Liputan6.com, Jakarta - Harga emas yang dijual oleh PT Pegadaian (Persero) atau harga emas pegadaian menguat pada perdagangan Rabu (10/4/2024). Harga emas di Pegadaian melesat baik untuk emas Antam dan harga emas UBS.
Dikutip dari laman resmi Pegadaian, harga emas hari ini di Pegadaian untuk jenis Antam dengan ukuran 1 gram dibanderol Rp 1.339.000 per gram, naik Rp 17.000 dibandingkan perdagangan kemarin di harga Rp 1.322.000.
Advertisement
Baca Juga
Sementara untuk harga emas jenis UBS, dengan ukuran 1 gram juga melesat Rp 20 ribu ke level 1.318.000 dari sebelumnya Rp 1.298.000.
Advertisement
Bagi yang minat membeli emas di Pegadaian harus tahu jika harga logam mulia selalu berubah-berubah mengikuti pasar. Masyarakat bisa memantau langsung rincian harga emas 24 karat di Pegadaian melalui website resminya.
Berikut daftar harga emas Pegadaian hari ini:
Harga Emas Antam
- Harga emas hari ini Antam 0,5 gram: Rp 721.000
- Harga emas hari ini Antam 1 gram : Rp 1.339.000
- Harga emas hari ini Antam 2 gram : Rp 2.616.000
- Harga emas hari ini Antam 3 gram : Rp 3.899.000
- Harga emas hari ini Antam 5 gram : Rp 6.463.000
- Harga emas hari ini Antam 10 gram : Rp 12.869.000
- Harga emas hari ini Antam 25 gram : Rp 32.044.000
- Harga emas hari ini Antam 50 gram : Rp 64.007.000
- Harga emas hari ini Antam 100 gram : Rp 127.933.000
- Harga emas hari ini Antam 250 gram : Rp 319.560.000
- Harga emas hari ini Antam 500 gram : Rp 638.903.000
- Harga emas Antam hari ini 1.000 gram: Rp 1.277.765.000
Harga Emas UBS
- Harga emas terbaru UBS 0,5 gram: Rp 704.000
- Harga emas terbaru UBS 1 gram: Rp 1.318.000
- Harga emas terbaru UBS 2 gram: Rp 2.614.000
- Harga emas terbaru UBS 5 gram: Rp 6.460.000
- Harga emas terbaru UBS 10 gram: Rp 12.851.000
- Harga emas terbaru UBS 25 gram: Rp 32.062.000
- Harga emas terbaru UBS 50 gram: Rp 63.991.000
- Harga emas terbaru UBS 100 gram: Rp 127.932.000
- Harga emas terbaru UBS 250 gram: Rp 319.734.000
- Harga emas terbaru UBS 500 gram: Rp 638.714.000.
Harga Emas Dunia Kembali Sentuh Rekor
Sebelumnya diberitakan, harga emas dunia memperpanjang rekor kenaikan pada perdagangan Selasa, 9 April 2024 yang didorong momentum pembelian dan risiko geopolitik. Di sisi lain, investor juga fokus ke risalah pertemuan kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) dan data inflasi AS untuk mengetahui jadwal penurunan suku bunga.
Mengutip CNBC, Rabu (10/4/2024), harga emas di pasar spot naik 0,1 persen menjadi USD 2.341,85 oer ounce usai sentuh rekor tertinggi USD 2.365,09. Harga emas berjangka AS menguat 0,4 persen menjadi USD 2.360,70.
“Momentum aksi beli secara teknikal akan berlanjut di pasar emas kecuali data consumer price index (CPI) keluar lebih baik dari perkiraan. Laporan inflasi yang lebih dingin dapat membawa harga emas ke USD 2.400,” ujar Chief Market Strategist Blue Line Futures, di Chicago.
Adapun bank sentral akan merilis risalah pertemuan kebijakan moneter dan data CPI diumumkan pada Rabu pekan ini. Emas dipertimbangkan menjadi lindung nilai untuk melawan inflasi dan antisipasi ketidakpastian geopolitik. Akan tetapi, suku bunga yang tinggi cenderung mengurangi daya tarik untuk memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil.
“Fundamental yang mendasari reli ini termasuk meningkatnya risiko geopolitik, pembelian bank sentral yang stabil, dan permintaan yang kuat terhadap perhiasan, batangan, dan koin,” demikian disebutkan dalam catatan World Gold Council.
Advertisement
Harga Perak
Worl Gold Council juga menyebutkan, prospek suku bunga yang rendah, sarannya exchange trade fund atau ETF (dana yang diperdagangkan di bursa emas) telah gagal reli dan alokasinya ke aset itu berkurang.
“Meskipun pandangan bullish jangka panjang terhadap emas, mengingat kondisi saat ini, saya mengantisipasi pembalikan bearish, bahkan mungkin hanya kecil,” ujar Analis City Index, Fawad Razaqzada.
Di sisi lain, harga perak di pasar spot turun 0,3 persen menjadi USD 27,76 per ounce setelah mencapai level tertinggi sejak Juni 2021 pada awal sesi perdagangan. Harga platinum menguat 1,2 persen menjadi USD 970,05 dan palladium bertambah 2,3 persen menjadi USD 1.066,81.
“Mengingat kurangnya produksi, kami sangat khawatir terhadap palladium yang kemungkinan akan terus berkinerja lebih buruk dibandingkan platinum yang permintaannya kurang terekspos pada industri otomotif,” tulis analis BofA.
Prediksi Harga Emas Pekan Ini
Sebelumnya diberitakan, analis prediksi harga emas bakal melonjak pada pekan ini di tengah sentimen sepi data ekonomi. Namun, pergerakan harga emas masih dibayangi kondisi geopolitik global, sentimen tersebut yang mengkhawatirkan investor.
Berdasarkan survei Kitco, analis jauh lebih optimisis terhadap pergerakan harga emas ketimbang investor ritel. Investor ritel perkirakan, harga emas sideways pekan ini.
Dari 12 analis, sekitar sembilan analis atau 75 persen prediksi harga emas akan menguat. Sedangkan satu analis atau yang mewakili 8 persen perkirakan penurunan harga emas. Sedangkan dua ahli lainnya menuturkan, hambatan terhadap harga emas sudah terlalu dekat.Demikian berdasarkan survei Kitco, yang dikutip dari laman Kitco, Senin (8/4/2024).
Sementara itu, dari 240 suara yang diberikan dalam jajak pendapat online Kitco, 75 persen investor mengantisipasi perdagangan yang sideways. Sedangkan 159 persen pelaku pasar ritel yang mewakiliki 65 persen prediksi harga emas dunia naik pekan ini. Selain itu, 41 responden atau 17 persen prediksi harga emas melemah. Sedangkan 17 persen menuturkan, investor netral terhadap prospek harga emas dalam jangka pendek.
Senior Market Analyst Barchart.com, Darin Newsom mengatakan, ia juga ikuti arus. Saat ini keputusan yang sulit lagi pekan ini. Saat ini, ia tetap berpegang pada hukum pertama Newton tentang gerak yang diterapkan pada pasar.
“Untuk saat ini, uang tampaknya mengalir ke emas, apapun alasannya,” ujar dia.
Ia menilai, saat ini harga emas secara teknikal tidak berarti apa-apa dan bank sentral di seluruh dunia masih terus membeli emas. “Bisakah saya membuat argument teknis kalau pasar dapat turun pekan ini? Ya, tapi emas saat ini berada dalam fase di mana grafik tidak berarti apa-apa. Semuanya bersifat fundamental, dan untuk saat ini, bank sentral di seluruh dunia terus membeli,” ujar dia.
Advertisement