Uni Eropa Tinjau Aturan Impor Pangan untuk Kesejahteraan Petani

Belum lama ini, para petani protes dengan beban peraturan dari otoritas Uni Eropa dan menurunnya nilai pendapatan.

oleh Tim Global Diperbarui 21 Feb 2025, 07:04 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2025, 07:04 WIB
Ilustrasi bendera Uni Eropa di kantor pusatnya di Brussels (AP Photo)
Ilustrasi bendera Uni Eropa di kantor pusatnya di Brussels (AP Photo)... Selengkapnya

Liputan6.com, Brussels - Uni Eropa berencana menindak keras impor pangan yang tidak memenuhi standar. Ini merupakan bagian dari tinjauan kebijakan pertanian yang diterbitkan Rabu (19/2/2025) guna menenangkan para petani yang tidak puas di tengah ketegangan perdagangan dunia.

Komisi Eropa meluncurkan rencana baru untuk sektor yang meskipun menghabiskan sepertiga anggaran blok itu, telah lama tidak menyukai pendekatan liberal Brussel terhadap perdagangan, dikutip dari VOA Indonesia, Jumat (21/2).

Protes yang terjadi selama berbulan-bulan tahun lalu itu, membuat para petani jengkel dengan beban peraturan, menurunnya pendapatan dan apa yang mereka lihat sebagai persaingan tidak adil dari para pesaing di luar negeri yang tidak memiliki peraturan yang ketat.

"Visi untuk Pertanian dan Pangan adalah tanggap kuat atas seruan bantuan ini," kata wakil presiden Komisi reformasi Raffaele Fitto pada konferensi pers mengacu pada protes itu.

Untuk memastikan bahwa sektor pertanian tidak dirugikan dalam persaingan, komisi mengupayakan penyesuaian standar produksi yang lebih ketat untuk diterapkan pada produk impor, demikian isi naskah itu.

Brussel secara khusus akan memastikan bahwa pestisida paling berbahaya dilarang di UE, karena alasan kesehatan dan lingkungan, tidak diizinkan masuk kembali melalui produk-produk yang diimpor.

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya