Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah berencana memindahkan pelabuhan pintu masuk barang impor ke Indonesia Timur. Kementerian Perdagangan masih mengkaji untuk menentukan pelabuhan yang akan dipilih nantinya.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Moga Simatupang menyampaikan belum ada keputusan pelabuhan mana yang digunakan sebagai pintu masuk barang impor.Â
"Belum, belum, belum. Itu masih dikaji," jata Moga, ditemui usai Indonesia Retail Summit 2024, di PIK, Jakarta, Rabu (28/8/2024).
Advertisement
Dia mengatakan, masih ada proses yang perlu dilalui. Termasuk adanya asesmen menyeluruh sebelum menentukan pintu masuk barang impor tadi.
Meski sebelumnya, dalam IRS 2024, Moga sempat menyinggung pengalihan pintu masuk barang impor ke Pelabuhan Sorong.
"Karena untuk keputusan itu, semua kan harus melalui regulatory impact assessment-nya, apakah perlu atau itu nanti hasilnya seperti apa baru jadi kebijakan," terangnya.
Perlu diketahui, rencana memindahkan pelabuhan barang impor ini telah dibahas sebelumnya oleh Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. Soal pemindahan juga disetujui Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki.
Tujuan ketiganya selaras, untuk melindungi produk lokal dari serbuan barang impor. Salah satunya terkait dengan harga jual di pasaran.Â
Pengalihan pintu masuk barang impor ini utamanya menyasar 7 komoditas. Di antaranya, tekstil dan produk tekstil (TPT), pakaian jadi, keramik, elektronik, beauty atau kosmetik, barang tekstil sudah jadi, serta alas kaki.
Mendag-Menperin Sepakat
Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengusulkan pengalihan pelabuhan yang menjadi pintu masuk barang impor. Pengalihan pelabuhan ini salah satu kegunaannya untuk mengurai kepadatan di pelabuhan Pulau Jawa.
Dia menyoroti padatnya Pelabuhan Tanjung Priok dan Pelabuhan Tanjung Perak sebagai arus masuk barang impor. Keduanya, diketahui pernah mengalami penumpukan kontainer hingga puluhan ribu.
"Kalau memang di Jawa pelabuhan itu sudah overcapacity, sudah padat, misalnya di Priok padat, kemudian di Surabaya juga padat, sehingga mungkin melakukan pemeriksaan secara detail," ucap Zulkifli Hasan di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Jumat (19/7/2024).
Pengalihan pintu masuk barang impor ini utamanya menyasar 7 komoditas. Di antaranya, tekstil dan produk tekstil (TPT), pakaian jadi, keramik, elektronik, beauty atau kosmetik, barang tekstil sudah jadi, serta alas kaki.
Saat ini sudah ada sejumlah pelabuhan seperti Bitung dan Sorong yang bisa menjadi alternatif bersandarnya kapal yang membawa barang impor.
"Nah tujuh ini tadi kalau memang di sini overcapacity di Jawa, maka sebagusnya tujuh item ini impornya masuk melalui pelabuhan-pelabuhan yang di luar Jawa," ucapnya.
"Kan banyak, luar Jawa itu ada di mana, ada Makassar, ada Bitung, ada Sorong, banyak pintu masuk kita kan tidak hanya Jawa, ada di Sumatera dan lain-lain," Mendag Zulkifli menambahkan.
Kendati begitu, hal ini masih akan diusulkan untuk kemungkinan pengalihannya. "Kalau pelabuhan kan bisa diusulkan nanti saya dan nanti produsen usulkan untuk ratas, apakah itu dimungkinkan untuk impornya melalui tempat lain," jelasnya.
Â
Advertisement
Dibahas Kemenperin
Pada kesempatan yang sama, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita sepakat atas rencana tersebut. Dia mengakui telah melakukan pembahasan internal soal hal tersebut.
"Yang kedua tadi mengenai pelabuhan, itu usul yang baik sekali yang disampaikan oleh Pak Menteri kepada saya. Tentu itu juga sebetulnya sudah merupakan suatu hal yang kami bahas secara internal dan kami dukung juga 100 persen," ucapnya.
Diketahui, Menperin Agus telah menyambangi kantor Kemendag pada Jumat, 19 Juli 2024. Pertemuan keduanya dilakukan sekitar pukul 10.30 WIB.
Ada dua topik yang dibahas. Pertama, soal pembentukan satgas untuk pengawasan barang impor. Kedua, usulan mengalihkan pelabuhan pintu masuk impor.
Â