Produksi Perusahaan Pembuat Chip Terbesar Dunia Bisa Anjlok Akibat Perubahan Iklim, Ini Ceritanya

Perusahaan semikonduktor seperti Taiwan Semiconductor Manufacturing Company menghadapi risiko kekurangan air seiring dengan kemajuan teknologi pemrosesan, demikian ungkap S&P Global Ratings dalam sebuah laporan.

oleh Muhammad Jibril Razky Kamal diperbarui 02 Mar 2024, 08:00 WIB
Diterbitkan 02 Mar 2024, 08:00 WIB
Ilustrasi chipset, prosesor.
Ilustrasi chipset, prosesor.

Liputan6.com, Jakarta - S&P Global Ratings dalam sebuah laporan mengungkapkan bahwa perusahaan semikonduktor seperti Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC) menghadapi risiko kekurangan air seiring dengan kemajuan teknologi pemrosesan.

Chip yang dibuat oleh perusahaan semikonduktor seperti Taiwan Semiconductor Manufacturing Company bisa ditemukan di perangkat konsumen sehari-hari mulai dari ponsel pintar hingga TV.

TSMC adalah perusahaan pembuat chip dengan kontrak terbesar di dunia dan memproduksi prosesor tercanggih untuk perusahaan-perusahaan seperti Nvidia dan Apple.

Industri pembuatan chip adalah industri yang haus air, karena pabrik-pabrik mengkonsumsi air dalam jumlah besar setiap hari untuk mendinginkan mesin dan memastikan lembaran wafer bebas dari debu atau kotoran.

"Ada hubungan langsung antara penggunaan air dan kecanggihan chip, karena pabrik menggunakan air ultra murni - air tawar yang diproses dengan kemurnian yang sangat tinggi - untuk membilas wafer di antara setiap proses. Semakin canggih semikonduktor, semakin banyak tahapan proses, semakin banyak air yang dikonsumsi," kata analis kredit S&P Global Ratings, Hins Li, dikutip dari CNBC, Sabtu (1/3/2024).

Konsumsi air per unit TSMC tumbuh lebih dari 35% setelah TSMC maju ke node proses 16 nanometer pada tahun 2015, data dari S&P mengungkapkan.

"Kami percaya ini terutama disebabkan oleh migrasi ke node tingkat lanjut, yang membutuhkan lebih banyak proses fabrikasi," kata S&P. "Mengingat dominasi TSMC dalam pembuatan chip tingkat lanjut, potensi gangguan terkait air pada operasi dapat mengganggu rantai pasokan teknologi global."

Namun, firma pemeringkat kredit tersebut mencatat bahwa dominasi TSMC memungkinkan raksasa chip tersebut untuk "mengendalikan permintaan akhir dan mengkompensasi penjualan unit yang lebih rendah dengan kenaikan harga."

"Jika TCMC dapat mempertahankan kepemimpinan teknologinya, dampak terhadap profil bisnis dan profitabilitas perusahaan dari setiap volatilitas hasil produksi kemungkinan dapat dikelola," kata S&P.

 

Konsumsi Air Sebanyak Hong Kong

Ilustrasi prosesor, chip, chipset Intel
Ilustrasi prosesor, chip, chipset Intel. Kredit: Bruno/Germany via Pixabay

Raksasa chip asal Taiwan ini membuat sekitar 90% chip canggih di dunia yang digunakan untuk aplikasi AI dan komputasi kuantum.

TSMC juga dapat berfokus untuk memproduksi chip yang lebih canggih daripada chip biasa  ketika pasokan air terbatas, yang menurut S&P dapat meningkatkan pendapatan.

Laporan tersebut mencatat bahwa konsumsi air di industri semikonduktor berada di jalur yang tepat untuk meningkat sebesar satu hingga dua digit persen setiap tahunnya, didorong oleh ekspansi kapasitas dan tuntutan kemajuan teknologi proses.

S&P mengatakan para pembuat chip di dunia telah mengkonsumsi air sebanyak Hong Kong, sebuah kota dengan populasi 7,5 juta jiwa.

"Stok air akan menjadi faktor yang semakin penting bagi profil kredit perusahaan semikonduktor. Kesalahan penanganan sumber daya air dapat mengganggu operasi perusahaan, merugikan kinerja keuangan, dan berpotensi merusak hubungan dengan pelanggan," kata Li.

"Sementara itu, perubahan iklim meningkatkan tingkat cuaca ekstrem, frekuensi kekeringan, dan ketidakstabilan curah hujan, sehingga membatasi kemampuan pembuat chip untuk mengelola stabilitas produksi." 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya