Harga Emas Anjlok 1% Usai Cetak Rekor Tertinggi Pekan Lalu

Kenaikan dolar AS yang menekan harga emas. Selain itu, ada beberapa aksi ambil untung setelah emas mengalami kenaikan yang hebat pada minggu lalu.

oleh Arthur Gideon diperbarui 14 Jan 2025, 07:30 WIB
Diterbitkan 14 Jan 2025, 07:30 WIB
Ilustrasi harga emas dunia hari ini (Foto By AI)
Harga emas di pasar spot turun 1,1% menjadi USD 2.658,84 per ons, setelah sebelumnya turun 1% di awal sesi. Harga mencapai level tertinggi dalam sebulan pada hari Jumat. Ilustrasi harga emas dunia hari ini (Foto By AI)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas anjlok pada perdagangan hari Senin karena dolar AS melonjak ke level tertinggi dalam lebih dari dua tahun. Kenaikan dolar AS yang menekan harga emas ini setelah laporan pekerjaan yang kuat minggu lalu mendorong ekspektasi bahwa Bank Sentral AS atau Federal Reserve (Fed) akan melanjutkan pemotongan suku bunga tahun ini dengan hati-hati.

Mengutip CNBC, Selasa (14/1/2025), harga emas di pasar spot turun 1,1% menjadi USD 2.658,84 per ons, setelah sebelumnya turun 1% di awal sesi. Harga mencapai level tertinggi dalam sebulan pada hari Jumat.

Sedangkan harga emas berjangka AS turun 1,4% menjadi USD 2.677,6 per ons.

“Kami memiliki laporan pekerjaan AS yang lebih baik dari perkiraan yang memperkuat dolar AS dan imbal hasil surat utang AS. Penurunan harga emas di sini merupakan tindak lanjut dari laporan yang lebih kuat dari perkiraan,” kata analis senior RJO Futures Bob Haberkorn.

Haberkorn menambahkan, ada juga beberapa aksi ambil untung setelah emas mengalami kenaikan yang hebat pada minggu lalu.

Indeks dolar AS membuka perdagangan naik ke level tertinggi sejak November 2022 setelah laporan pekerjaan AS menggarisbawahi kekuatan ekonomi dan mengaburkan prospek Fed.

Dolar AS yang lebih tinggi membuat emas batangan lebih mahal bagi pembeli luar negeri.

Trump akan dilantik sebagai presiden AS minggu depan. Tarif yang diusulkannya dan kebijakan perdagangan proteksionis diperkirakan akan menimbulkan inflasi dan dapat memicu perang dagang, menambah daya tarik emas sebagai aset safe haven.

Investor Menanti Data Ekonomi

Investor sekarang menunggu data inflasi AS, klaim pengangguran mingguan, dan penjualan ritel minggu ini untuk mencari tahu lebih lanjut tentang ekonomi dan rencana kebijakan Fed.

"Jika data inflasi CPI pada hari Rabu menunjukkan tanda-tanda berlanjut, setiap seruan untuk penurunan suku bunga pada paruh pertama tahun ini akan ditolak mentah-mentah lagi," tulis Fawad Razaqzada, analis pasar di City Index dan FOREX.com, dalam sebuah catatan.

Saat ini, pasar memperkirakan penurunan 25 basis poin tahun ini, dibandingkan dengan ekspektasi 40 basis poin minggu lalu.

Suku bunga yang lebih tinggi membuat emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil menjadi kurang menarik.

Prediksi Harga Emas Minggu Ini, Bakal Naik Lagi?

(Ilustrasi harga emas dunia by Freepik)
(Ilustrasi harga emas dunia by Freepik)... Selengkapnya

Sebelumnya, emas mencatat kenaikan signifikan sebesar 26% sepanjang 2024, namun penutupan tahun membawa kekecewaan dengan absennya reli Sinterklas untuk pertama kalinya dalam tujuh tahun terakhir. Memasuki 2025, harga emas ini kembali menjadi sorotan, menguji level resistensi penting di sekitar USD 2.700, meskipun dihadapkan pada kenaikan imbal hasil obligasi dan penguatan dolar AS.

Menurut laporan Kitco News, Senin (13/1/2024), emas kini menghadapi dinamika baru yang menciptakan tantangan sekaligus peluang.

Hubungan emas dengan dolar AS dan imbal hasil obligasi tampak semakin longgar, mendorong perhatian investor terhadap potensi emas sebagai pelindung nilai di tengah inflasi, ketidakpastian ekonomi, dan gejolak geopolitik.

Tren dan Optimisme di Tahun 2025

Logam mulia ini menunjukkan penguatan sebagai aset moneter utama, bahkan mencatat rekor tertinggi terhadap pound Inggris dan euro pada pekan ini. Optimisme terhadap emas dan perak di 2025 tetap tinggi, meski volatilitas diperkirakan akan menjadi tantangan.

Faktor Pendorong Utama Harga Emas di 2025:

  • Ketidakpastian Kebijakan Moneter AS

Federal Reserve hanya berencana memangkas suku bunga dua kali pada 2025, lebih sedikit dibandingkan proyeksi sebelumnya. Kebijakan ini menciptakan risiko volatilitas yang memengaruhi harga emas.

  • Minat Investor Global

Meski investor Barat cenderung mengabaikan emas, pasar Asia, khususnya Tiongkok, terus menunjukkan minat besar. Konsumen Tiongkok diperkirakan akan membeli emas untuk melindungi kekayaan dari pelemahan yuan dan ketidakpastian pasar saham.

  • Pembelian Bank Sentral

Bank Sentral Tiongkok kembali aktif membeli emas, menambah 10 ton pada Desember 2024 setelah penambahan lima ton pada November. Selain itu, bank sentral di negara-negara berkembang terus menambah cadangan emas sebagai langkah diversifikasi dari ketergantungan pada dolar AS.

Prediksi Harga Emas: Menuju USD 3.000 per Ons?

Ilustrasi harga emas dunia (Foto By AI)
Ilustrasi harga emas dunia (Foto By AI)... Selengkapnya

Banyak analis memprediksi bahwa emas akan mencapai USD 3.000 per ons pada 2025. Namun, kenaikan ini diperkirakan tidak akan terjadi secara cepat.

Lonjakan harga signifikan diprediksi baru akan terjadi pada paruh kedua tahun, ketika dampak kebijakan moneter global dan ketegangan geopolitik semakin jelas.

Di sisi lain, soal prediksi harga emas, meskipun ada tantangan berupa kenaikan suku bunga dan penguatan dolar, daya tarik emas sebagai aset defensif tetap kuat. Investor melihat emas sebagai perlindungan terhadap risiko ekonomi global dan ketegangan geopolitik yang terus berkembang.

Peran Strategis Emas dalam Diversifikasi Aset

Ilustrasi Harga Emas Hari Ini di Dunia. Foto: DAVID GRAY | AFP
Ilustrasi Harga Emas Hari Ini di Dunia. Foto: DAVID GRAY | AFP... Selengkapnya

Selain menjadi pelindung nilai, emas semakin memainkan peran sentral dalam strategi diversifikasi aset global. Negara-negara berkembang, termasuk Tiongkok, memperkuat cadangan emas mereka untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS, terutama di tengah kebijakan ekonomi agresif Amerika Serikat di bawah pemerintahan Donald Trump.

Ketidakpastian geopolitik juga menjadi faktor pendorong utama, membuat emas tetap relevan sebagai aset safe haven di pasar keuangan global.

Kesimpulan

Tahun 2025 diperkirakan menjadi tahun penuh dinamika bagi pasar emas. Dengan tantangan global yang ada, seperti ketidakpastian ekonomi, kebijakan moneter, dan gejolak geopolitik, emas tetap menjadi aset penting dalam portofolio investor.

Meskipun volatilitas masih membayangi, prospek emas tetap cerah, terutama dengan potensi harga mencapai USD 3.000 per ons pada paruh kedua 2025. Sebagai pelindung nilai dan aset safe haven, emas akan terus memegang peran penting dalam strategi investasi global.

 
 
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya