CEO Wanita Pertama IHOP Bongkar Rahasia Sukses Berkarier, Apa Itu?

Saya rasa seiring bertambahnya usia dan kesuksesan Anda, Anda akan menyadari: 'Saya tidak perlu menjadi orang yang paling pintar di ruangan ini,'" ujar Julia Stewart

oleh Muhammad Jibril Razky Kamal diperbarui 11 Jun 2024, 21:00 WIB
Diterbitkan 11 Jun 2024, 21:00 WIB
Julia Stewart
CEO Julia Stewart (RestaurantNews.com)

Liputan6.com, Jakarta Julia Stewart menikmati karier bisnis yang panjang dan sukses. Julia mengatakan bahwa kedua orang tuanya, yang merupakan guru sekolah menengah, adalah alasan utama mengapa ia berhasil.

Stewart menjadi CEO wanita pertama di IHOP pada tahun 2002. Lima tahun kemudian, ia memimpin pengambilalihan Applebee's yang berisiko dan menggabungkan kedua merek tersebut menjadi satu perusahaan, yang disebut Dine Brands. Perusahaan tersebut kini memiliki lebih dari 3.500 lokasi dan nilai pasar di atas USD 600 juta (Rp9,6 triliun).

Ia mengundurkan diri sebagai CEO Dine Brands pada tahun 2017. Alih-alih pensiun, ia meluncurkan perusahaan kesehatan bernama Alurx tiga tahun kemudian karena membangun startup adalah tantangan yang belum pernah ia temui.

"Saya tumbuh sebagai anak tunggal dengan dua guru sekolah [yang] terus-menerus, secara konstan, mengukir dalam diri saya: 'Kamu harus belajar seumur hidupmu. Kamu tidak boleh berhenti bekerja. Anda tidak boleh berhenti membaca," kata Stewart sebagaimana yang dikutip dari CNBC, Selasa (28/5/2024). "Hal itu menjadi semacam mantra bagi saya dan gaya kepemimpinan saya."

Stewart menerima pelajaran tersebut sejak dini saat tumbuh besar di San Diego dan membawa sikap tersebut ke dalam pekerjaan sebagai pramusaji remaja, yang ironisnya adalah di IHOP.

Tujuannya adalah menabung untuk membeli mobil. Namun bagian favoritnya dari pekerjaan itu sebenarnya adalah mengumpulkan tip di akhir shift, karena manajernya akan berbagi pengamatan tentang bagaimana dia bekerja dan di mana dia bisa meningkatkan diri untuk memberikan layanan yang lebih baik dan mendapatkan lebih banyak uang.

"Saya senang mendapatkan umpan balik setiap hari. Selalu ada perasaan ingin menjadi lebih baik. Dan saya rasa hal itu terus melekat pada diri saya," kata Stewart.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


'Saya Tidak Harus Menjadi Orang Paling Pintar di Ruangan Ini'

Kerjasama Tim Kantor
Ilustrasi Staff Kantor Bekerja Bersama Berkolaborasi / by freepik

Stewart menghabiskan tahun 1980-an bekerja sebagai manajer pemasaran untuk merek-merek restoran seperti Carl's Jr. dan Burger King. Setelah naik jabatan menjadi wakil presiden, Stewart memutuskan bahwa ia tidak akan pernah menjadi CEO tanpa pengalaman dalam peran yang secara langsung mengarahkan keputusan bisnis.

Dia meninggalkan peran "pemasaran yang nyaman" untuk bergabung dengan program pelatihan eksekutif di Taco Bell yang mengharuskannya mengenakan seragam dan menghabiskan beberapa bulan bekerja di lantai restoran sebagai asisten manajer umum.

Stewart menerima pelajaran dari orang tuanya, yaitu semakin ia belajar tentang bagaimana sebuah cabang Taco Bell menghasilkan uang, semakin ia dapat menerapkan pelajaran tersebut dalam skala besar. Pemimpin yang baik perlu menyadari bahwa mereka mungkin tidak selalu memiliki jawaban, dan merasa cukup aman untuk meminta bantuan dari siapapun, termasuk staf junior di restoran cepat saji.

"Saya rasa seiring bertambahnya usia dan kesuksesan Anda, Anda akan menyadari: 'Saya tidak perlu menjadi orang yang paling pintar di ruangan ini,'" katanya. "Saya tidak pernah mendengar seseorang berkata, 'Tidak, saya tidak akan membantu.”

 

 


Mencari Tantangan Baru

Ilustrasi tekun, bekerja keras, lembur
Ilustrasi tekun, bekerja keras, lembur. (Image by ArthurHidden on Freepik)

Terus belajar adalah sifat umum di antara para pemimpin yang sukses.

Jeff Bezos, misalnya, menyusun daftar prinsip kepemimpinan untuk karyawan Amazon selama menjabat sebagai CEO. Daftar tersebut mencakup gagasan bahwa pemimpin yang baik harus selalu "mencari perspektif yang beragam dan bekerja untuk "mematahkan" pemahaman mereka."

Kemampuan Bezos untuk tetap "terbuka dan ingin tahu", bahkan setelah Amazon meraih kesuksesan besar, meninggalkan kesan bagi penerusnya sebagai CEO, Andy Jassy.

"Para pemimpin hebat terus mendengarkan masukan tambahan dari orang-orang di dalam perusahaan dan di luar perusahaan dan terus menyesuaikan pendapat dan ide-ide mereka," kata Jassy. 

"Anda tidak boleh hanya memiliki satu pendapat, dan bertahan dengan pendapat itu selamanya." tambahnya

Dalam kasus Stewart, ia menghabiskan waktu tiga tahun antara meninggalkan Dine Brands dan mendirikan Alurx untuk meneliti pilihan-pilihannya. Begitu dia memutuskan untuk melakukan sesuatu yang berhubungan dengan kesehatan, dia mewawancarai dokter, psikolog, dan staf medis lainnya untuk lebih memahami industri ini.

Kebiasaan yang sama terbukti berguna lagi sekarang, saat ia menjelajahi dunia kewirausahaan yang lebih sulit untuk pertama kalinya.

"Saya ingin melakukan sesuatu yang berbeda, yang akan menantang saya dengan cara yang berbeda," kata Stewart. "Dan itulah yang terjadi.”

 

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya