Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan biofarmasi asal Jerman, ATAI Life Sciences, mengumumkan langkah strategis dengan mengalokasikan sebagian cadangan kasnya ke Bitcoin (BTC).
Keputusan ini mengikuti jejak perusahaan-perusahaan besar lainnya yang telah menjadikan Bitcoin sebagai aset strategis dalam neraca keuangan mereka.
Advertisement
Baca Juga
Ketua Dewan ATAI Life Sciences, Christian Angermayer menjelaskan, alasan di balik keputusan tersebut dalam sebuah posting di Substack. Ia menyoroti bagaimana Bitcoin dapat membantu perusahaan dalam menjaga dan mengoptimalkan modalnya di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Advertisement
"Di era inflasi yang terus-menerus dan pasar yang bergejolak, saya mendapati diri saya mengajukan pertanyaan penting bagi perusahaan bioteknologi yang ingin melestarikan dan mengoptimalkan modal mereka,” kata Angermayer, dikutip dari Coinmarketcap, Jumat (21/3/2025).
Jumlah Investasi Awal
Sebagai bagian dari strategi perbendaharaan berbasis Bitcoin, ATAI Life Sciences akan menginvestasikan dana awal sebesar USD 5 juta atau setara Rp 82,3 miliar (asumsi kurs Rp 16.480 per dolar AS) dalam BTC.
Meski demikian, perusahaan tetap akan mempertahankan cadangan kas, sekuritas jangka pendek, dan ekuitas publik yang cukup untuk menutupi kebutuhan operasional hingga 2027.
Langkah ini sejalan dengan tren yang semakin populer di kalangan perusahaan besar yang ingin mendiversifikasi aset keuangan mereka. Salah satu pelopor pendekatan ini adalah MicroStrategy, yang dipimpin oleh Michael Saylor.
Ia dikenal sebagai pendukung vokal adopsi Bitcoin di tingkat institusional dan telah menginspirasi banyak perusahaan untuk mengikuti jejaknya.
Dengan keputusan ini, ATAI Life Sciences menjadi salah satu perusahaan biofarmasi pertama yang memasukkan Bitcoin ke dalam strategi keuangannya, menunjukkan bahwa adopsi aset digital semakin meluas di berbagai industri.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Langkah Adopsi Bitcoin MicroStrategy
Sebelumnya, MicroStrategy, perusahaan yang didirikan oleh Michael Saylor, kembali menambah koleksi Bitcoin mereka dengan pembelian senilai USD 10,7 juta atau setara Rp 175,4 miliar (asumsi kurs Rp 16.400 per dolar AS).
Dilansir dari Yahoo Finance, Selasa (18/3/2025), keputusan ini diambil hanya seminggu setelah perusahaan mengumumkan rencana untuk menerbitkan saham preferen senilai hingga USD 21 miliar guna mendapatkan lebih banyak Bitcoin.
Sebagai perusahaan perangkat lunak yang kini lebih dikenal sebagai pemegang Bitcoin dengan strategi investasi berani, MicroStrategy telah secara rutin membeli Bitcoin sejak akhir Oktober tahun lalu.
Menurut laporan yang diajukan ke Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) pada Senin, perusahaan tersebut membeli 130 Bitcoin dengan harga rata-rata sekitar USD 82.981 antara 10 hingga 16 Maret. Saat ini, total kepemilikan Bitcoin mereka mencapai sekitar USD 41,6 miliar.
Advertisement
Strategi Pendanaan Melalui Saham Preferen
Untuk memperkuat posisinya di pasar Bitcoin, MicroStrategy berencana mengumpulkan dana hingga USD 42 miliar dalam beberapa tahun ke depan dengan menjual sekuritas, termasuk saham preferen dan sekuritas pendapatan tetap.
Langkah ini bertujuan untuk terus membeli Bitcoin dalam jumlah besar. Sebelumnya, perusahaan mengandalkan penjualan saham biasa dan ekuitas untuk membiayai pembelian tersebut. Strategi ini telah dimulai sejak Oktober 2023 dan dirancang agar berlangsung hingga tahun 2027.
Michael Saylor, dalam sebuah diskusi panel di konferensi Miami Beach, Florida, pada hari Senin, mengungkapkan keyakinannya terhadap masa depan Bitcoin.
“Ini merupakan titik masuk bersejarah karena semua risiko telah dihilangkan dari aset ini. Wall Street menerimanya, pemerintah AS menerimanya, begitu juga bank-bank di AS. Ini berarti semua bank lain juga akan menerimanya,” ujar Saylor.
