Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri (HKI), Sanny Iskandar, menekankan pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dapat memberikan dampak signifikan terhadap penurunan ICOR (Incremental Capital-Output Ratio) Indonesia.
Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto yang menargetkan pengendalian biaya investasi atau ICOR Indonesia bisa diturunkan ke skala 4.
Pasalnya, biaya investasi atau ICOR di tanah air masih terbilang mahal. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) ICOR Indonesia pada tahun 2023 mencapai 6,33
Advertisement
"Jadi, kawasan-kawasan ekonomi itu memang harus terus didorong karena memang kawasan ekonomi, khususnya kawasan industri itu yang akan bisa memfasilitasi kemudahan para investor untuk berinvestasi di Indonesia," kata Sanny saat ditemui di Jakarta, Selasa (14/1/2025).
Menurutnya, kawasan industri harus terus didorong karena dapat memfasilitasi investor untuk berinvestasi. Pengembangan kawasan ekonomi ini tidak hanya menyediakan lahan yang sudah bersertifikat, tetapi juga infrastruktur yang lengkap seperti jalan, akses listrik, telekomunikasi, dan utilitas lainnya.
"Karena sebuah pengembangan kawasan ekonomi itu dia akan mempersiapkan lahannya, tentunya lahannya sudah bersertifikat, kemudian mempersiapkan infrastrukturnya, baik infrastruktur dasar maupun seluruh utilitasnya, akses jalan masuknya, pemakai listrik, telekomunikasi dan segala macam," jelasnya.
Maka dengan kesiapan infrastruktur ini, investor merasa lebih aman dan nyaman untuk menanamkan modalnya di Indonesia, khususnya dalam sektor manufaktur yang dianggap mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar dan menciptakan efek berganda (multiplier effect) bagi perekonomian.
Percepat Rantai Pasokan
Pengembangan kawasan industri, menurut Iskandar, berhubungan erat dengan penurunan ICOR, sebuah indikator efisiensi investasi. Dengan mempermudah proses masuknya investasi, terutama dalam industri manufaktur yang labor-intensive, perekonomian Indonesia diharapkan dapat tumbuh dengan lebih efisien dan berkelanjutan.
"Kenapa saya tekankan industri manufaktur, khususnya industri manufaktur yang labor intensif. Karena dia penyerapan tenaga kerjanya besar dan itu akan mempunyai multiplier effect yang luar biasa," katanya.
Keberadaan kawasan industri yang terorganisir dengan baik akan mempercepat rantai pasokan (supply chain) bagi industri-industri yang membutuhkan bahan baku, transportasi, dan sarana pendukung lainnya, sehingga perekonomian dapat bergerak lebih dinamis.
"Termasuk dengan kawasan industri, industri manufaktur akan membawa satu sistem supply chain-nya mengenai kebutuhan bahan bakunya, mengenai kebutuhan transportasinya, kebutuhan mengenai sarana pendukungnya semuanya, sehingga akhirnya kegiatan ekonomi itu bergerak gitu," pungkasnya.
Advertisement
Prabowo Targetkan ICOR Indonesia Turun jadi 4, Ini Strateginya
Presiden Prabowo Subianto menargetkan pengendalian biaya investasi atau Incremental Capital Output Ratio (ICOR) Indonesia bisa diturunkan. Pasalnya, biaya investasi atau ICOR di tanah air masih terbilang mahal.
"Kalau Presiden (Prabowo) kita mau ICOR 4," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Business Competitiveness Outlook 2025, di Jakarta, Senin (13/1/2025).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) ICOR Indonesia pada tahun 2023 mencapai 6,33. ICOR adalah salah satu parameter yang bisa menunjukkan tingkat efisiensi investasi suatu negara. Jika angka ICOR semakin kecil, maka biaya investasi yang harus dikeluarkan semakin efisien untuk menghasilkan output tertentu.
Untuk mencapai target efisiensi investasi atau ICOR sebesar 4% adalah dengan terus mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Menurutnya, saat ini, beberapa kawasan ekonomi khusus, seperti Weda Bay, memiliki ICOR yang jauh lebih rendah, yakni sekitar 2 hingga 3.
Pasalnya di Weda Bay telah berhasil menarik investasi sebesar USD16 miliar dalam enam tahun terakhir dengan ekspor tahunan mencapai USD 8 miliar. Hal itu menjadi contoh efisiensi investasi yang perlu diperluas ke kawasan lainnya.
"Jadi untuk mencapai ICOR 4%, kita perlu mengembangkan lebih banyak KEK. Kita bisa mengungkit KEK dengan kawasan lainnya," ujarnya,
Airlangga mengakui bahwa KEK di kawasan lainnya, untuk segi infrastruktur masih tertinggal dari pusat-pusat ekonomi utama. Pada 2024, investasi yang dialokasikan untuk KEK diperkirakan mencapai Rp82,6 triliun yang diharapkan mampu menyerap lebih dari 42.000 tenaga kerja.
Pengurangan ICOR
Lebih lanjut, Airlangga menyampaikan bahwa pengurangan ICOR tidak bisa dilakukan secara instan, karena investasi besar membutuhkan waktu. Kendati begitu, Pemerintah tetap optimis bahwa dengan strategi yang tepat dan dukungan berbagai pihak, Indonesia dapat mencapainya dalam waktu 3-4 tahun ke depan.
"Ya tentu itu perlu program lebih panjang karan icor kan terkait investasi jadi gak bisa instan. Jadi, dalam ICOR ke 4 itu target kita dalam 3-4 tahun ke depan," katanya.
Selain itu, sektor pariwisata juga dianggap memiliki potensi untuk memberikan "quick wins" dalam jangka pendek, asalkan masalah utama seperti transportasi udara dapat diatasi.
"Ya tentu kita lagi melihat yang berbasis pariwista harusnya bisa quick win, tapi kan basis pariwisata yang paling penting angkutan udara, nah angkutan udara ini yang harus diselesaikan," pungkasnya.
Advertisement