Pencapaian PT GKP Sepanjang 2024, Mulai dari Berdayakan Ekonomi Lokal hingga Lakukan Biodiversitas

PT Gema Kreasi Perdana (GKP) mencatat pencapaian penting sebagai perusahaan tambang nikel yang bertanggung jawab, berkontribusi pada sosial, ekonomi, dan lingkungan, khususnya di Pulau Wawonii, Kabupaten Konawe Kepulauan, sepanjang 2024.

oleh Fachri pada 02 Jan 2025, 21:10 WIB
Diperbarui 02 Jan 2025, 21:06 WIB
Nikel.
Lokasi pertambangan PT GKP. (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta PT Gema Kreasi Perdana (GKP) mencatat pencapaian penting sebagai perusahaan tambang nikel yang bertanggung jawab, berkontribusi pada sosial, ekonomi, dan lingkungan, khususnya di Pulau Wawonii, Kabupaten Konawe Kepulauan, sepanjang 2024.

Sepanjang 2024, GKP telah menjalankan program strategis dan operasionalnya dengan standar tinggi, prinsip keberlanjutan, dan kaidah Good Mining Practice.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024 menunjukkan bahwa tingkat kemiskinan di Pulau Wawonii turun signifikan, khususnya dalam dua tahun terakhir. Sektor pertambangan pun menjadi salah satu sektor yang berkontribusi dalam penurunan tersebut.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kab. Konkep, Safiuddin Alibas mengatakan, jika merujuk pada Laporan BPS Tahun 2024 tersebut, tercatat persentase tingkat penduduk miskin di Kab. Konkep terus menurun. Tren ini dimulai dari tahun 2021 dengan 17,81 persen, lalu turun ke 16,15 persen di tahun 2022, hingga turun ke 15,90 persen pada tahun 2023.

Selain itu, tercatat pula di Laporan BPS 2024, setidaknya selama dua tahun terakhir, sektor pertambangan berhasil berkontribusi terhadap total Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kab. Konkep sebesar Rp 185,21 milliar pada tahun 2022 dan Rp 192,60 milliar pada tahun 2023.

“Saat ini, memang ketergantungan Kab. Konkep masih pada sektor pertanian, setelah itu, disusul pembelanjaan pemerintah, dan lalu disusul sektor pertambangan," ujar Safiuddin.

"Ini tiga kekuatan utama penopang perekonomian Kab. Konkep sekarang, masuknya tambang terbukti memberikan dampak ekonomi yang cukup besar, masyarakat jadi memiliki daya beli dan konsumsi yang lebih besar,” jelasnya.

Berdayakan Ekonomi Lokal dan Perempuan

Ekonomi Lokal.
Pemberdayaan ekonomi yang dilakukan PT GKP. (Foto: Istimewa)

Lewat inisiatif program Corporate Social Responsibility (CSR), PT GKP berhasil membukakan pintu kesempatan pada perekonomian lokal untuk berkembang luas. Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menjadi fokus utama pengelolaan melalui kolaborasi dan inovasi, khususnya pada keterlibatan sentral para perempuan.

Dengan program pembinaan dan pembimbingan UMKM PT GKP, perempuan-perempuan Wawonii – yang mayoritas adalah Ibu Rumah Tangga (IRT) – telah mengubah potensi hasil bumi lokal menjadi produk bernilai tinggi.

Di antara produk unggulan mereka adalah kacang mete (Samaturu), kelapa (Mohawi), dan olahan ikan laut, yang kini telah dipasarkan hingga ke luar pulau. Inisiatif ini tidak hanya meningkatkan pendapatan keluarga, tetapi juga menciptakan peluang baru untuk generasi muda di komunitas mereka.

Berdasarkan laporan internal, pendapatan UMKM binaan PT GKP meningkat empat kali lipat dalam dua tahun terakhir. Banyak IRT di Wawonii kini menjadi penggerak utama UMKM di Wawonii dan menunjukkan bahwa pemberdayaan perempuan memberikan dampak signifikan bagi perekonomian lokal.

Produk-produk mereka kini telah masuk ke berbagai swalayan di Kendari yang mencerminkan kualitas dan daya saing yang semakin kuat. Sebagai contoh, pelatihan pengolahan makanan lokal seperti kacang mete dan kelapa tidak hanya meningkatkan keterampilan, tetapi juga membuka akses pasar yang lebih luas.

Biodiversity.
Pelestarian yang dilakukan PT GKP. (Foto: Istimewa)

Manager External Relations PT GKP, Made Fitriansyah mengatakan, PT GKP rutin memberikan pelatihan, pendampingan, dan fasilitas promosi kepada para pelaku UMKM. Hal itu merupakan bukti GKP menekankan pentingnya kolaborasi untuk keberlanjutan ekonomi.

“Kami tidak hanya memberikan bantuan finansial, tetapi juga mendampingi masyarakat dalam mengembangkan keterampilan dan kapasitas usaha mereka,” katanya.

Tidak hanya itu, kolaborasi itu juga menyentuh aspek sosial dan budaya, di mana perempuan Wawonii menjadi motor penggerak perubahan dalam keluarga dan komunitas mereka.

"Perempuan yang sebelumnya berperan sebagai ibu rumah tangga kini mampu menjadi pelaku ekonomi mandiri, memberikan inspirasi bagi generasi muda untuk terus berkembang," ujar Made.

Keberhasilan program pemberdayaan perempuan ini merupakan bukti nyata bahwa sinergi antara perusahaan dan masyarakat lokal dapat menciptakan perubahan positif yang berkelanjutan.

"PT GKP berkomitmen untuk terus mendukung perempuan Wawonii dalam mengembangkan UMKM lokal dengan menyediakan lebih banyak pelatihan dan peluang akses pasar di masa depan," ucap Made.

Salah satu ketua UMKM Binaan PT GKP, Zamniar mengapresiasi inisiatif PT GKP yang mendukung pelatihan dan pemberdayaan ekonomi bagi UMKM.

"Ini membuka lebih banyak peluang bagi masyarakat untuk mandiri dan berkontribusi pada kesejahteraan bersama dan kami berharap kolaborasi ini terus berlanjut demi pertumbuhan yang berkelanjutan," ujarnya.

Selain fokus pada pemberdayaan perempuan, Program CSR PT GKP juga mencakup berbagai bidang yang meliputi pengembangan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, hingga lingkungan.

Reklamasi dan Biodiversitas

Harita.
Pelestarian yang dilakukan PT GKP. (Foto: Istimewa)

Tak hanya aspek ekonomi dan sosial-budaya, PT GKP turut menunjukkan dedikasi dan komitmen dalam menjaga lingkungan serta kelestarian alam di Pulau Wawonii lewat program pengelolaan lingkungan terpadu. 

Hal ini tercermin dalam berbagai upaya nyata yang telah dilakukan perusahaan, seperti pengelolaan air limbah tambang yang sepanjang tahun 2024 ini berhasil 100 persen memenuhi baku mutu, serta pembangunan dan perluasan settling pond yang kini mencapai total luas 3,69 hektar.

Selain itu, PT GKP juga telah melakukan reklamasi lahan seluas 14,45 hektar hingga Desember 2024, dengan melibatkan penanaman lebih dari 11.160 bibit pohon yang berhasil diproduksi dari nursery internal perusahaan. 

Dalam aspek rehabilitasi lingkungan, PT GKP juga telah merehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan total luas mencapai 663,24 hektar, yang tersebar di wilayah Kabupaten Konawe Kepulauan dan Konawe Selatan. 

Head of HSE Department PT GKP, Aladin Sianipar mengatakan, perusahaan terus melakukan monitoring dan evaluasi untuk memastikan bahwa semua standar lingkungan dapat terpenuhi.

“PT GKP selalu berupaya menjadi mitra yang bertanggung jawab dalam pelestarian lingkungan, baik melalui upaya reklamasi maupun rehabilitasi DAS," katanya.

"Upaya-upaya ini merupakan bukti ke seluruh stakeholder bahwa perusahaan ini tidak lepas tangan pada tanggung jawabnya menjaga keseimbangan ekosistem dan kondisi biodiversitas sekitar, khususnya yang ada di Pulau Wawonii," jelas Aladin.

Raih PROPER Hijau

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Konawe Kepulauan (DLH Konkep), Rustam, mengatakan, pencapaian PT GKP dalam Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER) sebagai Calon Kandidat Hijau merupakan bukti nyata kepatuhan perusahaan terhadap kaidah lingkungan yang telah ditetapkan pemerintah.

“Pencapaian ini merupakan bukti bahwa PT GKP taat dan bertanggung jawab dalam menjaga lingkungan  di sekitar operasinya,” katanya.

Ketua Umum Asosiasi Mikoriza Indonesia (AMI) sekaligus Ketua Tim Peneliti Biodiversitas Pulau Wawonii, Prof. Dr. Ir. Hj. Husna, MP, juga mengapresiasi kontribusi PT GKP dalam menjaga ekologi dan biodiversitas Pulau Wawonii.

"Pemantauan biodiversitas yang dilakukan bersama PT GKP merupakan wujud tanggung jawab perusahaan dalam mengelola lingkungan dan memitigasi dampak pertambangan terhadap ekosistem di Pulau Wawonii, termasuk keanekaragaman flora dan fauna di dalamnya," ujarnya.

“Pemantauan yang kami lakukan, untuk hutan itu ada 6 titik lingkungan darat, terdiri dari 6 titik, 4 titik di perairan laut, dan 3 titik di area perairan darat, kondisi biodiversitas flora maupun fauna darat ini secara umum berdasarkan hasil analisis vegetasi pada lokasi pengamatan, semuanya terlihat  baik," jelas Husna.

Ia menyebut, beberapa fakta tersebut menunjukkan bahwa tutupan vegetasi pada lahan di 6 titik tadi, semua rata-rata di atas 90 persen dan ini menunjukkan bahwa lahan belum terganggu sama sekali.

“Yang kedua, dari indeks keanekaragaman, pemerataan, maupun indeks kekayaan jenis, semuanya termasuk sangat tinggi. Pemantauan fauna, kalau kita bandingkan dengan tahun lalu, ini mengalami peningkatan dan kategorinya itu indeksnya sangat tinggi,” sebut Husna.

Kualitas Air Masih Baik

Husna menyoroti kondisi perairan laut yang umumnya masih baik yang ditunjukkan dari kualitas dan indeks kualitas air laut berdasarkan parameter kimia, fisika, dan biologi.  

“Ini memenuhi baku mutu sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021, kalau kita lihat logam  berat sedimen, mulai dari Cr-VI (Kromium Heksavalen) sampai Hg (Raksa), itu tidak melebihi baku mutu," ujarnya.

"Berdasarkan standar U.S Environmental Protection Agency (Badan Perlindungan Lingkungan Hidup  Amerika Serikat), dan standar internasional lainnya, perairan ini masih memiliki status tidak tercemar,” jelas Husna.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya