Menyongsong Indonesia Emas 2045, Industri Pelabuhan Harus Apa?

Budi Karya Sumadi menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan asosiasi badan usaha pelabuhan untuk mewujudkan program-program strategis nasional Indonesia Emas 2045

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 09 Jun 2024, 22:20 WIB
Diterbitkan 09 Jun 2024, 22:10 WIB
FOTO: Ekspor Impor Indonesia Merosot Akibat Pandemi COVID-19
Aktivitas bongkar muat kontainer di dermaga ekspor impor Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/8/2020). Menurut BPS, pandemi COVID-19 mengkibatkan impor barang dan jasa kontraksi -16,96 persen merosot dari kuartal II/2019 yang terkontraksi -6,84 persen yoy. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

 

Liputan6.com, Jakarta Asosiasi Badan Usaha Pelabuhan Indonesia (ABUPI) sukses menyelenggarakan Seminar Nasional dan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IX di Hotel Aryaduta Menteng, Jakarta. Acara yang mengusung tema "Industri Jasa Kepelabuhanan Sebagai Jembatan Menuju Indonesia Emas 2045" ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

Dalam sambutannya, Budi Karya Sumadi menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan asosiasi untuk mewujudkan program-program strategis nasional.

"Pelabuhan merupakan cerminan dari kegiatan logistik yang efisien. Dengan pengelolaan yang baik dan standar yang tinggi, kita dapat mendukung tercapainya Indonesia Emas 2045," ujar Menhub, ditulis Minggu (9/6/2024).

Dia juga mengapresiasi ABUPI atas penyelenggaraan seminar ini, yang melibatkan berbagai asosiasi dan pemangku kepentingan.

Infrastruktur Pelabuhan Memadahi

Seminar Nasional ini menampilkan empat narasumber yang membahas berbagai aspek strategis dalam industri kepelabuhanan.

Dirjen Perhubungan Laut Antoni Arif Priadi menggarisbawahi pentingnya infrastruktur yang memadai, ketersediaan SDM, dan penerapan teknologi.

Sementara itu, Khoiri Sutomo dari KADIN Indonesia menambahkan pentingnya kolaborasi dan kerja sama, dan Darmansyah Tanamas dari INSA menekankan sinergi antara pelabuhan dan pelayaran. Akbar Djohan dari ALFI lebih fokus pada kolaborasi publik dan privat untuk menarik investasi dalam pembangunan infrastruktur pelabuhan.

 

Apa Rencana Badan Usaha Pelabuhan?

Neraca Perdagangan RI
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (29/10/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan neraca perdagangan Indonesia pada September 2021 mengalami surplus US$ 4,37 miliar karena ekspor lebih besar dari nilai impornya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Rakernas ABUPI IX menghasilkan beberapa keputusan penting, termasuk pembentukan kelompok kerja untuk mengkaji regulasi di bidang kepelabuhanan, afiliasi dengan organisasi kepelabuhanan internasional, dan pembentukan panitia khusus menjelang Munas ABUPI 2025.

Selain itu, tujuh Koordinator Wilayah baru dilantik, mencakup Riau, Sumatera Utara, Lampung, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Tengah.

Ketua Umum ABUPI, Aulia Febrial Fatwa, menegaskan bahwa tanggung jawab ini adalah kesempatan luar biasa untuk berkontribusi dalam pengembangan industri kepelabuhanan Indonesia.

Sekjen ABUPI, Liana Trisnawati, menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang mendukung kelancaran acara ini, termasuk Kementerian Perhubungan, narasumber, akademisi, dan sponsor.

Dengan terselenggaranya seminar nasional dan Rakernas ini, ABUPI berharap dapat terus mendorong pertumbuhan dan pengembangan industri kepelabuhanan di Indonesia, sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya