Liputan6.com, Jakarta - Bendungan Jatigede garapan PT Waskita Karya (Persero) Tbk bernilai Rp4,4 triliun terbukti dapat meningkatkan produktivitas pertanian.
Waskita pun terus mengoptimalkan pengelolaan bendungan Jatigede guna mewujudkan misi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto. Khususnya dalam mendukung ketahanan air, pangan, dan energi.
Advertisement
Baca Juga
Corporate Secretary Waskita Karya Ermy Puspa Yunita menuturkan, bendungan Jatigede memiliki dampak besar terhadap sektor pertanian di wilayah sekitar.
Advertisement
Berdasarkan data Dinas Provinsi Jawa Barat pada 2023, produksi padi di beberapa kabupaten mengalami peningkatan yang signifikan setelah pembangunan bendungan ini.
Di Kabupaten Majalengka, produksi padi meningkat dari 3,6 ribu ton menjadi 11,6 ribu ton. Sementara itu, di Kabupaten Cirebon, produksi padi naik dari 121 ribu ton menjadi 266 ribu ton, dan di Kabupaten Indramayu dari 450 ribu ton menjadi 1,2 juta ton.
"Sebagai BUMN Konstruksi, Perseroan telah berkomitmen untuk mendukung seluruh program pemerintah melalui pembangunan infrastruktur. Salah satunya bendungan, yang berfungsi mengaliri lahan irigasi," kata Ermy di Jakarta, Jumat (24/1/2025).
Manfaat Bendungan Jatigede
Bendungan Jatigede tidak hanya berfungsi sebagai penampung air, tetapi juga menyuplai air untuk Daerah Irigasi (DI) Rentang yang dibangun oleh Waskita Karya.
Dalam rentang ini bendungan tersebut mampu mengairi lahan seluas 87.840 hektar yang mencakup area pertanian di Kabupaten Majalengka, Cirebon, dan Indramayu. Dengan adanya pasokan air yang cukup, lahan pertanian di kawasan ini dapat memproduksi hasil yang lebih optimal.
Tidak hanya berfungsi sebagai penyuplai irigasi, proyek itu juga berpotensi menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), guna mendukung ketahanan energi. Bendungan Jatigede mempunyai potensi energi kinetik yang dimanfaatkan oleh PLTA Jatigede berdaya 2x55 Megawatt (Mw).
"Bendungan Jatigede bahkan berpotensi menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung sebesar 100 Mw yang terkoneksi ke Gardu Induk Jatigede yang rencananya akan dibangun," ujarnya.
Kurangi Risiko Bencana Alam
Ia menambahkan, Bendungan Jatigede juga berperan dalam mengurangi risiko bencana alam, khususnya banjir. Dengan kapasitas pengendalian banjir yang tinggi, bendungan ini diperkirakan dapat mengurangi potensi banjir hingga 81,4 persen, yang dapat melindungi masyarakat dan infrastruktur di sekitar daerah aliran sungai.
PLTA Bendungan Jatigede Diresmikan Presiden Prabowo
Menandai 100 Hari Kerja Presiden dan Kementerian BUMN, pada Senin lalu Prabowo bersama Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo, serta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia baru saja meresmikan PLTA di Bendungan Jatigede.
Proyek ini dipilih sebagai lokasi utama, karena berpotensi besar dalam mendukung penyediaan energi hijau. "PLTA di Jatigede ini mampu menghasilkan energi yang ramah lingkungan dengan kapasitas hingga ratusan Megawatt,” ujar Prabowo.
Presiden menegaskan, pentingnya investasi pada sektor energi guna mendukung pertumbuhan ekonomi, keberlanjutan, dan kesejahteraan masyarakat.
Waskita Karya telah membangun 24 bendungan yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. Sebanyak 15 di antaranya sudah selesai, sementara sembilan proyek lainnya seperti Bendungan Jragung, Rukoh, Mbay, dan Bener masih dalam tahap pengerjaan. Sementara sepanjang 2024 terdapat empat bendungan yang diresmikan. Proyek tersebut mencakup Karian, Leuwikeris, Margatiga, dan Temef.
Advertisement
2 Bendungan Garapan Waskita Karya Rampung, Siap Diresmikan Prabowo
Sebelumnya, PT Waskita Karya (Persero) Tbk mengungkapkan, ada dua proyek bendungan yang sudah selesai dan siap diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto. Pertama Bendungan Rukoh di Aceh dan kedua Bendungan Jlantah di Jawa Tengah.
Corporate Secretary Waskita Karya Ermy Puspa Yunita, mengatakan kedua bendungan ini dipastikan dapat mendorong sasaran swasembada pangan, karena mampu meningkatkan produktivitas pertanian.
Bendungan Rukoh misalnya, akan mengairi lahan irigasi seluas 11.950 hektar (ha) dengan pola tanam padi-padi-palawija dan intensitas tanam 300 persen.
Sementara Bendungan Jlantah, akan menyuplai air ke lahan persawahan seluas 1.494 ha di Kecamatan Jatiyoso dan Jumapolo. Keberadaan bendungan di Kabupaten Karanganyar ini juga bisa meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dari 172 persen menjadi 272 persen pada lahan seluas 806 ha. Lalu pada lahan seluas 688 ha pun, IP berpotensi mencapai 272 persen.
Ermy sebagai BUMN Konstruksi, Waskita Karya selalu mendukung program pemerintah melalui pembangunan infrastruktur. Maka melalui proyek bendungan, Waskita ikut mendorong ketahanan pangan dan hilirisasi yang tengah menjadi fokus pemerintah sekarang.
Ketahanan Air dan Energi
“Memasuki 100 Hari Kerja Kementerian BUMN yang dipimpin Pak Erick Thohir, Waskita terus mengerjakan berbagai proyek bendungan yang memiliki sejumlah manfaat sesuai Asta Cita Presiden. Terutama terkait pemantapan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau dan ekonomi biru,” ujar Ermy dalam keterangan resmi, Rabu (22/1/2025).
Ia menambahkan, Bendungan Rukoh dan Jlantah pun ikut mendukung ketahanan air dan energi karena, tidak hanya berfungsi menyediakan air baku tapi juga berpotensi menjadi pembangkit listrik.
Ermy menyebutkan, Rukoh mampu menyediakan air baku sebanyak 0,90 meter kubik per detik (m3/dt) dan berpotensi sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebesar 140 MegaWatt (MW).
“Sedangkan Bendungan Jlantah, dapat menyuplai air baku hingga 150 liter per detik. Kemudian berpotensi menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLMTH) sebesar 0,625 Megawatt,” kata dia.
Advertisement