Bos BRI Pasang Kuda-Kuda Dampak Kebijakan Ekonomi Donald Trump ke Indonesia

Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Sunarso, tengah bersiap menghadapi dampak kebijakan ekonomi yang akan diambil oleh Donald Trump

oleh Arief Rahman H diperbarui 13 Nov 2024, 17:31 WIB
Diterbitkan 13 Nov 2024, 17:31 WIB
Direktur Utama BRI Sunarso
Direktur Utama BRI Sunarso.

Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Sunarso, tengah bersiap menghadapi dampak kebijakan ekonomi yang akan diambil oleh Donald Trump usai terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat (AS). Pertumbuhan ekonomi Indonesia disebut bisa terdampak oleh kebijakan proteksionisme Trump.

Sunarso menuturkan bahwa kebijakan tersebut berpotensi direspons dengan perang dagang oleh China. Jika demikian, pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi ikut tertahan.

"Kami sudah membuat analisis dampaknya terhadap Indonesia. Jika ternyata China membalas dengan perang dagang, itu bisa menyebabkan pertumbuhan ekonomi kita hanya berada di kisaran 4,7 persen hingga 5,03 persen," ujar Sunarso dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (13/11/2024).

Waspada Ekonomi Loyo

Dia menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia berpotensi menjadi lebih rendah jika respons protektif tidak hanya datang dari China, tetapi juga dari negara-negara lain.

"Jika nanti negara-negara lain ramai-ramai membalas kebijakan proteksionisme Amerika, dampaknya akan lebih buruk lagi. Pertumbuhan ekonomi kita diperkirakan hanya akan berada di kisaran 4,6 hingga 4,9 persen. Ini adalah hasil analisis kami, dan oleh karena itu perlu kita antisipasi," jelasnya.

 

Kaitan Ekonomi RI

Suku Bunga Acuan Naik, BRI Tetap Optimis Penyaluran Kredit Tumbuh Double Digit di Tahun 2024
Direktur Utama BRI Sunarso pada saat press conference kinerja Triwulan I 2024 yang diselenggarakan di Jakarta, Kamis, (25/04).

Sunarso juga memaparkan data keterkaitan ekonomi Indonesia dengan China dan Amerika Serikat. Data yang dimilikinya menunjukkan bahwa Indonesia lebih terdampak oleh gejolak ekonomi China ketimbang AS.

"Ternyata belakangan ini hubungan dagang kita memiliki korelasi yang lebih kuat dengan China, dengan indeks korelasi sebesar 0,351, sementara dengan Amerika turun menjadi 0,347. Artinya, setiap kenaikan atau penurunan pertumbuhan di China lebih berpengaruh signifikan terhadap kita dibandingkan dengan perubahan ekonomi di Amerika," ungkapnya.

"Oleh karena itu, kita harus lebih berhati-hati jika Amerika menerapkan kebijakan protektif yang dibalas China dengan perang dagang, seperti yang terjadi di era Donald Trump sebelumnya. Dampaknya cukup signifikan terhadap kita," tambah Sunarso.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya