Bank Dunia Proyeksikan Ekonomi Indonesia Masih Tumbuh 5,1%

Investasi di Indonesia sudah memuncak khususnya dengan adanya pelonggaran kebijakan moneter.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 08 Okt 2024, 11:50 WIB
Diterbitkan 08 Okt 2024, 11:50 WIB
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Kemudian, Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) juga masih stabil 123,8. Selain itu, Mandiri Spending Index masih dalam posisi kuat di 46,9, karena dipengaruhi oleh adanya momen Ramadan dan Lebaran 2024. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Ekonom Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik, Aaditya Mattoo mengungkapkan, Indonesia jadi salah satu negara yang masih diproyeksikan mengalami pertumbuhan ekonomi

“Indonesia salah satu negara besar yang kita upgrade perkiraan pertumbuhan dari 4,9 persen pada 2024 dan akan menjadi 5 persen di ramalan awal kami, sekarang dari 5 sampai 5,1 persen,” kata Mattoo dalam webinar Media Update-East Asia Pacific Economic Update-October 2024, Selasa (8/10/2024). 

Mattoo menjelaskan, pertumbuhan ini didorong oleh konsumsi sektor swasta tetap stabil. Menurutnya, ini bisa dilihat dari sisi elemen permintaan konsumsi investasi dan ekspor serta belanja pemerintah stabil.

Selain itu, Mattoo menambahkan, investasi di Indonesia sudah memuncak khususnya dengan adanya pelonggaran kebijakan moneter. 

“Kita harapkan suku bunga lebih rendah dan ada UU ciptaker atau omnibus yang terus diciptakan dan investasi di infrastruktur,” jelasnya. 

Meskipun begitu, Mattoo menyebut akan ada pelemahan dari sisi perdagangan komoditas barang ekspor. Namun ini diimbangi dengan belanja pemerintah yang meningkat pada 2024 terutama untuk belanja bantuan beras dan pupuk, serta ada peningkatan belanja program jaminan sosial.

“Kombinasi konsumsi yang stabil, meningkatnya investasi dan meningkatnya belanja pemerintah dan harga ekspor yang sedikit melemah akan berdampak pada pertumbuhannya akan terus membaik,” ujarnya.. 

Adapun menurut Mattoo, Indonesia diuntungkan dengan pertumbuhan platform digital Ini membuat pekerja sektor informal di sektor teknologi bisa mengejar pendapatan pekerja di sektor formal yang bekerja bukan di sektor digital atau teknologi.

Krisis Ekonomi Ancam Indonesia, Warga RI Harus Apa?

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Kendati perekonomian Indonesia relatif masih resilien, Menkeu tetap menyampaikan bahwa pemerintah tetap mewaspadai adanya turbulensi global yang terjadi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kondisi ketidakstabilan ekonomi dunia saat ini masih tetap dirasakan. Di tengah kelesuan ekonomi dalam negeri yang perlu ditangani, ekonomi Indonesia terancam masuk krisis.

Beberapa faktor yang menunjukkan perekonomian sedang tidak baik diantaranya tercatat dari Data Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Juli 2024 menurun ke level 49,7, sedangkan di bulan sebelumnya Juni 2024 berada di level 50,7. Kemudian Indeks Harga Konsumen (IHK) mencatatkan deflasi di level 0,18% per Juli 2024.

Menghadapi krisis ekonomi bukanlah perkara mudah, terutama bagi masyarakat Indonesia yang pernah merasakan dampak dari krisis sebelumnya. Krisis ekonomi dapat terjadi karena berbagai faktor, seperti ketidakstabilan politik, bencana alam, atau perubahan drastis dalam ekonomi global.

Untuk meminimalisir dampaknya, masyarakat perlu mempersiapkan diri dengan baik dan mengambil langkah-langkah strategis.

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah meninjau dan menata kembali anggaran rumah tangga. Memahami pos-pos pengeluaran yang dapat dihemat adalah kunci untuk bertahan dalam masa sulit.

Masyarakat harus fokus pada kebutuhan pokok dan mengurangi pengeluaran yang bersifat konsumtif. Dengan demikian, dana darurat dapat lebih mudah terkumpul dan digunakan saat dibutuhkan.

Selanjutnya, penting untuk memperkuat literasi keuangan. Masyarakat perlu memahami bagaimana mengelola keuangan pribadi dengan bijak, termasuk dalam hal investasi dan tabungan. Mengikuti seminar, membaca buku, atau mengikuti kursus online tentang manajemen keuangan dapat menjadi langkah awal yang baik. Dengan literasi keuangan yang kuat, masyarakat dapat membuat keputusan finansial yang lebih cerdas.

Diversifikasi sumber pendapatan juga menjadi strategi penting. Mengandalkan satu sumber pendapatan saja dapat menjadi risiko besar saat krisis melanda. Masyarakat bisa mencoba mencari pekerjaan sampingan atau memulai usaha kecil-kecilan yang sesuai dengan kemampuan dan minat. Dengan adanya beberapa sumber pendapatan, stabilitas keuangan keluarga dapat lebih terjaga.

Bangun Jaringan Sosial

Proyeksi Ekonomi Indonesia 2022
Suasana gedung bertingkat dan permukiman warga di kawasan Jakarta, Senin (17/1/2022). Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 mencapai 5,2 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain itu, penting untuk membangun jaringan sosial yang kuat. Jaringan ini tidak hanya berguna untuk dukungan emosional, tetapi juga dapat menjadi sumber informasi dan peluang baru. Bergabung dengan komunitas yang memiliki minat serupa atau aktif dalam kegiatan sosial dapat membuka jalan untuk kolaborasi dan bantuan saat dibutuhkan.

Masyarakat juga harus memperhatikan kesehatan mental dan fisik selama krisis ekonomi. Stres yang berlebihan dapat mempengaruhi kemampuan untuk mengambil keputusan yang tepat. Oleh karena itu, menjaga kesehatan dengan pola makan yang baik, olahraga teratur, dan istirahat yang cukup adalah prioritas yang tidak boleh diabaikan.

Pendidikan dan peningkatan keterampilan juga harus menjadi fokus utama. Dalam situasi ekonomi yang tidak menentu, memiliki keterampilan yang beragam dapat meningkatkan peluang kerja. Masyarakat bisa memanfaatkan berbagai platform online yang menawarkan kursus gratis atau berbiaya rendah untuk mengembangkan keterampilan baru.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya