Menteri Investasi: Pabrik AirTag Apple Bisa Beroperasi Februari 2026

Pabrik AirTag Apple di Indonesia bisa mulai memproduksi AirTag pada Februari 2026 mendatang. Rencananya, 65 persen pasokan AirTag dunia akan dikirim dari pabrik tersebut.

oleh Arief Rahman H diperbarui 15 Jan 2025, 19:45 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2025, 19:45 WIB
Apple
Tampilan Apple AirTag yang baru saja diperkenalkan. (Foto: Apple)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Perkasa Roeslani, menyebut pabrik AirTag di Batam akan beroperasi pada Februari 2026. Dia menyebut, proses konstruksinya akan segera dimulai.

Pada segi negosiasi aspek investasi, Rosan meyakinkan Apple untuk tetap menanamkan investasinya di Batam. Terkait hal tersebut, komitmen Apple tetap akan berjalan dengan membangun pabrik gantungan kunci canggih, AirTag, di Batam.

"Investasi ini sudah kita berhasil meng-convince mereka untuk tetap masuk di Batam. Tanahnya sudah dibeli, sudah dikasih unjuk ke kami, dan sudah melakukan cut and fill untuk mulai konstruksi," kata Rosan dalam acara Semangat Awal Tahun 2025 di Menara Global, Jakarta, Rabu (15/1/2025).

Dia menargetkan pabrik itu bisa mulai memproduksi AirTag pada Februari 2026 mendatang. Rencananya, 65 persen pasokan AirTag dunia akan dikirim dari pabrik tersebut.

"Diharapkan 2026, awal tahun, bulan Februari, itu sudah siap untuk AirTag-nya, untuk vendor-nya ini," ucapnya.

Dia berharap investasi vendor AirTag itu bisa mengundang vendor lainnya dalam ekosistem Apple. Pasalnya, Indonesia masih kalah jauh jika dibandingkan dengan investasi vendor Apple di negara lain, seperti Malaysia, Thailand, dan Vietnam.

"Jadi, sebetulnya investasi Apple apakah sudah masuk? Sudah, dan ini adalah tahap awal," ujarnya.

"Seperti yang saya sampaikan tadi, ini adalah baru first steps. Kita ingin vendor-vendor lainnya, seperti banyak vendor di Apple di negara lain, seperti yang tadi saya sampaikan, di Vietnam ada 35–36 vendor, di Malaysia, Thailand, ada 26 vendor," tutur Rosan.

 

Serap 2.000 Tenaga Kerja

Apple AirTag. Dok: Apple
Apple AirTag. Dok: Apple... Selengkapnya

Sebelumnya, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani, mengungkap rencana Apple membangun pabrik di Batam. Menurutnya, pabrik itu bisa menyerap 2.000 orang tenaga kerja.

Pabrik yang akan dibangun disebut akan memproduksi AirTag, sebuah aksesori besutan Apple yang bisa dilacak dari perangkat ponsel. Rosan melihat peluang penyerapan tenaga kerja dari pabrik tersebut.

"Kita kan kalau ada orang mau investasi, ya kita tentunya lihat dari segi penyerapan tenaga kerja. Itu akan menjadi 2.000. Penyerapan tenaga kerja dari pabrik itu juga tadi disampaikan," kata Rosan di Kantor Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Jakarta, dikutip Rabu (8/1/2025).

Dia mengaku telah ditunjukkan lokasi tanah yang akan dibangun pabrik di Batam. Nantinya, akan ada satu vendor produsen AirTag yang akan beroperasi di sana. Rosan mengatakan hal tersebut memberikan dampak positif bagi Indonesia.

"Pertama adalah penyerapan tenaga kerjanya. Kemudian harapannya ini juga memberikan sinyal yang positif juga," ujarnya.

Ke depannya, dia akan memastikan rencana investasi USD 1 miliar atau setara Rp 16 triliun itu bisa benar-benar direalisasikan dalam waktu dekat. Pabrik itu ditargetkan bisa beroperasi awal 2026 mendatang.

"Ya kita kawal lah investasinya seperti biasa. Yang penting komitmennya sudah ada, ya nanti dari tim akan mengawal investasi itu untuk berjalan," pungkasnya.

 

Apple Mau Bangun Pabrik

Sebelumnya, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Perkasa Roeslani, menyebut telah ada kesepakatan investasi dengan Apple. Rosan membenarkan Apple akan membangun sebuah pabrik di Batam.

Dia menerangkan nantinya pabrik itu akan diisi oleh satu vendor yang membuat AirTag. Ini disebut menjadi langkah awal investasi Apple ke Indonesia dengan nilai sekitar USD 1 miliar atau setara Rp 16 triliun.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya