Rupiah Rabu Pagi Dibuka KO dari Dolar AS, Menanti Data Inflasi Amerika

Pada awal perdagangan pagi, rupiah dibuka merosot 12 poin atau 0,07 persen menjadi 16.303 per dolar AS

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 12 Jun 2024, 10:45 WIB
Diterbitkan 12 Jun 2024, 10:45 WIB
nilai rupiah melemah terhadap dollar
Pegawai memperlihatkan mata uang rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Kamis (5/1/2023). Mengutip data Bloomberg pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup turun 0,22 persen atau 34 poin ke Rp15.616,5 per dolar AS. Hal tersebut terjadi di tengah penguatan indeks dolar AS 0,16 persen ke 104,41. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah (kurs) terhadap dolar AS pada hari Rabu (12/6/2024) dibuka dengan pelemahan. Pada awal perdagangan pagi, rupiah dibuka merosot 12 poin atau 0,07 persen menjadi 16.303 per dolar AS, dibandingkan dengan posisi sebelumnya di 16.291 per dolar AS.

Dikutip dari Antara, Rabu (12/6/2024),pelemahan rupiah ini dipicu oleh beberapa faktor eksternal, di antaranya:

  • Menunggu rilis data inflasi inti AS Mei 2024: Investor memprediksikan inflasi inti AS akan turun menjadi 3,5 persen year-on-year (yoy) pada Mei 2024, dari 3,6 persen yoy pada April 2024.
  • Hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) Juni 2024: Pasar menanti arahan kebijakan bank sentral AS (The Fed) selanjutnya. Diperkirakan FOMC akan menahan Fed Funds Rate (FFR) di kisaran 5,25 persen hingga 5,50 persen.
  • Penundaan penurunan FFR: Penurunan FFR diprediksi baru akan terjadi pada November 2024 dengan probabilitas 46,1 persen dan Desember 2024 dengan probabilitas 40,9 persen.Tingginya inflasi AS: Inflasi AS yang masih tinggi menghambat penurunan FFR menuju target 2 persen.
  • Data ketenagakerjaan AS terbaru: Tingkat pengangguran AS naik menjadi 4 persen pada Mei 2024, sedangkan jumlah non-farm payrolls melebihi ekspektasi, mencapai 272 ribu pada Mei 2024.
  • Ketidakpastian global: Investor masih menunggu FOMC Juni 2024 dan rilis terbaru Fed Guidance di tengah situasi global yang tidak pasti.Selain faktor eksternal, pelemahan rupiah juga dipengaruhi oleh aliran dana asing yang keluar dari pasar Indonesia dan musim pembayaran dividen yang mendorong permintaan dolar AS.

Analis pasar uang Bank Mandiri, Reny Eka Putri, memproyeksikan nilai tukar rupiah dalam jangka pendek akan bergerak di kisaran 16.100 per dolar AS hingga 16.300 per dolar AS. Untuk hari ini, ia memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran 16.260 per dolar AS hingga 16.315 per dolar AS.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya