Pengusaha Soroti Antrean Panjang Kendaraan di Pelabuhan Bandar Bakau Jaya, Ada Apa?

Jelang Natal dan Tahun Baru 2025, Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (Gapasdap) menyoroti kepadatan dan antrian kendaraan barang di Pelabuhan Bandar Bakau Jaya (BBJ), bahkan antrean kendaraan mengular keluar pelabuhan.

oleh Septian Deny diperbarui 22 Des 2024, 16:00 WIB
Diterbitkan 22 Des 2024, 16:00 WIB
Kendaraan Roda Empat Mulai Penuhi Pelabuhan Merak Banten
Berbagai aturan diterapkan untuk meminimalisir terjadinya kepadatan, salah satunya truk hanya bisa menyeberang ke Pelabuhan Bakauheni melewati Pelabuhan Ciwandan maupun Bandar Bakau Jaya. (Liputan6.com/Faizal Fanani)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Jelang Natal dan Tahun Baru 2025, Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (Gapasdap) menyoroti kepadatan dan antrian kendaraan barang di Pelabuhan Bandar Bakau Jaya (BBJ), bahkan antrean kendaraan mengular keluar pelabuhan.

Kondisi sebaliknya terjadi di Pelabuhan Merak. Hingga 21 Desember 2024, kondisi Pelabuhan Penyeberangan Merak-Bakauheni sangat lengang bahkan cenderung kosong, meskipun sebelumnya diprediksi menjadi salah satu tanggal terjadinya arus puncak liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (Gapasdap) Khoiri Soetomo mengatakan kondisi seperti ini merupakan dampak pengalihan seluruh kendaraan barang golongan VII ke atas ke Pelabuhan BBJ. Sementara kendaraan selainnya diarahkan ke Pelabuhan Merak.

"Keputusan ini menyebabkan kemacetan di Pelabuhan BBJ, mengingat jumlah kapal yang terbatas yang melayani rute tersebut. Sementara itu, Pelabuhan Merak dengan kapasitas yang lebih besar justru tidak optimal dimanfaatkan," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (22/12/2024).

Dia menegaskan jika kondisi antrean kendaraan di BBJ tidak seharusnya terjadi jika pengaturan pembatasan kendaraan selama angkutan Nataru 2025 dilakukan dengan tetap mengoptimalkan pelabuhan Merak-Bakauheni untuk melayani kendaraan angkutan barang.

Khoiri menjelaskan sebelum pelaksanaan angkutan Nataru dimulai, Gapasdap telah memberikan berbagai masukan dalam rapat koordinasi terkait rencana operasi pelabuhan Merak-Bakauheni.

Pertama, Berdasarkan data operasional, kapasitas pelabuhan Merak-Bakauheni saat arus Nataru masih mampu menampung seluruh kendaraan dengan pola operasi padat. Jika diterapkan pola operasi sangat padat, kapasitas yang tersedia bahkan jauh lebih besar.

 

Kondisi Permintaan

Antrean Kendaraan Pemudik Padati Dermaga Pelabuhan Merak
Memasuki H-4 Lebaran 2024, pemudik memadati Pelabuhan Merak, Cilegon, Banten. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Kedua, Surat Keputusan Bersama (SKB) diharapkan dapat diterapkan secara fleksibel dengan memperhatikan kebutuhan dan kondisi permintaan di lapangan.

Ketiga, koordinasi antara pihak-pihak terkait, di mana KSOP sebagai pengendali utama di dalam pelabuhan, sementara kepolisian mengatur lalu lintas di luar pelabuhan untuk mengantisipasi antrean.

"Sayangnya, masukan tersebut cenderung diabaikan dan tidak diterapkan, sehingga kondisi yang terjadi saat ini mengulang kejadian serupa pada angkutan Lebaran tahun lalu," ujarnya.

Gapasdap menegaskan jika masukan yang diberikan bukan semata-mata untuk keuntungan bisnis, melainkan demi kelancaran transportasi penyeberangan di Merak-Bakauheni.

 

Pengusaha Kapal Sering Disalahkan

Kaleidoskop 2024: Rekaman Peristiwa di Indonesia dalam Bingkai Foto
Ribuan kendaraan mengantri untuk menaiki kapal penyebrangan di Pelabuhan Merak, Cilegon, Banten, Sabtu (6/4/2024). Diprediksi puncak arus mudik pelabuhan merak terjadi pada malam ini hingga esok pagi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Jika terjadi kemacetan, pengusaha kapal sering kali menjadi pihak yang disalahkan dengan tuduhan armada yang kurang cepat atau kurang besar. Padahal, dalam kondisi normal, tingkat keterisian (load factor) rata-rata hanya 31%. Dengan penerapan pola operasi sangat padat, Gapasdap yakin kebutuhan transportasi dapat terpenuhi tanpa kendala berarti.

Khoiri menjelaskan akibat kondisi yang terjadi saat ini, masyarakat menjadi pihak yang paling dirugikan. Mereka yang seharusnya mendapatkan pelayanan yang lebih baik harus menghadapi berbagai kesulitan akibat antrean panjang dan keterlambatan. Oleh karena itu, Gapasdap kembali mengajak seluruh pihak untuk berkolaborasi dalam mencari solusi terbaik demi kelancaran transportasi di masa mendatang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya