10 Kota Termahal di Dunia untuk Ditinggali, Dominan dari Amerika Serikat

Berikut deretan kota termahal di dunia versi Numbeo. Kota Geneva, Swiss memimpin di antara 10 kota lainnya.

oleh Agustina Melani diperbarui 05 Agu 2024, 07:00 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2024, 07:00 WIB
10 Kota Termahal di Dunia untuk Ditinggali, Dominan dari Amerika Serikat
Bulan lalu perusahaan data Numbeo merilis indeks biaya hidup tahunan berdasarkan kota. (AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Bulan lalu perusahaan data Numbeo merilis indeks biaya hidup tahunan berdasarkan kota. Dari rilis itu, Amerika Serikat (AS) memiliki jumlah kota yang termasuk kota termahal di dunia.

Mengutip CNBC, Senin (5/8/2024), peringkat ditentukan memakai data Januari 2024 hingga pertengahan tahun. Indeks ini bersifat historis dan akan diperbarui secara berkala. Number mamakai biaya hidup di New York sebagai dasar dan memberi skor 100. Setiap kota lainnya diberikan skor berdasarkan seberapa mahal dan murahnya kota itu dibandingkan New York.

Kota-kota tersebut diberi skor berdasarkan indeks biaya hidup, sewa, biaya hidup ditambah sewa, bahan makanan, harga restoran, daya beli lokal.

Dari skor itu, Amerika Serikat (AS) memiliki jumlah kota yang diberi peringkat tertinggi, dengan menempati tujuh dari 10 posisi teratas.Berikut kota termahal untuk ditinggali di dunia:

1.Geneva, Swiss

Kota Geneva, Swiss, menjadi salah satu kota termahal di dunia berdasarkan the Cost Living Index. Skornya mencapai 101,7. Kota ini 1,7 persen lebih mahal ketimbang New York.

Dikenal sebagai ibu kota perdamaian, Geneva atau Jenewa merupakan rumah bagi kantor pusat Perserikatan Bangsa-Bangsa di Eropa. Menurut Numbeo, biaya bulanan satu orang diperkirakan sekitar USD 1.715 atau sekitar Rp 27,84 juta (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.235) tanpa sewa. Sedangkan biaya bulanan keluarga beranggotakan empat orang diperkirakan sekitar USD 6.300 atau sekitar Rp 102,28 juta.

Kota ini terus menempati peringkat sebagai salah satu tempat terbaik untuk tinggal berdasarkan kualitas hidup karena mencatat tingkat kejahatan yang rendah dan berbagai pekerjaan.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kota Termahal Lainnya

FOTO: Keindahan Supermoon Terakhir di Tahun 2020
Bulan purnama terlihat di belakang Patung Liberty, New York City, Amerika Serikat, Kamis (7/5/2020). Fenomena supermoon atau di belahan Bumi lain disebut flower moon ini merupakan yang terakhir di tahun 2020. (Johannes EISELE/AFP)

2.Zurich, Swiss

Urutan dua sebagai kota termahal di dunia yakni Zurich. Kota Zurich 0,4 persen lebih mahal ketimbang New York. Sekian tahun, Zurich masuk peringkat sebagai kota layak huni di dunia. Hal ini didukung kebersihan, stabilitas politik dan infrastruktur.

Diperkirakan biaya hidup keluarga untuk empat orang menelan biaya USD 6.184 per bulan belum termasuk sewa. Sementara itu, satu orang diperkirakan habiskan biaya bulanan USD 1.689 belum termasuk sewa. Berdasarkan Numbeo.Zurich merupakan kota terbesar di Swiss, dan salah satu pusat keuangan.

3.New York, Amerika Serikat

New York City, adalah kota termahal ke-3 di dunia, berdasarkan indeks biaya hidup Numbeo menurut kota. Kota ini memiliki biaya hidup tertinggi di antara semua kota di Amerika Serikat dan masuk dalam 10 besar.

Kota New York merupakan rumah bagi perusahaan-perusahaan besar yakni Google, JPMorgan Chase, dan banyak lainnya. Menurut PayScale, biaya hidup di New York City lebih tinggi 128 persen dari rata-rata nasional. Kota New York dikenal dengan sewa tinggi. Pada Juni 2024, rata-rata sewa bulanan untuk kamar tidur dan jenis properti di kota ini adalah USD 4.480, yang 122 persen lebih tinggi dari rata-rata nasional menurut Zumper.

Berikut 10 kota termahal di dunia:

1.Geneva, Swiss

2.Zurich, Swiss

3.New York, AS

4.San Francisco, AS

5.Boston, AS

6.Reykjavick, Islandia

7.Washington DC, AS

8.Seattle, AS

9.Los Angeles, AS

10.Chicago, AS


Inilah 5 Negara dengan Biaya Hidup Termahal Bagi Ekspatriat di Asia

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang pria melihat layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Sebelumnya, Jepang menjadi negara dengan biaya hidup tertinggi di Asia untuk mengirim ekspatriat atau pekerja asing ke negara tersebut. Survei MyExpatriate Market Pay yang dilakukan oleh ECA International  mengungkapkan negara dengan biaya hidup termahal di Asia.

Survei tersebut mengungkapkan, rata-rata paket gaji dan tunjangan untuk pekerja asing di Jepang sebesar USD 370.183. Namun gaji ekspatriat di Jepang telah menurun 12 persen sejak tahun lalu, ketika yen Jepang melemah.

Akibatnya, Melansir CNBC International, Jumat (4/8/2023), ketika diukur dalam dolar AS, biaya gaji, tunjangan, dan pajak ekspatriat di Jepang turun dengan persentase dua digit, menurut laporan  ECA International.

Secara global, Jepang menempati peringkat kedua sementara Inggris mempertahankan posisi teratasnya sebagai negara termahal di dunia untuk mengirim ekspatriat.

Studi tersebut ECA International, yang memperhitungkan gaji tunai, tunjangan seperti akomodasi atau utilitas, dan pajak, dilakukan untuk membantu perusahaan dengan membandingkan paket mereka dengan pasar.

Lebih dari 340 perusahaan dan lebih dari 10.000 ekspatriat internasional mengambil bagian dalam survei tersebut.

 


Daftar Negara Termahal di Asia

Gelombang panas melanda Jepang pada musim hujan 2024. (AP/Eugene Hoshiko)
Gelombang panas melanda Jepang pada musim hujan 2024. (AP/Eugene Hoshiko)

Berikut adalah daftar negara termahal di Asia untuk mengirim pekerja ke luar negeri :

Jepang: USD 370.183

India: USD 354.028

China: USD 313.011

Hong Kong: USD 278.020

Korea Selatan: USD 275.727

"Pada tahun 2022 beberapa negara di kawasan ini mengalami tingkat inflasi yang relatif tinggi, mengharuskan perusahaan untuk menaikkan tunjangan ini," ungkap laporan ECA international.

Selain kelima negara itu, Singapura juga melihat kenaikan biaya hidup dan menaikkan gaji dan tunjangan ekspatriat sebesar 4 persen dibandingkan tahun 2021, kata laporan itu.

Menurut direktur regional ECA International untuk Asia, Lee Quane, kenaikan gaji dalam mata uang lokal dapat dikaitkan dengan situasi inflasi negara tujuan.

"Lonjakan biaya akomodasi ekspatriat di Singapura dirasakan baik oleh penduduk lokal maupun ekspatriat, sebagaimana tercermin dari kenaikan 9 persebiaya tunjangan dalam paket ekspatriat jika diukur dalam USD,” jelas Quane. 

ECA International mengungkapkan, keseluruhan kompensasi meningkat rata-rata 7 persen di seluruh Asia antara tahun 2021 dan 2022 jika diukur dalam mata uang lokal.

Sementara itu, hanya ekspatriat di Laos, China, dan Hong Kong yang menerima paket gaji dan tunjangan yang lebih rendah pada tahun 2022 jika diukur dalam mata uang lokal.

"Beberapa perusahaan memberikan tunjangan biaya hidup untuk memastikan daya beli negara asal ekspatriat dapat terlindungi saat bekerja di luar negeri," beber Quane.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya