Liputan6.com, Jakarta - Seorang "pecandu komputer sejati," kini memimpin perusahaan rintisan teknologi luar angkasa, Transcelestial, yang telah mengumpulkan sekitar USD 24 juta atau sekitar Rp 393,05 miliar (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.377). Â
Rohit Jha memiliki kecintaan mendalam pada komputer, antariksa, dan fiksi ilmiah, memulai perjalanan karier dengan mengembangkan permainan komputer dan mengamati bintang melalui teleskop di masa muda. Kini, pada usia 36 tahun, ia berfokus untuk memperbaiki konektivitas internet global melalui teknologi laser inovatif. Dilansir dari CNBC pada Kamis (16/1/2025).
Advertisement
Baca Juga
Jha tumbuh besar di Jamshedpur, India, dan mengembangkan minat pada fisika dan teknik luar angkasa setelah mengikuti program Olimpiade Fisika Nasional. Ia melanjutkan pendidikannya di Universitas Teknologi Nanyang di Singapura, di mana ia terlibat dalam proyek luar angkasa pertama Singapura dan satelit dalam negeri negara tersebut.
Advertisement
Perjalanan Jha semakin berkembang ketika ia bekerja di perbankan dan perdagangan frekuensi tinggi, di mana ia menemukan masalah mendasar dalam jaringan internet global.
Rohit Jha menyadari sebagian besar internet dunia bergantung pada kabel serat optik bawah laut yang mahal dan rentan terhadap kemacetan dan kerusakan.
Hal ini membuat konektivitas di kota-kota besar lebih prioritas, sementara daerah terpencil dan desa-desa kesulitan mendapatkan akses internet yang layak. Frustrasi dengan keadaan ini, Jha memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya di bank pada tahun 2015 untuk memulai Transcelestial.Â
Â
Â
Â
Pamerkan Teknologi Laser
Pada 2016, Jha bertemu dengan Mohammad Danesh, co-founder Transcelestial, melalui akselerator startup Entrepreneur First di Singapura. Keduanya memutuskan untuk menciptakan perusahaan telekomunikasi luar angkasa terbesar.
Mereka menggunakan teknologi laser untuk mengirimkan data secara nirkabel, memberikan kecepatan serat optik tanpa harus menggunakan kabel yang mahal dan sulit dipasang.
Transcelestial sudah berhasil memamerkan teknologi laser mereka di acara besar seperti festival musik Coachella dan Stagecoach pada 2024, memberikan akses internet yang lebih baik bagi pengunjung. Selain itu, perusahaan ini berambisi untuk mengembangkan konstelasi satelit kecil yang akan menghubungkan benua-benua di seluruh dunia dengan jaringan laser.
Dengan tujuan besar untuk membangun infrastruktur komunikasi luar angkasa, Transcelestial ingin menciptakan konektivitas yang lebih cepat dan terjangkau bagi kota-kota, desa-desa, dan bahkan misi luar angkasa di masa depan. Jha percaya bahwa untuk mendukung ekspansi umat manusia, komunikasi kecepatan tinggi di luar angkasa akan menjadi hal yang sangat penting dalam beberapa dekade mendatang.Â
Â
Advertisement
Miliarder Jeff Bezos: Dunia Makin Baik, Kecuali Lingkungan
Sebelumnya, miliarder yang adalah pendiri Amazon Jeff Bezos mengatakan bahwa hampir semua hal di dunia telah membaik dalam 50 tahun terakhir. Dia menyebut angka kematian bayi, tingkat literasi, dan kemiskinan global sebagai contoh perbaikan yang nyata. Namun, ada satu hal yang menurutnya justru semakin memburuk yaitu kondisi alam.
"Kita sering mendengar orang bicara soal masa lalu yang indah, tapi itu hanya ilusi," ujar Bezos di acara DealBook Summit yang diadakan oleh The New York Times.
"Hampir semua hal sekarang lebih baik, kecuali satu: lingkungan. Lautan, sungai, dan hutan kita telah rusak karena pencemaran dan eksploitasi untuk pertumbuhan manusia selama berabad-abad." Dilansir dari CNBC pada Kamis (9/1/2025).Â
Sebagai perusahaan besar, Amazon sendiri berkontribusi pada masalah ini. Pada tahun 2022, Amazon menghasilkan lebih dari 70 juta ton karbon dioksida, setara dengan 1,1% dari total emisi AS, jauh lebih banyak dibanding pesaingnya, Walmart. Meski demikian, Amazon berkomitmen untuk mencapai emisi karbon nol bersih pada tahun 2040.
Bezos membandingkan situasi ini dengan pernyataan mendiang Charlie Munger, seorang investor terkenal, yang pada 2022 mengatakan bahwa dunia sebenarnya telah berubah menjadi jauh lebih baik.
"Orang-orang kurang menghargai kemajuan yang telah terjadi, bahkan saat hidup mereka lebih mudah dibanding masa lalu," kata Munger.
Investasikan untuk Lingkungan
Untuk mengatasi masalah lingkungan, Bezos telah menginvestasikan miliaran dolar AS ke perusahaannya di bidang luar angkasa, Blue Origin.
Ia berharap eksplorasi luar angkasa dapat membantu mengurangi beban Bumi dengan menyediakan sumber daya alternatif seperti energi dan bahan mentah dari planet lain. Menurut NASA, beberapa planet seperti Mars memiliki sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan, seperti oksigen, air, dan metana.
Bezos menegaskan bahwa misinya berbeda dari Elon Musk, pendiri SpaceX, yang ingin menjadikan manusia sebagai makhluk multiplanet. Bezos mengatakan tujuan Blue Origin adalah untuk menjaga keberlangsungan hidup manusia di Bumi.
"Tidak ada rencana B. Kita harus menyelamatkan Bumi," kata Bezos. "Dari semua planet di tata surya, Bumi tetap yang terbaik."
Â
Advertisement