Bos BI Siap Bersinergi dengan Presiden Baru Terpilih 2024

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyatakan, pihaknya berkomitmen akan terus bersinergi dengan pemerintah dan tetap independen.

oleh Tira Santia diperbarui 21 Feb 2024, 16:45 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2024, 16:45 WIB
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat RDG Februari 2024, Rabu (21/4/2024). (Foto: Liputan6.com/Tira Santia)
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat RDG Februari 2024, Rabu (21/2/2024). (Foto: Liputan6.com/Tira Santia)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menegaskan, Bank Indonesia (BI) siap bersinergi dengan pemerintah yang baru, dengan berkomitmen  tetap independen.

"Komitmen kami akan terus bersinergi dengan pemerintah, dan karenanya itu tentu saja kami akan melakukan koordinasi itu dengan pemerintah (yang baru)," kata Perry dalam konferensi pers RDG Bank Indonesia Februari 2024, Rabu (21/2/2024).

Bank Indonesia pun sangat mengapresiasi pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Dengan demikian, pihaknya akan menyambut baik siapapun yang akan menjadi presiden mendatang. "Kita bersyukur proses pemilu berjalan lancar," imbuhnya.

Kendati begitu, Bos BI ini menegaskan dirinya beserta jajaran Bank Indonesia akan tetap independen sesuai dengan mandat yang tertera pada Undang-undang (UU). 

Perry Warjiyo mengungkapkan, mandat BI yaitu menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, sistem pembayaran dan mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

"BI akan tetap independen, BI adalah independen dari pemerintah. Mandat kami jelas sesuai UU menjaga stabilitas, stabilitas rupiah, stabilitas KSSK melalui kebijakan moneter dan sistem pembayaran untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. sebagimana kami lakukan messkipun kami independen kami akan terus bersinergi dengan pemerintah," ujarnya.

"Sekarang tadi terus berkoordinasi ya dengan bu Menkeu, terus koordinasi dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, berkoordinasi dengan ketua OJK," pungkasnya.

 

Bank Indonesia Tahan Suku Bunga Acuan

Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia, Rabu (21/2/2024). (Foto: Liputan6.com/Tira Santia)
Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia, Rabu (21/2/2024). (Foto: Liputan6.com/Tira Santia)

Sebelumnya diberitakan, Bank Indonesia mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Februari 2024. Keputusannya, Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate di angka 6 persen.

"Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 20 dan 21 Februari 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 6,00 persen, suku bunga Deposit Facility tetap sebesar 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility tetap sebesar 6,75 persen," kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di Bank Indonesia, Rabu (21/2/2024).

Keputusan mempertahankan BI-Rate pada level 6,00 persen tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability, yaitu untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah serta langkah pre-emptive dan forwar d looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5±1 persen pada 2024.

Sementara itu, kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Kebijakan makroprudensial longgar terus ditempuh untuk mendorong kredit/pembiayaan perbankan kepada dunia usaha dan rumah tangga.

Selain itu, untuk akselerasi digitalisasi sistem pembayaran, termasuk digitalisasi transaksi keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah juga terus didorong untuk meningkatkan volume transaksi dan memperluas inklusi ekonomi-keuangan digital.

"Bank Indonesia terus memperkuat bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," pungkasnya.

Bank Indonesia Tahan Suku Bunga Acuan 6% pada Januari 2024

Ilustrasi Bank Indonesia (4)
Ilustrasi Bank Indonesia (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Sebelumnya diberitakan, Bank Indonesia hari ini mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan Januari 2024. Keputusannya, Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate di angka 6%.

"Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 16-17 Januari 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 6,00%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%," kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di Bank Indonesia, Rabu (17/1/2024).

Perry menegaskan, keputusan mempertahankan BI Rate pada level 6,00% tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability, yaitu untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah serta langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5±1% pada 2024.

Sementara itu, Perry menambahkan, kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan "Kebijakan makroprudensial longgar terus ditempuh untuk mendorong kredit/pembiayaan perbankan kepada dunia usaha dan rumah tangga," ucapnya.

 

BI Rate Bakal Turun? Ini Bocoran Bos Bank Indonesia

Gedung Bank Indonesia, Jakarta. Foto: BI
Gedung Bank Indonesia, Jakarta. Foto: BI

Bank Indonesia (BI) masih mempertahankan suku bunga BI di kisaran 6 persen pada bulan Januari 2024. Namun, tidak menutup kemungkinan ke depannya suku bunga acuan bisa diturunkan.

"Saya sampaikan ruang penurunan suku bunga BI rate kedepan masih akan tetap ada," kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam konferensi pers Hasil RDG Januari 2024, Rabu (17/1/2024).

Perry mengatakan, suku bunga acuan BI rate bisa dipangkas jika memenuhi beberapa kriteria. Di antaranya, seberapa cepat penguatan nilai tukar rupiah.

"Kriterianya, satu, seberapa cepat penguatan nilai tukar Rupiah," ujar Perry.

Kriteria kedua, yakni tetap terkendalinya inflasi khususnya inflasi inti dan juga inflasi pangan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tercatat inflasi tahun 2023 mencapai 2,61 persen. Kemudian Inflasi inti 2023 terjaga rendah sebesar 1,80 persen (yoy) dan Inflasi volatile food sebesar 6,73 persen (yoy).

Dukungan KreditKetiga, yakni Bank Indonesia akan mencermati dukungan kredit di dalam pembiayaan ekonomi. Dengan demikian, kata Perry, Bank Indonesia masih akan sabar melihat perkembangan kriteria-kriteria yang disebutkan tersebut sebelum memutuskan akan memangkas suku bunga acuan atau tidak kedepannya.

"Kami tetap sabar dan tetap akan masih sabar melihat kondisi dalam negeri dan global, tentu saja ketidaksabaran itu akan tergantung dari bagaimana semakin meredanya kondisi global dan memastikan inflasi terkendali," pungkas Gubernur Bank Indonesia tersebut.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya