Jepang Dukung Indonesia Masuk OECD

Indonesia dan Jepang Perkuat Kerja Sama Ekonomi Melalui Forum Internasional dan Perjanjian Strategis

oleh Septian Deny diperbarui 23 Jun 2024, 20:30 WIB
Diterbitkan 23 Jun 2024, 20:30 WIB
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita melakukan pertemuan bilateral dengan Chief Cabinet Secretary Jepang Mr. Hayashi Yoshimasa.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita melakukan pertemuan bilateral dengan Chief Cabinet Secretary Jepang Mr. Hayashi Yoshimasa. (Dok. Kemenperin)

Liputan6.com, Jakarta Hubungan kerja sama ekonomi Indonesia-Jepang semakin diperkuat melalui berbagai forum internasional, seperti Indo Pasific-Economic Framework for Presperity (IPEF), Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA), dan ASEAN-Jepang Comprehensive Economic Partnership Agreement (AJCEPA).

Pada akhir tahun 2023 lalu, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida meresmikan KTT Peringatan 50 Tahun Kemitraan ASEAN-Jepang di Tokyo, menandai lima dekade kolaborasi yang berhasil menjaga stabilitas, perdamaian, dan pertumbuhan ekonomi di kawasan.

Untuk turut merealisasikan program-program kerja sama antara kedua negara tersebut, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita melakukan pertemuan bilateral dengan Chief Cabinet Secretary Jepang Mr. Hayashi Yoshimasa.

“Kami mengharapkan dukungan Chief Cabinet  dalam kerja sama ekonomi industri kedua negara,” ungkap Menperin dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (23/6/2024).

Kedua negara menyambut baik selesainya perundingan substantif Protokol Perubahan IJEPA yang telah berjalan sejak 2019 dan mengharapkan implementasinya dapat dilakukan dalam waktu dekat. 

Menperin juga menyampaikan apresiasinya atas kesiapan Jepang mendukung aksesi Indonesia ke Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), yang akan membuka peluang Indonesia untuk belajar dari pengalaman Jepang dalam sektor industri.

Saat ini Indonesia sedang melakukan proses aksesi dalam tahap penyusunan initial memorandum dalam bentuk penyelarasan instrumen kebijakan dengan standar OECD melalui asesmen mandiri dengan target penyelesaian akhir tahun 2024. Kementerian Perindustrian akan terlibat sebagai salah satu dari K/L Penangung Jawab Bidang selaku mitra kerja 26 Komite OECD dalam proses aksesi secara resmi.

Masih dalam rangka peningkatan kerja sama dalam kawasan, Menperin juga mengundang Jepang untuk berpartisipasi dalam ASEAN Statesperson Forum di Bali pada 29 Juli mendatang. Kegiatan ini menyediakan kerangka kerja untuk melalui tatap muka antara para pemimpin saat ini dan masa depan di kawasan. 

 

 

Menperin Ingin Makin Banyak Orang Indonesia Bisa Punya Mobil

Pertemuan antara Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dengan Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI) Jepang Mr. Ken Saito di Tokyo
Pertemuan antara Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dengan Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI) Jepang Mr. Ken Saito di Tokyo, Jumat (21/6/2024). (Dok. Kemenperin)

Sebelumnya, Indonesia dan Jepang saling mendukung dan sama-sama memetik keuntungan dalam kerja sama di sektor industri. Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki sejarah yang panjang dalam mendukung industrialisasi di Indonesia dengan membawa investasi sektor industri manufaktur ke dalam negeri. Di sisi lain, Jepang menilai Indonesia sebagai negara yang penting dalam rantai pasok industri.

Hal tersebut mengemuka pada pertemuan antara Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dengan Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI) Jepang Mr. Ken Saito di Tokyo, Jumat (21/6/2024).

Dalam kesempatan tersebut, Menperin menyampaikan beberapa isu penting yang perlu dibahas bersama METI dalam rangka meningkatkan kerja sama Indonesia dan Jepang di sektor industri.

Pertama, terkait dengan transisi energi. Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo dan Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida telah membahas proyek prioritas di bidang transisi energi dalam kerangka Asia Zero Emission Community (AZEC) pada Desember 2023 lalu di Jepang.

Menperin mencatat adanya perkembangan terkait implementasinya dan menyambut baik langkah-langkah yang telah ditempuh. 

Kedua, Menperin mendorong penyelesaian perundingan substantif Protokol Perubahan Indonesia–Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA). Saat ini, dalam kerangka IJEPA, kedua negara sudah menyelesaikan perundingan substantif Protokol Perubahan IJEPA.

Menurut Menperin, IJEPA sangat penting dan strategis bagi kedua negara, termasuk dalam hal ini program kerja sama New MIDEC (Manufacturing Industry Development Center). Karenanya, Menperin mengharapkan dukungan METI Jepang untuk mendorong implementasi IJEPA dan juga pelaksaan kegiatan New MIDEC ke depannya.

Kerja Sama Bidang Otomotif

Pertemuan antara Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dengan Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI) Jepang Mr. Ken Saito di Tokyo
Pertemuan antara Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dengan Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI) Jepang Mr. Ken Saito di Tokyo, Jumat (21/6/2024). (Dok. Kemenperin)

Selanjutnya, isu ketiga yang disampaikan oleh Menperin adalah mengenai kerja sama di bidang otomotif. Menperin memberikan apresiasi kepada perusahaan-perusahaan otomotif Jepang yang hingga saat ini terus melakukan kegiatannya dengan baik dan positif, termasuk dalam melakukan pendalam struktur dengan melibatkan IKM dalam ekosistem produksi otomotif di Indonesia.

Melihat kondisi yang positif tersebut, Menperin mendorong peningkatan kerja sama untuk berpartisipasi dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Selain itu, Menperin juga memaparkan peluang besar kepada industri otomotif Jepang untuk berpartisipasi mengisi gap consumption per capita untuk produk otomotif.

“Saat ini rasio kepemilikan kendaraan roda empat di Indonesia adalah 99 mobil/1.000 penduduk. Saya yakin dalam waktu tidak terlalu lama bisa didorong untuk mencapai 150/1000. Karenanya, saya mengharapkan produk mobil dari Jepang dapat mengisi gap tersebut,” papar Menperin.

Isu keempat adalah mengenai kerja sama di bidang pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk meningkatkan jumlah SDM kompeten di bidang industri, Menperin memaparkan rencana pertukaran SDM industri antara Indonesia-Jepang, sehingga SDM industri asal Indonesia bisa mendapat pelatihan tertentu di Jepang, sehingga memiliki pengetahuan dan keterampilan yang lebih baik.

“Ketika kembali dari Jepang, mereka juga bisa membantu perusahaan-perusahaan Jepang di Indonesia maupun membangun startup yang bisa mendukung ekosistem pengembangan perusahaan-perusahaan Jepang di Indonesia,” jelasnya.

 

 

Industri Otomotif

Suzuki
Proses perakitan mobil di pabrik Suzuki di kawasan Industri GIIC Deltamas, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. (Oto.com)

Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang menyambut baik gagasan-gagasan yang disampaikan Menperin dalam rangka meningkatkan kerja sama kedua negara. Ia menjelaskan, METI menaruh perhatian besar dengan menyediakan sejumlah anggaran untuk mendorong kerja sama dengan daerah global south secara keseluruhan.

Mengenai kerja sama industri otomotif dengan Indonesia, pihaknya mengakui bahwa Indonesia merupakan basis penting bagi produksi dan ekspor otomotif Jepang. Investasi perusahaan otomotif Jepang di Indonesia menjadi keuntungan bagi kedua negara. “Kami ingin meningkatkan kerja sama untuk memperkuat daya saing industri otomotif di Indonesia. Kami mendukung secepatnya diskusi mengenai isi kerja sama yang lebih detail di tingkat direktur jenderal,” ujarnya.

Dalam hal kerja sama SDM, Menteri Saito menyampaikan bahwa saat ini sedang berfokus pada pengembangan SDM di industri otomotif. “Pelatihan SDM juga penting bagi pengembangan SDM generasi berikut. Untuk itu, perlu tindak lanjut untuk membahas rencana tersebut secara lebih detail,” pungkasnya.

Pada Agustus mendatang, kedua Menteri tersebut direncanakan untuk bertemu kembali untuk membahas kerja sama sektor industri lebih lanjut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya