Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memuji rencana penggabungan tanggul laut raksasa (Giant Sea Wall) dengan mangrove sehingga menjadi "Giant Mangrove Wall" di Jakarta.
Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil KKP, Muhammad Yusuf mengungkapkan bahwa Giant Mangrove Wall memiliki banyak manfaat, salah satunya mencegah banjir rob.
Advertisement
"Pemerintah DKI Jakarta dengan cukup bijak akan mengombinasikan (Giant Sea Wall) dengan tanaman mangrove. Beberapa kolam retensi di dalam Giant Sea Wall sehingga air-air bisa ditampung dan mengisi ruang kosong di bawah tanah yang dulu diambil airnya," ujar Yusuf di Jakarta, dikutip Jumat (7/2/2025).
Advertisement
Yusuf lebih lanjut mengatakan, pembangunan Giant Sea Wall juga akan menjawab permasalahan yang terjadi di Pantura Jawa.
“Riset-riset juga mengakui bahwa permukaan tanah Jakarta semakin turun, kemudian banjir rob juga semakin besar. Sehingga apa yang bisa dilakukan? dengan Giant Sea Wall mungkin akan menjawab lebih cepat," katanya.
Yusuf mengungkapkan, Semarang menjadi salah satu contoh kota yang mengalami penurunan tanah dan banjir rob akibat pengambilan air tanah secara berlebihan.
Manfaat lainnya dari penanaman mangrove di pesisir Jakarta adalah mengurangi abrasi dan mencegah infiltrasi air laut ke sumber-sumber air tawar di kota tersebut.
"Mangrove yang ditanam tentunya akan mengurangi abrasi juga menjaga kondisi ekosistem,” jelas Yusuf.
Adapun manfaat memperbaiki pencemaran yang mengalir ke laut, menyerap karbon, dan tempat hidup bagi makhluk-makhluk laut.
Pramono Agung Berencana Buat Giant Mangrove Wall, Atasi Banjir Rob di Jakarta
Beberapa waktu sebelum menjadi Gubernur Terpilih DKI Jakarta, Pramono Anung mengungkapkan bahwa ia berencana membuat tanggul laut dengan mangrove untuk mengatasi banjir di Jakarta.
Hal ini disampaikannya dalam Kegiatan “Ngopi” Ngobrol Pintar di Auditorium Gedung Dakwah, Jakarta Pusat, pada 12 November 2024.
Salah satu yang akan dilakukan adalah dengan cara menanam mangrove atau tanaman bakau. Hal ini sudah ia uji coba saat menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Group of Twenty (KTT G20) di Bali.
Menurut Pramono Anung, cara ini bisa mencegah terjadinya banjir rob yang sering terjadi di Jakarta.
“Kalau saya dalam jangka panjang dan kami akan usulkan kepada pemerintah pusat tidak lagi Giant Sea Wall tapi Giant Mangrove Wall,” ucapnya.
“Ekosistemnya menjadi lebih baik, ekologinya menjadi lebih baik, dan biaya yang tidak semahal ketika dibangun Giant Sea Wall. Tetapi yang tidak kalah penting, masyarakat Jakarta sudah waktunya diedukasi untuk itu,” jelas Pramono Anung.
Advertisement
3 Prinsip Terjadinya Banjir di Jakarta
Dia pun menjelaskan, ada tiga prinsip terjadinya banjir. Yang pertama, banjir kiriman dari atas, kedua adalah banjir lokal, dan yang ketiga banjir rob.
Banjir di Jakarta yang disebabkan oleh banjir kiriman dari atas sudah mengalami penurunan. Dampak baik nyata ini terjadi oleh pembangunan dua waduk.
“Karena dua waduk di atas (sudah) dibangun yaitu di Ciami dan Sukamahi,” kata Pramono.
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)