Diresmikan Jokowi, Simak Sederet Manfaat Bendungan Ameroro di Konawe

Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, meresmikan Bendungan Ameroro yang dikerjakan oleh PT Hutama Karya (Persero) dalam kerjasama operasi dengan PT Adhi Karya (Persero) Tbk.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 15 Mei 2024, 16:30 WIB
Diterbitkan 15 Mei 2024, 16:30 WIB
Jokowi.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Bendungan Ameroro, Konawe, Sulawesi Tenggara, Selasa (14/5/2024). (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, meresmikan Bendungan Ameroro yang dikerjakan oleh PT Hutama Karya (Persero) dalam kerjasama operasi dengan PT Adhi Karya (Persero) Tbk.

Proyek ini, yang merupakan bagian dari paket II, berlokasi di Desa Tamesandi, Kecamatan Uepai, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Acara peresmian berlangsung pada hari Selasa (14/5).

Peresmian ini ditandai secara simbolis dengan menyentuh totem sensor dan penandatanganan prasasti oleh Presiden Jokowi, yang didampingi oleh beberapa menteri dan pejabat tinggi, termasuk Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, dan Pj. Gubernur Sulawesi Tenggara Andap Budhi Revianto.

Hadir juga dalam acara tersebut Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto, Direktur Operasi I Hutama Karya Agung Fajarwanto, dan Direktur Utama Adhi Karya Entus Asnawi Mukhson.

Dalam sambutannya, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa Bendungan Ameroro merupakan bendungan ke-40 yang telah dibangun oleh Pemerintah dalam sepuluh tahun terakhir. Bendungan ini memiliki kapasitas tampung 88 juta meter kubik, luas genangan 398 hektar, dan dapat membantu mengurangi risiko banjir di wilayah Konawe dan sekitarnya.

"Kita tahu bahwa beberapa negara saat ini mulai mengalami krisis air, sangat sulit mendapatkan air. Ke depan, air akan menjadi sangat penting bagi kehidupan kita, sehingga harus benar-benar kita manfaatkan," ujar Presiden Jokowi ditulis, Rabu (15/5/2024).

Prasasti

Sehari sebelum peresmian, pada Senin (13/5), Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menandatangani prasasti sebagai tanda selesai dibangunnya Bendungan Ameroro. Tindakan ini sebagai bentuk pertanggungjawaban Kementerian PUPR, kontraktor, dan konsultan terhadap publik.

"Sehingga jika ada masalah, kita bisa mengetahui siapa yang bertanggung jawab dan kapan infrastruktur ini dibangun," jelas Basuki.

Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim, menjelaskan bahwa pembangunan Bendungan Ameroro, yang mencakup area seluas 578,78 hektar, dimulai sejak April 2021 dan selesai lebih awal pada Oktober 2023, lebih cepat dari rencana kontrak yang berakhir November 2023.

"Hutama Karya menunjukkan komitmen dalam menyelesaikan Bendungan Ameroro, yang merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN), dengan tepat waktu, kualitas yang baik, dan tanpa kecelakaan kerja," kata Adjib.

 

Pakai Teknologi Green Construction

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Bendungan Ameroro dan penataan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Wakatobi, Sulawesi Tenggara. (Foto: Kementerian PUPR)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Bendungan Ameroro dan penataan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Wakatobi, Sulawesi Tenggara. (Foto: Kementerian PUPR)

Lebih lanjut, Adjib menjelaskan bahwa dalam mempercepat pembangunan, Hutama Karya menerapkan Green Construction untuk mengurangi dampak lingkungan, meningkatkan efisiensi, dan mewujudkan pembangunan berkelanjutan.

Proyek ini juga didukung oleh teknologi Building Information Modelling (BIM) yang mengintegrasikan perencanaan hingga pelaksanaan proyek agar berjalan efektif.

"Bendungan ini, yang merupakan bendungan kedua di provinsi Sulawesi Tenggara, akan memberikan banyak manfaat bagi masyarakat sekitar. Di antaranya, akan menambah layanan daerah irigasi dari 1.903 hektar menjadi 3.363 hektar, menyediakan air baku sebesar 511 liter per detik, memiliki potensi sebagai pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTM) sebesar 1,3 megawatt, dan berpotensi menjadi objek wisata bagi masyarakat sekitar," tutup Adjib Al Hakim.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya