Liputan6.com, Jakarta - Harga emas yang dijual oleh PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau harga emas Antam naik tips pada awal pekan ini usai cetak rekor pada pekan lalu.
Pada hari ini Senin, (24/3/2025), harga emas Antam lebih mahal Rp 1.000 menjadi Rp 1.765.000 per gram. Sedangkan pada perdagangan terakhir, harga emas Antam dibanderol Rp 1.764.000 per gram.
Baca Juga
Kenaikan juga terjadi dengan harga emas Antam buyback. Harga emas Antam buyback naik Rp 1.000 menjadi Rp 1.616.000 per gram. Harga buyback ini adalah jika Anda ingin menjual emas yang dimiliki, maka Antam akan membelinya di harga Rp 1.616.000 per gram.
Advertisement
Perubahan harga emas Antam dipengaruhi oleh sejumlah faktor, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Pemahaman mengenai faktor-faktor ini sangat penting bagi mereka yang berencana untuk berinvestasi dalam emas Antam.
Antam menjual emas dengan ukuran mulai 0,5 gram hingga 1.000 gram. Anda dapat memperoleh potongan pajak lebih rendah (0,45 persen) jika menyertakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
Hingga pukul 07.48 WIB, kepingan emas Antam belum ada yang tersedia untuk lokasi di butik Logam Mulia Gedung Antam Jakarta.
Daftar Harga Emas Antam
Berikut rincian harga emas Antam hari ini di butik emas Gedung Antam, melansir laman logammulia.com:
- Harga emas 0,5 gram: Rp 932.500
- Harga emas 1 gram: Rp 1.765.000
- Harga emas 2 gram: Rp 3.474.000
- Harga emas 3 gram: Rp 5.191.000
- Harga emas 5 gram: Rp 8.629.000
- Harga emas 10 gram: Rp 17.180.000
- Harga emas 25 gram: Rp 42.787.500
- Harga emas 50 gram: Rp 85.455.000
- Harga emas 100 gram: Rp 170.790.000
- Harga emas 250 gram: Rp 426.587.500
- Harga emas 500 gram: Rp 852.875.000
- Harga emas 1.000 gram: Rp 1.705.600.000.
Prediksi Harga Emas Jelang Lebaran, Bakal Naik Terus Atau Terkoreksi?
Sebelumya, pasar emas masih bertahan di atas USD3.000 per ons, tetapi mengalami aksi ambil untung menjelang akhir pekan setelah harga emas gagal mempertahankan posisi di atas USD3.057 per ons.
Meskipun emas masih berpotensi naik, beberapa analis mengatakan bahwa konsolidasi di level saat ini akan sehat untuk tren jangka panjangnya. Harga emas spot terakhir diperdagangkan di USD3.014,20 per ons, turun hampir 1% dalam sehari, tetapi masih naik 1% dibandingkan Jumat (21/3) lalu.
Dikutip dari laman Kitco.com Senin (24/3/2025), Kepala Strategi Emas di State Street Global Advisors George Milling Stanley, memperkirakan bahwa harga emas bisa tetap di sekitar USD3.000 selama beberapa bulan ke depan seiring investor beradaptasi dengan level baru ini.
"Saya akan lebih yakin bahwa harga emas bisa bertahan di atas USD3.000 jika butuh waktu beberapa bulan untuk benar-benar melewati level ini," ujar Stanley.
Meskipun ia tidak memperkirakan rekor harga baru dalam waktu dekat, ia juga tidak melihat faktor besar yang dapat menekan harga emas secara signifikan.
Advertisement
Kemungkinan Koreksi
Kemudian, Kepala Strategi Komoditas di Saxo Bank Ole Hansen, mengatakan bahwa emas bisa turun USD100 tanpa mengganggu tren kenaikan saat ini.
"Jika Anda seorang manajer aset yang ingin mengalokasikan dana ke emas dari saham karena khawatir tentang stagflasi, Anda mungkin akan menyambut baik koreksi USD100 ini," ujarnya.
Hansen menyebutkan bahwa level support utama pertama yang ia pantau adalah USD2.955, yang merupakan level tertinggi bulan lalu sebelum terjadi kenaikan pekan lalu.
Analis Senior di Trade Nation, David Morrison, juga akan mengamati apakah emas bisa bertahan di USD3.000.
"Emas memang sedikit turun dari level tertingginya, tetapi tidak signifikan," katanya.
Morrison menilai, indikator teknikal emas masih menunjukkan tren kuat, tetapi koreksi lebih dalam bisa membantu membentuk dasar untuk kenaikan berikutnya. Uji coba di level USD3.000 sebagai support masih sangat mungkin terjadi.
Inflasi Bisa Menahan Kenaikan Emas
Dalam sebuah catatan pada Jumat, Thu Lan Nguyen, Kepala Riset di Commerzbank, mengatakan bahwa kekhawatiran inflasi bisa menahan kenaikan emas.
Pada hari Rabu, setelah mempertahankan suku bunga tetap, Federal Reserve memperbarui proyeksi inflasinya dan memperkirakan harga konsumen naik 2,8% tahun ini, lebih tinggi dari perkiraan Desember sebesar 2,5%.
Meskipun Ketua Federal Reserve Jerome Powell meremehkan ancaman inflasi, Nguyen mengatakan investor tetap berhati-hati.
"Federal Reserve sebelumnya juga menganggap lonjakan inflasi 2021/22 hanya sementara, tetapi akhirnya harus mengambil tindakan agresif karena kenaikan harga yang tajam. Jika skenario serupa terjadi, itu bisa menjadi berita buruk bagi emas," katanya.
Namun, Nguyen menambahkan bahwa setiap koreksi harga emas kemungkinan besar akan menjadi peluang beli."Emas semakin diminati sebagai aset safe haven, terutama karena ketegangan geopolitik. Selama faktor ini masih berperan, potensi penurunan harga emas akan tetap terbatas," ujarnya.
Advertisement
Fokus Pasar Minggu Ini: Data Inflasi AS
Meskipun momentum teknikal telah mendorong harga emas di atas USD3.000, beberapa analis memperkirakan harga emas masih bisa dipengaruhi oleh data ekonomi—terutama inflasi yang lebih tinggi dan aktivitas ekonomi yang melemah, yang dapat meningkatkan risiko stagflasi.
Data utama yang perlu diperhatikan minggu depan adalah Indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi Inti (Core PCE), yang tidak termasuk harga energi dan makanan, serta merupakan indikator inflasi pilihan Federal Reserve.
Pasar juga akan memantau bagaimana daya beli konsumen AS bertahan di tengah ketidakpastian ekonomi yang meningkat.
