Kejar Target Swasembada, Kementan Sulap Lahan Rawa Jadi Ladang Produksi Beras dan Jagung

Salah satu program untuk mencapai swasembada pangan dapat dilakukan melalui optimalisasi lahan rawa dalam peningkatan produksi pangan.

oleh Septian Deny diperbarui 08 Mar 2024, 20:40 WIB
Diterbitkan 08 Mar 2024, 20:40 WIB
Memanfaatkan Lahan Pertanian dengan Berinovasi di Masa Pandemi
Petani menyiapkan lahan persawahan sebelum ditanami bibit padi di Tangerang Selatan, Jumat (15/10/2020). Lahan pertanian yang terbatas bisa dimanfaatkan dengan menanam tanaman pangan yang berusia pendek dan memiliki nilai ekonomis. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta - Saat ini, Kementerian Pertanian RI melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) kembali memanfaatkan dan mengembangkan lahan rawa sebagai alternatif peningkatan produksi padi.

Program yang dicanangkan oleh Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman tersebut merupakan salah satu upaya untuk mendukung swasembada pangan di Indonesia.

"Salah satu program untuk mencapai swasembada pangan dapat dilakukan melalui optimalisasi lahan rawa dalam peningkatan produksi pangan," katanya dikutip Jumat (8/3/2024).

Tentunya, kata Mentan, program ini perlu melibatkan dukungan berbagai pihak mulai dari pemerintah daerah, penyuluh dan petani muda.

Hal senada dikemukakan Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi bahwa Kementan melalui peran  BPPSDMP, terus mengupayakan berbagai usaha demi menyukseskan optimalisasi lahan rawa.

"Selain itu, krisis pangan menyebabkan hukum ekonomi berlaku, di mana permintaan pangan tinggi sedangkan suplai terbatas," katanya.

Demi menyukseskan hal di atas, Dedi Nursyamsi, melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Kalimantan Selatan, untuk melakukan koordinasi dalam 'Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi dan Jagung di Kalsel'.

Bertempat di SMK-PP Negeri Banjarbaru, kegiatan diawali pertemuan dengan perwakilan dari beberapa Unit Pelaksana Teknis (UPT) di Kalsel, di antaranya BBPP Binuang, BSIP Kalsel, BSIP Lahan Rawa Kalsel, dan SMKPP Negeri Banjarbaru.

Krisis Pangan

Kepala BPPSDMP Kementan mengajak pemangku kepentingan dan pelaku di sektor pertanian untuk mengatasi krisis pangan global melalui optimalisasi lahan pertanian yaitu pemanfaatan lahan rawa.

Dedi Nursyamsi menyerukan untuk bahu membahu mengatasi krisis pangan yang terjadi dewasa ini, karena adanya konflik dan El Nino yang terjadi sejak Februari 2023.

“Gara-gara El Nino, stok beras turun signifikan, padahal di tahun-tahun sebelumnya, kita bisa menghasilkan 32,5 juta ton," katanya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Produksi Beras

Kementan Targetkan 8,2 Juta Hektare Sawah untuk 20 Juta Ton Beras
Petani menanam padi di persawahan di kawasan Tangerang, Kamis (3/12/2020). Kementerian Pertanian menargetkan pada musim tanam pertama 2020-2021 penanaman padi mencapai seluas 8,2 juta hektare menghasilkan 20 juta ton beras. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Tahun ini, ujar Dedi Nursyamsi, maksimal produksi hanya 30 juta ton beras, sementara jumlah konsumsi terus meningkat, hampir empat juta orang setiap tahun," ungkap Dedi Nursyamsi.

“Krisis pangan global dipicu konflik dan Perang Rusia versus Ukrania. Dampaknya luar biasa, menyebabkan pasokan pangan di dunia turun. Sementara jumlah konsumsi terus bertambah," katanya lagi.

Kementan kembali memanfaatkan dan mengembangkan lahan rawa sebagai alternatif peningkatan produksi padi. Upaya khusus dalam meningkatkan produksi padi dan jagung sesuai arahan Mentan Amran Sulaiman untuk mengantisipasi darurat pangan. 

Salah satu strategi yang diungkap adalah peningkatan luas tanam pada lahan baku sawah yang sudah ada, yang diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap produksi padi dan jagung di wilayah tersebut.

 

 


Pompanisasi

Kementan Targetkan 8,2 Juta Hektare Sawah untuk 20 Juta Ton Beras
Petani menanam padi di persawahan di kawasan Tangerang, Kamis (3/12/2020). Kementerian Pertanian menargetkan pada musim tanam pertama 2020-2021 penanaman padi mencapai seluas 8,2 juta hektare menghasilkan 20 juta ton beras. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain itu, gerakan Pompanisasi juga menjadi fokus utama dalam strategi peningkatan produksi, yang mencakup penggunaan pompa air untuk mengoptimalkan irigasi dan pengairan lahan pertanian, sehingga meningkatkan hasil panen dan produktivitas.

"Optimalisasi lahan juga diperhatikan, di mana upaya akan dilakukan untuk memanfaatkan lahan secara maksimal, termasuk tumpang sari lahan perkebunan," kata Dedi Nursyamsi.

Caranya? Dengan memanfaatkan lahan yang ada secara lebih efisien, diharapkan dapat meningkatkan produksi padi dan jagung tanpa perlu membuka lahan baru. 

Infografis Optimisme KTT G20 di Tengah Krisis Pangan, Energi, Keuangan
Infografis Optimisme KTT G20 di Tengah Krisis Pangan, Energi, Keuangan (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya