Liputan6.com, Jakarta Direktur maskapai Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra menceritakan pengalamannya bisa satu pesawat sekaligus yang bertanggung jawab atas keselamatan perjalanan Paus Fransiskus dari Indonesia menuju Papua Nugini.
Irfan menceritakan, sebenarnya dari awal tahun saat mengetahui secara resmi kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia, Garuda Indonesia mengajukan diri untuk menjadi airlines yang bisa mengangkut seluruh rombongan Paus Fransiskus dari Italia menuju Indonesia, ataupun selama perjalanannya di empat negara di Asia Tenggara.
Baca Juga
“Tapi nampaknya beliau sangat bijak ya, jadi diputuskan penerbangan yang dipakai adalah dari negara asal. Misalnya dari Italia ke Jakarta memakai Ita Airlines, Indonesia ke Papua Nugini pakai Garuda Indonesia, Papua Nugini ke Timor Leste pakai Ainugini, lalu ke Singapura pakai pesawatnya Timor Leste, dan Singapura ke Itali kembalinya memakai Singapure Airlines,”tuturnya.
Advertisement
Lalu, pada saat perjalannya menuju Papua Nugini, hanya Irfan Setiaputra yang disetujui oleh Vatikan untuk ikut dalam rombongan. Hal ini pun untuk memastikan, perjalanan Paus Fransiskus selamat sampai negara tujuan.
“Bagaimana memastikan keselamatan Paus Frasiskus di pesawat Garuda itu bisa terjamin, jadi saya mengatakan, saya sebagai Dirut juga akan ikut terbang, ya sudah kalau begitu selesai persoalannya. Karena kan tidak mungkin orang Garuda mencelakakan dirutnya,” katanya.
Selama perjalanan, Irfan menceritakan bila selama penerbangan dia berperan langsung sebagai chief demission atau orang yang bertanggungjawab selama penerbangan. Lalu, bila ada masalah, chief demission yang memutuskan.
“Jadi saat itu, kita memberi kesempatan kepada delegasi utama untuk duduk di kelas bisnis, dan saya sebagai Dirut di kelas ekonomi. Kebetulan banyak yang kosong, jadi aman-aman saja. Paus pun nyaman selama perjalanan, awak kabin pun menjalankan tugasnya, saya memastikan semua proses itu berjalan lancar,”ujarnya.
Mendapat Cenderamata Logam dari Vatikan
Irfan pun menuturkan, dia mendapatkan cenderamata dari Paus Fransiskus. Bentuknya logam yang dia bawa langsung dari Vatikan.
“Bentuknya koin logam dari Vatikan, saya terima dan disimpan,”
Dia pun mengaku, Paus Fransiskus memiliki kesan yang sangat ramah dan sejuk. Di pesawat tersebut, lanjutnya, mungkin hanya dirinya yang beragama Islam, namun Paus tidak membedakan hal tersebut, malah terus berpesan untuk memelihara keindahan toleransi di atas perbedaan.
“Buat dia enggak ada masalah. We all own our God, jadi kita saling mendoakan,”ujarnya.
Advertisement
Paus Fransiskus Tiba di Singapura, Negara Tujuan Terakhir sebelum Kembali ke Vatikan
Untuk diketahui, Pemimpin Gereja Katolik Sedunia sekaligus Kepala Negara Vatikan Paus Fransiskus telah mendarat di Singapura pada Rabu (11/9/2024) sore. Ini merupakan negara keempat dan terakhir yang menjadi tujuannya dalam perjalanan apostolik ke Asia Pasifik.
Dilansir CNA, Rabu (11/9), esawat yang membawa delegasi Vatikan mendarat di landasan Bandara Changi sekitar pukul 14.50, tiba dari ibu kota Timor-Leste, Dili.
Paus Fransiskus disambut oleh Menteri Kebudayaan, Komunitas, dan Pemuda Edwin Tong dan Duta Besar non residen Singapura untuk Vatikan Janet Ang.
Setibanya di Singapura, Paus Vatikan ke-266 itu kemudian menuju Jurassic Mile di sepanjang Airport Boulevard, tempat ia bertemu dengan sekitar seribu relawan yang berperan dalam mengorganisasi kunjungannya.
Kerumunan yang menantinya terus meneriakkan "Viva, Viva, Papa Francesco" saat Paus Fransiskus melintas.