Biodiesel B40 Uji Coba ke Mesin Traktor, Hasilnya 6 Bulan Lagi

Lemigas berperan sebagai pelaksana uji Biodiesel B40 yang dikoordinatori oleh Direktorat Bioenergi Ditjen EBTKE Kementerian ESDM serta pendanaan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

oleh Arthur Gideon diperbarui 30 Mei 2024, 14:10 WIB
Diterbitkan 30 Mei 2024, 14:10 WIB
Program Taksi Alsintan
Alsintan. (Dok. Kementan)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melalui Lemigas Kementerian ESDM terus mendorong peningkatan penggunaam biodiesel. Terbaru, Lemigas melakukan uji penggunaan bahan bakar minyak solar, yang dicampur 40 persen bahan bakar nabati (BBN) atau biodiesel B40 untuk alat dan mesin pertanian (alsintan).

Kepala Lemigas Kementerian ESDM Mustafid Gunawan menjelaskan, saat ini proses uji penggunaan B40 masuk tahap proses uji cold startability. Tes ini  untuk menguji kemampuan nyala diesel penggerak traktor setelah didiamkan (soaking) pada temperatur rendah.

"Selama pengujian selama enam bulan yakni sejak 27 Mei sampai 27 November 2024, setiap hari bakal dilakukan monitoring terhadap temperatur lingkungan, kelembaban lingkungan, temperatur bahan bakar, dan temperatur oli," katanya dikutip dari Antara, Kamis (30/5/2024).

Menurut dia, Lemigas berperan sebagai pelaksana uji yang dikoordinatori oleh Direktorat Bioenergi Ditjen EBTKE Kementerian ESDM serta pendanaan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

Untuk lebih memastikan kinerja B40 pada alsintan, lanjut Mustafid, Lemigas bersama PT Yanmar Diesel Indonesia, PT Kubota Indonesia, dan PT Tri Ratna Diesel Indonesia, yang berkontribusi dalam mesin uji, serta PT Pertamina (Persero) dan Aprobi, yang berkontribusi dalam penyediaan bahan bakar, melakukan uji cold startability, sehingga masyarakat nantinya dapat merasakan performa yang maksimal dari B40.

Pengujian tersebut dilakukan menggunakan 10 unit mesin diesel penggerak traktor dari dua merek yang umum di pasaran.

 

Didiamkan 6 Bulan

Ilustrasi penggunaan Alsintan
Ilustrasi penggunaan Alsintan. (Dok. Kementan)

Mustafid juga menjelaskan dalam uji cold startability, seluruh mesin traktor yang akan diuji tangkinya dikosongkan terlebih dahulu, lalu diisikan bahan bakar B40.

Setelah tangki terisi bahan bakar B40, mesin lalu dinyalakan selama 30 menit dan kemudian dilakukan hot startability sebelum di-soaking.

"Tahapan selanjutnya dilakukan soaking. Pada tahap ini mesin traktor dikelompokkan dan didiamkan selama enam bulan. Dilakukan pengecekan temperatur bahan bakar dan oli secara berkala," sebutnya.

Setelah melalui tahap soaking, selanjutnya tahap starting dengan penyalaan mesin secara paralel dan waktu penyalaan diukur dengan stopwatch.

"Setiap pengujian cold startability dilaksanakan, akan disaksikan secara bersama-sama oleh semua stakeholder, agar keterbukaan dan keberterimaan hasil uji tetap terjaga untuk menumbuhkan keyakinan akan kredibilitas mutu pengujian," ujar Mustafid.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya