Liputan6.com, Jakarta - Kadin Indonesia menyambut bergabungnya Indonesia sebagai anggota penuh Brasil, Rusia, India, China dan South Africa atau Afrika Selatan (BRICS). Hal ini dinilai sebuah momen bersejarah yang mengukuhkan posisi Indonesia sebagai kekuatan ekonomi global.
"Keanggotaan ini juga membuka peluang besar memperluas kerja sama ekonomi, perdagangan, dan investasi antara Indonesia dengan negara-negara BRICS, sekaligus mendukung pertumbuhan berkelanjutan,” ujar Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjah Rasjid seperti dikutip dari keterangan resmi, Selasa (7/1/2025).
Advertisement
Baca Juga
Ia menuturkan, keanggotaan itu juga membawa tanggung jawab baru antara lain memitigasi persaingan global yang semakin ketat. Akan tetapi, Kadin Indonesia yakin dengan sinergi erat antara pemerintah dan dunia usaha, keanggotaan ini akan menjadi kekuatan untuk memperkuat fundamental ekonomi, mendorong inovasi dan menciptakan lapangan kerja baru.
Advertisement
“Sekaligus sebagai peluang untuk mendorong perekonomian ke level yang lebih tinggi. Kadin Indonesia terus berkomitmen menjadi mitra strategis pemerintah dalam memastikan manfaat keanggotaan BRICS dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia,” kata dia.
Indonesia Resmi Jadi Anggota Penuh BRICS
Sebelumnya, Brasil, yang memegang posisi kepresidenan BRICS untuk tahun 2025, mengumumkan pada Senin, 6 Januari 2025, Indonesia telah diterima sebagai anggota penuh blok tersebut. Sebelumnya, status Indonesia adalah sebagai negara mitra BRICS.
Kementerian Luar Negeri Brasil menyatakan para pemimpin BRICS telah menyetujui pencalonan Indonesia pada Agustus 2023. Namun, negara berpenduduk terbesar keempat di dunia ini baru secara resmi bergabung setelah terbentuknya pemerintahan baru tahun lalu.
"Pemerintah Brasil menyambut bergabungnya Indonesia dalam BRICS," demikian pernyataan resmi dari Brasil seperti dikutip dari VOA Indonesia, Selasa, 7 Januari 2025.
"Dengan populasi dan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia berbagi komitmen dengan negara-negara anggota BRICS lainnya untuk mereformasi lembaga-lembaga tata kelola global, serta berkontribusi positif dalam memperdalam kerja sama Selatan-Selatan."
Awal Pembentukan BRICS
BRICS awalnya dibentuk oleh Brasil, Rusia, India, dan China pada 2009, kemudian menambahkan Afrika Selatan pada 2010. Tahun lalu, blok ini kembali diperluas dengan memasukkan Iran, Mesir, Ethiopia, dan Uni Emirat Arab.
Arab Saudi telah diundang untuk bergabung, namun belum mengambil langkah tersebut.
Turki, Azerbaijan, dan Malaysia juga sudah mendaftar secara resmi, sementara beberapa negara lain telah menyatakan ketertarikan bergabung.
Nama "BRICS" berasal dari sebuah istilah ekonomi yang digunakan pada awal 2000-an untuk menggambarkan negara-negara yang diprediksi bakal mendominasi perekonomian global pada 2050.
Sebelum bergabungnya Indonesia, BRICS mencakup hampir 45 persen populasi dunia dan 35 persen produk domestik bruto global—berdasarkan paritas daya beli.
Advertisement
Sejarah dan Tujuan BRICS
Dikutip dari Kanal Cek Fakta Liputan6.com, Empat negara Asia Tenggara, Malaysia, Vietnam, Thailand, dan Indonesia telah menjadi negara mitra BRICS, kelompok ekonomi negara berkembang yang baru saja menggelar KTT di Kazan, Rusia.
Dikutip dari as-coa.org, BRICS merupakan akronim yang merujuk pada kumpulan negara-negara yakni Brasil, Rusia, India, China, dan South Africa (Afrika Selatan). Wacana pembentukan BRICS pertama kali diusulkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin di sela-sela Sidang Umum PBB di New York pada 2006.
Ketika itu, Rusia mengajak Brasil, Rusia, India, dan China untuk membentuk kelompok kemitraan antarnegara sebagai reaksi terhadap ancama krisis global.
Pertemuan kepala negara BRIC pertama berlangsung pada bulan Juni 2009 di Yekaterinburg, Rusia. Dalam pertemuan tersebut, para pemimpin membahas pentingnya menciptakan sistem moneter internasional yang lebih beragam, dengan berkurangnya ketergantungan pada dolar sebagai mata uang cadangan global.
KTT kedua diadakan pada tahun berikutnya di Brasil, dan dihadiri oleh Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma. Ketika itu, para pemimpin negara yang hadir membahas topik program nuklir Iran dan pentingnya kerja sama di bidang energi dan ketahanan pangan.
Pada Desember 2010, Afrika Selatan secara resmi diundang menjadi anggota kelima grup tersebut. BRIC secara resmi menjadi BRICS pada pertemuan puncak ketiga di Hainan, China pada April 2011.
KTT keempat
Pada April 2012, KTT keempat diadakan di New Delhi, India. Ketika itu para kepala negara menyerukan perluasan hak suara di Dana Moneter Internasional (IMF). Para delegasi juga mulai mempertimbangkan bank pembangunan alternatif yang dipimpin BRICS, sebuah proposal yang secara resmi disetujui pada pertemuan puncak kelima di Afrika Selatan pada Maret 2013.
Pada Juli 2014, KTT BRICS keenam diadakan di Fortaleza, Brasil. Para pemimpin negara BRICS menandatangani perjanjian untuk mendirikan bank pembangunan dan kumpulan cadangan mata uang. Diskusi juga menyinggung kurangnya reformasi yang dilakukan IMF untuk memastikan keterwakilan yang lebih besar dari negara-negara berkembang, serta pembangunan berkelanjutan.
Dilansir dari Antara, keanggotaan blok kerja sama strategis ini sekarang telah diperluas dengan mencakup Iran, Mesir, Ethiopia, dan Uni Emirat Arab yang bergabung pada Desember 2023. Namun kelompok tersebut memutuskan untuk tetap menggunakan nama BRICS. Populasi penduduk BRICS secara akumulasi mencakup 43 persen populasi dunia, dengan total nilai perdagangannya mencapai 16 persen perdagangan global. Selain itu, BRICS juga menyumbang seperempat dari ekonomi global dan mencakup seperlima dari perdagangan dunia.
Dikutip dari laman Council on Foreign Relation, BRICS punya tujuan untuk mengoordinasikan dan memuluskan kerja sama ekonomi negara-negara berkembang. Hal ini untuk meningkatkan produktivitas ekonomi negara-negara tersebut agar sejajar dengan negara-negara maju.
Namun, bertambahnya keanggotaan juga membawa tantangan baru, termasuk meningkatnya penolakan dari negara-negara Barat dan perpecahan di dalam blok tersebut. Para ahli mengatakan bahwa cara anggota BRICS mengatasi ketegangan tersebut akan menentukan apakah kelompok tersebut dapat menjadi suara yang lebih bersatu di panggung global.
Advertisement