Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional, Taufik Adityawarman membagikan proses terbaru dari proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan.
Taufik mengungkapkan saat ini proyek tersebut telah memasuki tahap Mechanical Completion. Jika ini sudah selesai Crude Distillation Unit (CDU) yang sebelumnya sempat terbakar bisa dilakukan restart.
Baca Juga
“Mudah-mudah dalam bulan ini bisa restart kembali,” katta Taufik kepada wartawan di GRAHA Pertamina, Rabu (17/7/2024).
Advertisement
Taufik menambahkan, RDMP Balikpapan akan mengolah minyak mentah sebanyak 360 ribu barel per hari untuk menjadi propylene yang diperkirakan dapat mencapai 240 ribu ton per tahun.
Adapun untuk produksi LPG diperkirakan mencapai 340 ribu ton per tahun, dan sisanya berupa produk bensin. Sedangkan untuk kapasitas di Kilang Balikpapan ini mencapai 360 ribu barel per hari dari dua CDU.
“CDU 4 itu 300 ribu dari sebelumnya 200 ribu. Sedangkan untuk CDU 5 tetap 60 ribu. Jadi yang kemarin mengalami kebakaran itu adalah CDU 4. Kita harus perbaiki dulu sebelum startup,” jelasnya.
Untuk target penyelesaian proyek ini, Taufik menjelaskan masih sama seperti rencana awal pada kuartal pertama 2025.
Kilang Pertamina Internasional Olah Minyak Mentah 340,91 Juta Barel di 2023
Sebelumnya, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) menorehkan kinerja positif pada 2023. Sepanjang 2023 KPI berhasil mengolah minyak mentah sekitar 340,91 juta barrel, meningkat dari tahun sebelumnya sebanyak 333,06 juta barrel dengan produksi produk BBM tahun 2023 sebanyak 274,80 juta barrel meningkat 5,15% dari tahun sebelumnya sebanyak 261,35 juta barrel.
"Kilang Pertamina Internasional berhasil melalui tahun 2023 dengan baik. Hal ini ditandai dengan pencapaian positif perusahaan yang pada hari ini disampaikan Direksi kepada Pemegang Saham," kata Direktur Utama PT KPI, Taufik Aditiyawarman dalam keterangan tertulis, Jumat (14/6/2024).
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh KPI di tahun 2023 adalah konflik geopolitik yang berkepanjangan di Eropa dan Timur Tengah yang juga memberikan dampak yang sangat besar terhadap perekonomian global. Konflik tersebut mempengaruhi rantai pasok dan harga komoditas energi dan pangan serta lonjakan inflasi global.
Di tengah tantangan tersebut, KPI menurut Taufik tetap fokus dalam menjalankan mandat untuk mendukung ketahanan energi nasional.
"KPI harus dapat memenuhi kebutuhan energi nasional, khususnya dalam penyediaan bahan bakar minyak bagi masyarakat dan kalangan industri berkoordinasi di Pertamina Group. Disisi lain, KPI juga diharapkan memiliki profitabilitas yang baik," kata Taufik.
Di tahun 2023, KPI meneguhkan komitmennya untuk menjadi leading dan pioneer dalam pengembangan drop in renewable fuel khususnya Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau Bioavtur yang menjadi jawaban untuk dekarbonisasi industri penerbangan sipil dan telah memenuhi persyaratan aspek safety yang ketat.
"Inovasi SAF merupakan upaya KPI dalam menjawab tantangan bisnis dan kebutuhan pasar terkait bahan bakar terbarukan dan rendah emisi di industri penerbangan sipil sekaligus mendukung komitmen Pemerintah dalam capaian target Net Zero Emission (NZE)," kata Taufik.
Advertisement
Energi Bersih
Selain itu, KPI terus berinovasi dalam mengembangkan produk ramah lingkungan. Upaya ini mencakup pengembangan dan produksi bahan bakar ramah lingkungan seperti Pertamina RD, yang tetap menjadi fokus meskipun dalam kondisi pasar yang menantang.
"KPI juga terus menunjukkan komitmen kami terhadap produksi energi bersih melalui produk seperti HVO, LSFO V 1250, Musicool, dan Biosolar 30 (B30), yang semuanya menunjukkan dedikasi PT KPI terhadap inisiatif dekarbonisasi dan keberlanjutan," kata Taufik.
Dengan kondisi prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil tahun 2024, KPI kata Taufik akan mengoptimalisasi aset yang dimiliki untuk berinovasi dan kelincahan operasional dalam pengelolaan bisnis end-to-end mulai dari pemilihan crude sampai pada pengoperasian kilang dan penyaluran produk.
"Tahun ini, KPI mengerahkan upaya untuk mampu memenuhi target yang dibebankan dan sekaligus membukukan profitabilitas," kata Taufik.