Isi 43 Bendungan, Kementerian PUPR Bikin Hujan Buatan

Kegiatan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dilaksanakan sejak 1-10 Juni 2024 di 3 posko dari 4 posko yang direncanakan, yakni Lanud Husain Sastranegara (posko 2), Lanud Adi Soemarmo (posko 3), dan Lanud Abdurraman Saleh (posko 4).

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 09 Jul 2024, 11:15 WIB
Diterbitkan 09 Jul 2024, 11:15 WIB
Kementerian PUPR, BMKG, BRIN, dan TNI AU bekerja sama  melaksanakan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) guna menjaga debit tampungan air bendungan. (Dok Kementerian PUPR)
Kementerian PUPR, BMKG, BRIN, dan TNI AU bekerja sama melaksanakan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) guna menjaga debit tampungan air bendungan. (Dok Kementerian PUPR)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berkerjasama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan TNI AU dalam melaksanakan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) guna menjaga debit tampungan air bendungan yang dikelola.

Kolaborasi ini dilakukan sebagai langkah antisipasi dan mitigasi terhadap dampak kekeringan pada musim kemarau 2024.

Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Bob Arthur Lombogia mengatakan, dari hasil teknologi modifikasi cuaca yang telah dilakukan menunjukkan terjadinya peningkatan inflow. Meskipun tidak terjadi secara masif dengan rata-rata mengalami curah hujan ringan (0,5-20 mm per hari) di 22 bendungan dan curah hujan sedang (20-50 mm per hari) di 12 bendungan.

"Inflow waduk yang terjadi selama kegiatan TMC sebesar 0-60,22 m3 per detik. Volume inflow waduk selama kegiatan TMC berlangsung bertambah sebesar 63.853.170 m3. Sehingga kegiatan TMC dapat dilaksanakan sebagai upaya mitigasi kekeringan untuk tahun-tahun mendatang dan jika diperlukan dapat juga dilakukan untuk mitigasi pada musim hujan agar tidak terjadi banjir," terangnya, Selasa (9/7/2024).

Kegiatan TMC dilaksanakan sejak 1-10 Juni 2024 di 3 posko dari 4 posko yang direncanakan, yakni Lanud Husain Sastranegara (posko 2), Lanud Adi Soemarmo (posko 3), dan Lanud Abdurraman Saleh (posko 4).

Sementara posko 1 yang direncanakan berada di Lanud Halim Perdanakusuma tidak dilaksanakan TMC karena Bendungan Sindangheula dan Bendungan Karian di Banten sudah dalam kondisi di atas normal (hampir melimpas).

Pelaksanaan TMC menyasar di 43 bendungan di Pulau Jawa yang memiliki layanan irigasi. Berdasarkan data pemetaan terhadap tampungan waduk di Pulau Jawa pada 27 Mei 2024, sebanyak 97 tampungan waduk mengalami penurunan sebesar 981.563.373 m³ atau 19 persen dibandingkan tahun sebelumnya pada periode sama.

Namun, hanya 43 bendungan dengan layanan irigasi yang direkomendasikan untuk dilaksanakan TMC.

"Selain hujan dari teknologi modifikasi cuaca turun di daerah tangkapan air bendungan, hujan hasil kegiatan TMC juga turun di beberapa areal daerah irigasi. Sehingga mampu mengairi area irigasi secara langsung,” kata Bob.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Jokowi: Jangan Main-Main Urusan Kekeringan hingga Gelombang Panas

Presiden Joko Widodo atau Jokowi melanjutkan kunjungan kerjanya di Sulawesi Selatan
Presiden Joko Widodo atau Jokowi melanjutkan kunjungan kerjanya di Sulawesi Selatan. (Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden)

Sebelumnya, Pemerintah Indonesia menargetkan membangun 61 bendungan dalam 10 tahun terakhir. Hal itu bukan tanpa alasan. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan seluruh pihak agar tidak bermain-main dengan pasokan air terutama di daerah sentra produksi beras.

Jokowi mengatakan, bencana kekeringan akan berdampak pada kenaikan harga pangan akibat turunnya produksi pertanian. Apalagi dunia dihadapkan pada persoalan gelombang panas yang terjadi di banyak negara.

"Artinya apa? jangan main-main urusan kekeringan, jangan main-main urusan gelombang panas. begitu stok (pangan) tidak ada, produksi berkurang artinya harga pasti akan naik. otomatis," tutur dia dalam acara Rakornas Pengendalian Inflasi di Istana, Jakarta (14/6/2024).

Jokowi menuturkan, tren gelombang panas yang telah memecahkan rekor. Misalnya di India suhu telah mencapai 50 derajat celsius. "Kemudian di Myanmar 45,8 derajat celcius, panas sekali," kata dia.

Seiring hal itu, pemerintah menargetkan pembangunan sebanyak 61 bendungan atau waduk dalam 10 tahun terakhir. Adapun, realisasi pembangunan waduk baru mencapai 43.

"Kita dalam 10 tahun ini memiliki target bangun waduk 61 dan bendungan, yang sudah saya resmikan 43 bendungan tapi air ini juga harus diteruskan sampai ke sawah," kata dia.

 


Kewajiban Pusat

Jokowi menuturkan, fungsi bendungan ini akan dimaksimalkan untuk membangun irigasi di wilayah-wilayah produksi pangan. Khususnya beras yang merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia.

"Terakhir yang saya ingat dan saya resmikan waduk di NTB, kemudian waduk Ameroro di Sultra, dan yang terakhir Sepaku Semoi di Kaltim. nanti setelah ini akan ada yang selesai langsung kita resmikan semuanya, sehingga sekali lagi saya minta yang jadi kewajiban pusat," ujar dia.

61 Bendungan untuk Kesejahteraan Rakyat
Infografis: 61 Bendungan untuk Kesejahteraan Rakyat.
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya