Produk Kendaraan Listrik China Dihadang Uni Eropa, Beijing Balas Dendam

Uni Eropa baru saja merevisi bea masuk yang diusulkan atas impor kendaraan listrik China menjadi 36,3 persen dari bea masuk awal yang direncanakan sebesar 37,6 persen. Langkah Uni Eropa ini mendapat balasan dari China.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 22 Agu 2024, 14:15 WIB
Diterbitkan 22 Agu 2024, 14:15 WIB
Ragam Mobil Listrik China Bersaing Ketat di Auto Shanghai 2023
Promotor saling berbisik dekat kendaraan konsep dari merek mobil mewah China Hongqi yang ditampilkan pada pameran Auto Shanghai 2023. (AP Photo/Ng Han Guan)

Liputan6.com, Jakarta - China membuka penyelidikan antisubsidi terhadap produk susu impor dari Uni Eropa pada Rabu (21/8/2024), meningkatkan ketegangan dengan blok tersebut sehari setelah Brussels merilis rancangan keputusan revisinya untuk mengenakan tarif pada kendaraan listrik buatan China.

Mengutip Channel News Asia, Kamis (22/8/2024) penyelidikan antisubsidi terhadap produk susu Eropa yang diumumkan oleh Kementerian Perdagangan China akan difokuskan pada berbagai jenis keju, susu, dan krim yang ditujukan untuk konsumsi masyarakat.

Penyelidikan tersebut didorong oleh pengaduan yang diajukan oleh Asosiasi Produk Susu China dan Asosiasi Industri Produk Susu China pada tanggal 29 Juli atas nama industri susu dalam negeri, ungkap kementerian tersebut.

Negara itu akan memeriksa 20 skema subsidi produk susu dari 27 negara anggota blok tersebut, khususnya dari Austria, Belgia, Kroasia, Republik Ceko, Finlandia, Italia, Irlandia, dan Rumania.

Dari negara-negara yang tercantum, Irlandia sejauh ini merupakan eksportir produk susu terbesar ke China, setelah menjual barang senilai USD 461 juta atau Rp.7,1 triliun ke negara tersebut tahun lalu.

Sebelumnya,Uni Eropa pada Selasa (20/8) merevisi bea masuk yang diusulkan atas impor kendaraan listrik China menjadi 36,3 persen dari bea masuk awal yang direncanakan sebesar 37,6 persen, tetapi gagal membatalkannya, seperti yang diminta Beijing kepada Brussels.

Diketahui, Eropa merupakan sumber produk susu terbesar kedua bagi China dengan setidaknya 36 persen dari total nilai impor pada tahun 2023, hanya di belakang Selandia Baru, menurut data bea cukai China.

UE mengekspor produk susu senilai 1,7 miliar euro ke China pada tahun 2023, turun dari 2 miliar pada tahun 2022, menurut data dari Direktorat Jenderal Pertanian dan Pembangunan Pedesaan Komisi Eropa, yang mengutip Eurostat.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Penyelidikan Sebelumnya

Ragam Mobil Listrik China Bersaing Ketat di Auto Shanghai 2023
Para peserta melihat U8 dari Yangwang, merek mewah pembuat mobil China BYD, pada pameran Auto Shanghai 2023. (AP Photo/Ng Han Guan)

Seperti diketahui, ini bukan pertama kalian China melakukan penyelidikan terhadap barang-barang impor dari Eropa. Negara ekonomi terbesar kedua di dunia itu sebelumnya telah meluncurkan penyelidikan antidumping terhadap impor daging babi dari Eropa pada bulan Juni, yang sebagian besar memengaruhi Spanyol, Belanda, dan Denmark, sebagai tindakan balasan terhadap tarif kendaraan listrik.

"Nilai gabungan ekspor daging babi dan susu UE ke China, area barang yang berpotensi terpengaruh oleh tarif lebih kecil daripada nilai ekspor baterai kendaraan listrik China ke UE, yang kami perkirakan mencapai sekitar USD 13,5 miliar pada tahun 2023," kata Chim Lee, analis senior China di Economist Intelligence Unit.

"Tekanan ekonomi domestik, di samping peran yang semakin penting yang dimainkan oleh permintaan eksternal dalam mendukung ekonomi China, akan membuat para pembuat kebijakan berhati-hati dalam menerapkan pendekatan yang terlalu konfrontatif terhadap perdagangan," bebernya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya