Mendag Bidik Perjanjian Ekonomi Indonesia-Uni Eropa Rampung Sebelum Ganti Presiden

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menargetkan perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU CEPA) menargetkan rampung tahun ini. Targetnya sebelum dia melepas posisi Menteri pada Oktober 2024.

oleh Arief Rahman Hakim diperbarui 31 Mei 2024, 18:15 WIB
Diterbitkan 31 Mei 2024, 18:15 WIB
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyerahkan sertifikasi halal kepada 223 UMKM di gedung Direktorat Standardisasi dan Pengendalian Mutu, Jakarta Timur, Selasa (28/5/2024). (Tira/Liputan6.com).
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyerahkan sertifikasi halal kepada 223 UMKM di gedung Direktorat Standardisasi dan Pengendalian Mutu, Jakarta Timur, Selasa (28/5/2024). (Tira/Liputan6.com).

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menargetkan perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU CEPA) menargetkan rampung tahun ini. Targetnya sebelum dia melepas posisi Menteri pada Oktober 2024.

Selesainya masa jabatan Mendag Zulkifli, sama halnya dengan pergantian kepemimpinan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke presiden terpilih Prabowo Subianto.

"Mudah-mudahan sebelum lengser bisa kita selesaikan, sebelum Oktober," ujar Zulkifli usai Peluncuran Trade Expo Indonesia ke-39, di Kantor Kemendag, Jakarta, Jumat (31/5/2024).

Dia menjelaskan, perundingan IEU CEPA terus berjalan. Bahkan, beberapa waktu lalu dibahas di Brussels, Belgia. Selanjutnya, pada awal Juni ini akan dibahas di Indonesia.

Mendag Zukifli menegaskan, guna mempercepat realisasi perjanjian ekonomi komorehensif itu, pembahasan dilakukan rutin setiap bulan.

"Sudah terus, kemarin terakhir di Brussel, ini nanti di sini, awal Juni di sini, di Indonesia, perundingan lanjutan. Awal Juni ini di sini. Terus ya, setiap bulan kita kan," kata dia.

Dia juga turut meminta anak buahnya, Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag, Djatmiko Bris Witjaksono untuk turut mengebut perundingannya.

"Saya minta kepada Pak Djatmiko, Dirjen PPI untuk kita selesaikan sebelum 20 Oktober (2024)," tegas Zukifli Hasan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Hambatan Perundingan

Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Edi Prio Pambudi dalam konferensi pers Update Kerjasama Ekonomi Internasional, di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (30/5/2024). (Tira/Liputan6.com)
Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Edi Prio Pambudi dalam konferensi pers Update Kerjasama Ekonomi Internasional, di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (30/5/2024). (Tira/Liputan6.com)

Sebelumnya diberitakan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mencatat sudah ada 11 isu yang telah disepakati dalam perjanjian Indonesia-European Union CEPA (IEU CEPA) pada pertemuan ke-18 pada 13-17 Mei 2024 di Belgia.

Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Edi Prio Pambudi, menjelaskan masih ada 10 isu runding yang belum disepakati dalam IEU CEPA dari total 21 isu runding. Targetnya akan diselesaikan pada pertemuan ke-19 pada 1-5 Juli 2024 mendatang di Indonesia.

"Masih ada juga yang mungkin sisa yang disepakati ada 10 isu dari 21 (isu), itu sekarang sudah 11 (isu runding) awalnya baru 7-8 kini sudah maju sampai 11 (isu runding), 10 belum disepakati harapan kita bisa diselesaikan di putaran ke-19," kata Edi dalam konferensi pers Update Kerjasama Ekonomi Internasional, di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (30/5/2024).

Menurutnya, masih tertundanya pembahasan isu-isu tersebut lantaran Uni Eropa memiliki penetapan tujuan yang unik. Pasalnya, disetiap pertemuan isu pembahasannya selalu berbeda-beda, sehingga hal itu menyulitkan Indonesia untuk menyelesaikan perundingan I-EU CEPA tersebut.

"Memang Uni Eropa ini sangat unik, uniknya adalah mereka punya goal setting yang selalu berubah ketika ada perundingan, ketika satu perundingan ketemu dia membahas terkait dengan sustainability, ketemu lagi membahas terkait deforestation, ketemu lagi bahas nikel, otomatis ini menjadi sulit bagi kita menyelesaikan," jelasnya.

 


Kejelasan

Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian Edi Prio Pambudi
Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian Edi Prio Pambudi

Oleh karena itu, Edi menegaskan kepada mereka jika ingin perjanjian dagang bilateral dengan Indonesia cepat selesai, maka mereka harus memiliki penetapan tujuan dari I-EU CEPA ini.

"Kita menegaskan kepada mereka kalau memang ingin diselesaikan mereka harus punya goals setting yang jelas. Sehingga akan memudahkan proses negosiasi, karena jika selalu berubah kalau orangnya berubah setting goalnya sama, ini orangnya sama setting goalnya beda, sehingga sulit bagi kita menyelesaikan perundingan," katanya.

Sebagai informasi, Perundingan IEU CEPA merupakan perjanjian dagang bilateral paling komprehensif yang dilakukan Indonesia dengan negara mitranya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya