Jerman Bakal Larang Penggunaan Telekomunikasi Tiongkok Huawei Mulai 2026

Ini menandai langkah terbaru Jerman dalam mengurangi ketergantungan ekonomi pada Tiongkok.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 12 Jul 2024, 21:00 WIB
Diterbitkan 12 Jul 2024, 21:00 WIB
Jerman Bakal Larang Penggunaan Telekomunikasi Tiongkok Huawei Mulai 2026
Jerman mengatakan, akan menghentikan penggunaan komponen dari raksasa telekomunikasi Tiongkok, Huawei dan ZTE. (Foto: Huawei)

Liputan6.com, Jakarta - Jerman mengatakan pada Kamis, 11 Juli 2024   akan menghentikan penggunaan komponen dari raksasa telekomunikasi Tiongkok, Huawei dan ZTE dalam jaringan 5G-nya.

Pemberhentian itu diputuskan karena masalah keamanan nasional. Ini menandai langkah terbaru Jerman untuk mengurangi ketergantungan ekonomi pada Tiongkok, menyusul peringatan dari Uni Eropa perusahaan-perusahaan tersebut menimbulkan risiko bagi blok tersebut.

Mengutip Channel News Asia, Jumat (12/7/2024) kementerian dalam negeri Jerman mengumumkan bahwa suku cadang dari Huawei dan ZTE tidak akan lagi digunakan dalam jaringan seluler 5G inti paling lambat akhir tahun 2026.

Dalam infrastruktur akses dan transmisi 5G, sistem perusahaan telekomunikasi harus diganti pada akhir tahun 2029.

“Kami melindungi sistem saraf pusat Jerman sebagai lokasi bisnis, dan kami melindungi komunikasi warga, perusahaan, dan negara,” kata Menteri Dalam Negeri Jerman, Nancy Faeser.

“Kita harus mengurangi risiko keamanan dan, tidak seperti masa lalu, menghindari ketergantungan sepihak,” ucapnya.

Kementerian itu lebih lanjut mengatakan, jaringan 5G merupakan bagian dari infrastruktur penting di Jerman. dan penting untuk berfungsinya berbagai sektor mulai dari kesehatan hingga transportasi dan energi.

Dilaporkan, para pejabat telah mencapai kesepakatan dengan operator jaringan 5G Jerman, Deutsche Telekom, Vodafone dan Telefonica, mengenai pelarangan Huawei dan ZTE.

Sumber-sumber pemerintah telah mengindikasikan pada bulan September 2023 lalu bahwa Berlin sedang mempertimbangkan pemberhentian terhadap Huawei, meskipun tanggal yang diumumkan lebih lambat dari yang diperkirakan untuk memberikan waktu bagi perusahaan untuk mengadopsi langkah-langkah baru tersebut.

Ini juga bukan pertama kalinya Jerman memberlakukan larangan pada perusahaan Tiongkok.

Pekan lalu, Jerman mengumumkan akan memblokir penjualan unit turbin gas milik anak perusahaan grup Volkswagen kepada investor Tiongkok setelah laporan media menyebutkan bahwa perusahaan tersebut memiliki hubungan dekat dengan industri persenjataan negara itu.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Tekanan Negara Barat terhadap Huawei

Logo Huawei
Logo Huawei

Komisi Eropa, badan eksekutif UE, tahun lalu menggambarkan Huawei dan ZTE sebagai risiko bagi blok tersebut dan meminta negara-negara anggota UE untuk mengecualikan peralatan perusahaan tersebut dari jaringan seluler mereka.

Setelah Inggris pada musim panas tahun 2020, Swedia menjadi negara kedua di Eropa dan negara pertama di UE yang secara eksplisit melarang Huawei menggunakan hampir semua infrastruktur jaringan yang diperlukan untuk menjalankan jaringan seluler 5G miliknya.

Ada juga tekanan yang semakin besar dari Amerika Serikat untuk mengambil tindakan terhadap Huawei di tengah persaingan teknologi antara Beijing dan Washington karena kekhawatiran AS bahwa Huawei dapat digunakan untuk operasi spionase Tiongkok.


Jerman Tak Izinkan China Beli Anak Usaha Volkswagen

Bendera Jerman (AFP PHOTO via capitalfm.co.ke)
Bendera Jerman (AFP PHOTO via capitalfm.co.ke)

Sebelumnya, Jerman telah memblokir penjualan anak perusahaan Volkswagen ke China karena alasan keamanan nasional.

Keputusan untuk memblokir kesepakatan tersebut terjadi hanya beberapa pekan setelah Uni Eropa menaikkan tarif impor kendaraan listrik dari China yang memicu perselisihan dagang dengan Beijing, yang beberapa hari kemudian meluncurkan penyelidikan terhadap harga daging babi Uni Eropa.

Melansir CNN Business, Senin (8/7/2024) Menteri Perekonomian Jerman, Robert Habeck mengatakan dalam sebuah konferensi pers bahwa Berlin menyambut baik investasi dari perusahaan asing, namun teknologi yang relevan dengan keamanan publik harus dilindungi dari negara-negara yang dianggap tidak selalu memiliki hubungan persahabatan dengan negaranya.

Pada konferensi pers yang sama, Menteri Dalam Negeri Jerman Nancy Faeser mengatakan dia menyambut baik keputusan pemerintah Jerman.

Adapun MAN Energy Solutions yang menyatakan bahwa pihaknya menghormati keputusan pemerintah.

"(Kami) sekarang akan memulai proses terstruktur untuk menutup divisi turbin gas, yang akan berlangsung dalam beberapa bulan mendatang," ungkap perusahaan itu dalam keterangannya.

Sementara itu, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengatakan bahwa Tiongkok menentang tindakan "politisasi" terhadap kerja sama komersial yang normal.”

"Kami berharap Jerman akan menyediakan lingkungan bisnis yang adil dan tidak diskriminatif bagi perusahaan-perusahaan di seluruh dunia, termasuk perusahaan Tiongkok," jelasnya.

MAN Energy Solutions, bagian dari Grup Volkswagen, mengatakan pada Juni 2023 bahwa mereka berencana menjual bisnis turbin gasnya ke CSIC Longjiang GH Gas Turbine Co (GHGT) milik Tiongkok.

Namun tinjauan pemerintah Jerman yang dimulai pada bulan September 2023 menimbulkan kekhawatiran terkait kemungkinan penggunaan turbin gas untuk menggerakkan kapal perang.

 


UE Berlakukan Tarif Impor Sementara EV China 38%

BYD
Berada di Kawasan Pusat Bisnis Sudirman, Jakarta, dealer flagship BYD Harmony Sudirman 4S dekat dengan jalan utama kota dan memiliki akses transportasi yang nyaman,

Tarif tambahan UE, yang dapat menambah biaya impor mobil listrik dari Tiongkok sebanyak 38%, akan berlaku mulai Jumat (12/8) untuk periode awal empat bulan.

UE kabarnya akan membuat keputusan final pada bulan November apakah akan menerapkan tarif tersebut selama lima tahun.

Sebelumnya, Komisi Eropa mengatakan pihaknya telah meningkatkan konsultasi dengan pemerintah Tiongkok dengan tujuan untuk menyelesaikan perselisihan tersebut.

Sementara itu, pihak Volkswagen menilai bahwa keputusan UE tidak tepat mengingat lemahnya permintaan kendaraan listrik di Jerman dan wilayah sekitarnya.

"Dampak negatif dari keputusan ini lebih besar daripada potensi manfaatnya bagi industri otomotif Eropa dan khususnya Jerman," ucap perusahaan itu.

 


Nilai Dagang Jerman-Tiongkok

Ilustrasi Bendera Jerman
Ilustrasi Bendera Jerman yang beri bantuan dana hibah untuk ASEAN terkait kesehatan imbas Covid-19. (Pixabay/tvjoern)

Total nilai dagang Jerman dan Tiongkok mencapai 255 miliar euro tahun lalu, menurut angka pemerintah Jerman.

Namun hubungan Berlin dengan Beijing mengalami ketegangan dalam beberapa tahun terakhir, ketika Jerman berusaha melindungi produsen lokal dan mengurangi ketergantungannya pada Tiongkok.

Negara ini sangat terpukul oleh hubungan ekonomi yang erat dengan Rusia setelah perang di Ukraina khususnya ketergantungan yang besar pada gas alam Rusia, dan ingin mengurangi risiko terjadinya hal serupa di masa depan.

Pada November 2022, Jerman memblokir penjualan salah satu pabrik semikonduktornya ke perusahaan teknologi milik Tiongkok, juga karena alasan keamanan.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya