Garuda Indonesia Target Gabung InJourney Oktober 2024

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menargetkan, maskapai pelat merah asuhannya bakal bergabung dengan PT Aviasi Pariwisata Indonesia (InJourney) pada Oktober 2024.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 01 Apr 2024, 21:30 WIB
Diterbitkan 01 Apr 2024, 21:30 WIB
Garuda Indonesia
Ilustrasi maskapai penerbangan Garuda Indonesia saat berhenti di apron Bandara Adi Soemarmo.(Liputan6.com/Fajar Abrori)

Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menargetkan, maskapai pelat merah asuhannya bakal bergabung dengan PT Aviasi Pariwisata Indonesia (InJourney) pada Oktober 2024.

Kendati demikian, Irfan mengatakan proses penggabungan Garuda Indonesia ke InJourney memerlukan waktu tidak sebentar, lantaran ada beberapa syarat yang harus dipenuhi.

"Targetnya tahun ini lebih pastinya Oktober. Tapi proses penggabungan ini masih butuh waktu memang. Diharapkan bisa selesai secepatnya, tapi banyak persyaratan yang mesti kita dipenuhi bisa lakukan itu," ujarnya di Jakarta, Senin (1/4/2024).

Irfan meyakini Garuda Indonesia akan menerima sejumlah benefit jika bergabung dengan InJourney. Khususnya dalam melakukan efisiensi kinerja perseroan.

"Dan impact financial mustinya lebih baik dengan ini artinya lebih efisien kerja perusahaan berbasis aviasi yg dimiliki oleh pemerintah," ungkap dia.

Rencana Kementerian BUMN

Sebelumnya, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk atau Garuda Indonesia Group bakal bergabung dengan InJourney.

Rencana tersebut diputuskan pada kuartal I 2024. Sebelum Garuda Indonesia Group bisa masuk ke dalam InJourney, pihaknya akan menyehatkan kinerja keuangannya terlebih dahulu.

"Jadi kalau Garuda mungkin tahun depan (2024) akan kita masukkan sebagian saham-nya ke InJourney, tapi pelita akan kita kaji apakah mau ke Garuda Indonesia atau mau ke InJourney langsung itu sedang kita kaji, tapi mungkin kuartal I akan kita kerjain nanti,” kata dia pada tahun lalu.

Di samping itu, Tiko, begitu panggilan akrabnya, belum bisa memastikan apakah maskapai milik Pertamina, Pelita Air akan merger dengan anak usaha Garuda Indonesia, Citilink Indonesia. Akan tetapi, kemungkinan Pelita Air akan langsung bergabung ke InJourney.

 


Penyelesaikan Keuangan

Frekuensi Penerbangan Garuda Indonesia Berangsur Pulih
Pesawat Garuda saat di landasan Terminal 3 Bandara Soekarno - Hatta, Tangerang (8/4/2022). Maskapai penerbangan Garuda Indonesia mencatatkan pertumbuhan frekuensi penerbangan yang semakin positif hingga 30% pada akhir Maret 2022 dibandingkan dengan periode awal Maret 2022. (Liputan6.com)

Untuk diketahui, Garuda Indonesia berhasil menyelesaikan pelunasan sebagian atas porsi reg-s surat utang sejumlah USD 536.452.843,87 (dari keseluruhan surat utang sejumlah USD 624.211.705) dengan bunga 6,5 persen yang jatuh tempo pada 2031. Selain itu, sukuk yang diterbitkan oleh Garuda Indonesia Global Sukuk Limited sejumlah USD 78.019.580,00 dengan jumlah distribusi periodik sebesar 6,5 persen yang jatuh tempo pada 2031.

Perusahaan juga melunasi sebagian jumlah pokok Surat Utang porsi Reg-S dan Sukuk sebesar USD 113.800.166,49 melalui skema penawaran tender atau tender offer dengan total nilai pelaksanaan sebesar USD 49.999.999,74 secara bertahap pada 21 Desember 2023 (untuk surat utang) dan 29 Desember 2023 (untuk Sukuk).

Pelunasan sebagian ini dilakukan kepada pemegang surat utang dan sukuk yang mayoritas merupakan para kreditur Garuda Indonesia dalam proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). Pelunasan tersebut dirampungkan dengan menggunakan sumber dana dari kas internal perusahaan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya