebut, kami telah melakukan koordinasi dengan Dewan Pengurus Daerah (DPD) Perbarindo Jawa Timur, KPwBI Jawa Timur, dan Dewan Pengurus Pusat (DPP) Perbarindo mengenai kegiatan edukasi kepada Sumber Daya Manusia (SDM) BPR BPRS di seluruh wilayah Indonesia dengan kick off dilakukan di Surabaya pada hari ini," lanjut dia.

Pelaksanaan edukasi CBP Rupiah kepada SDM BPR dan BPRS di seluruh wilayah Indonesia dilakukan dengan mempertimbangkan adanya peran strategis BPR BPRS serta potensi eksposur yang cukup luas dari BPR BPRS sebagai perpanjangan tangan BI yang ke depan yang diharapkan dapat membantu dalam pelaksanaan edukasi kepada masyarakat khususnya nasabah perbankan secara langsung mengenai CBP Rupiah.

Kedepan, Bank Indonesia berharap BPR BPRS dapat turut berperan dalam membantu kebijakan clean money policy Bank Indonesia.


Edukasi CBP Rupiah batch 1

20161109- Donald Trump Unggul Rupiah Terpuruk-Jakarta-Angga Yuniar
Petugas menunjukkan mata uang dolar dan mata uang rupiah di penukaran uang di Jakarta, Rabu (9/11). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada saat jeda siang ini kian terpuruk di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Propinsi Jatim Bandoe Widiarto mengatakan sebagai langkah awal, maka pada kegiatan edukasi CBP Rupiah batch 1 ini dilakukan kepada sekitar 210 pegawai BPR yang terdiri dari 140 pegawai di level kasir dan 70 pegawai di level Kabag dengan penyampaian 4 (empat) materi ajar yang terdiri dari (i) Sistem Pembayaran Indonesia (SPI), (ii) Layanan Kas, (iii) Cinta Bangga Paham Rupiah; dan (iv) Strategi Penanggulangan Uang Palsu

BPR BPRS diharapkan dapat berperan dalam edukasi CBP Rupiah ke masyarakat agar masyarakat mencintai Rupiah dengan merawat secara baik, kemudian menumbuhkan rasa bangga bahwa sebagai mata uang, Rupiah tidak hanya dikeluarkan sebagai sebuah alat pembayaran yang sah tapi juga sebagai sebuah simbol pemersatu bangsa.

"Sedangkan untuk lebih memahami Rupiah, kami juga mengajak masyarakat menggunakan Rupiah dengan bijak termasuk menggunakan produk UMKM," kata dia.

CBP Rupiah merupakan edukasi dan literasi untuk menanamkan pemahaman kepada masyarakat Indonesia untuk menghargai Rupiah sebagai simbol identitas, pemersatu, kedaulatan dan kebanggaan Bangsa Indonesia.

Infografis Rupiah dan Bursa Saham Bergulat Melawan Corona
Infografis Rupiah dan Bursa Saham Bergulat Melawan Corona (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya