Israel Marah Moody’s Turunkan Peringkat Utangnya Imbas Gempur Gaza

Ini menandai pertama kalinya Moody's menurunkan peringkat utang Israel.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 14 Feb 2024, 13:30 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2024, 13:30 WIB
Ilustrasi Utang atau Pinjaman. Foto: Freepik
Ilustrasi Utang atau Pinjaman. Foto: Freepik

Liputan6.com, Jakarta Lembaga pemeringkat Moody’s menurun peringkat kredit atau utang Israel dari A1 ke A2 .

Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich mengungkapkan marah atas turunnya peringkat Moody's. Dia menilai, keputusan tersebut merupakan manifesto politik yang tidak mencakup klaim ekonomi yang serius.

Dikutip dari Associated Press, Selasa (13/2/2024) Moody's mengatakan bahwa prospek perekonomian Israel negatif.

Lembaga itu mengingatkan bahwa perang yang sedang berlangsung di Gaza dan ketegangan di Laut Merah dapat berdampak buruk terhadap perekonomian Israel. Namun dikatakan juga, peringkat A2 tetap memiliki risiko yang relatif rendah.

"Pengumuman tersebut mencerminkan kurangnya kepercayaan terhadap keamanan dan kekuatan nasional Israel, juga kurangnya kepercayaan terhadap kebenaran jalan Israel dalam melawan musuh-musuhnya," ujar Smotrich dalam pernyataan dari kantornya.

Ini menandai pertama kalinya Moody's menurunkan peringkat utang Israel. Kredit ini pun cukup penting karena digunakan investor untuk mengukur risiko berinvestasi di suatu entitas atau pemerintah global.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu masih optimis bahwa perekonomian negaranya cukup kuat.

Menurut Netanyahu, penurunan peringkat disebabkan oleh fakta bahwa negara tengah menghadapi situasi perang.

Meskipun demikian, para pejabat Israel mulai khawatir penurunan peringkat Moody's dapat menyebabkan lembaga-lembaga besar lainnya ikut menurunkan pandangan terhadap negara itu.

Adapun mantan direktur departemen penelitian Bank Israel, Michel Strawczynski berpendapat bahwa penurunan peringkat ini dapat berdampak pada perekonomian Israel, lantaran akan mempersulit pemerintah mengumpulkan uang dengan menjual obligasi.

"Kalau perang berlangsung lama pasti berdampak, tapi kalau tidak terlalu lama dampaknya akan jauh lebih kecil," bebernya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Respon Gubernur Bank Sentral

Ilustrasi Utang atau Pinjaman. Foto: Freepik
Ilustrasi Utang atau Pinjaman. Foto: Freepik

Ada juga respon dari Gubernur Bank Israel Amir Yaron.

Dia merespon penurunan peringkat Moody's tersebut dengan menyatakan bahwa perekonomian Israel tangguh dan sudah menunjukkan tanda-tanda pemulihan sejak November 2023 lalu atau sebulan setelah perang terjadi.

Dilaporkan, ekonomi Israel bangkit kembali setelah perang dengan Hamas pecah.

Tetapi di sisi lain, perang saat ini berlangsung dengan jangka waktu yang lebih lama dibandingkan perang-perang lainnya.

Kondisi itu membuat Israel harus mengeluarkan anggaran militer yang cukup besar, termasuk pemanggilan pasukan cadangan secara besar-besaran sehingga membebani ekonomi negara tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya