Bahlil Mau Batasi Ekspor Minyak Mentah RI, Pertamina Sambut Baik

VP Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso menjelaskan, pihaknya menyambut baik rencana optimalisasi produksi minyak mentah RI

oleh Arief Rahman H diperbarui 11 Feb 2025, 16:00 WIB
Diterbitkan 11 Feb 2025, 16:00 WIB
Kilang milik PT Pertamina. Harga minyak imbas Perang Israel Iran
Kilang milik PT Pertamina. Harga minyak mentah jenis Brent berjangka diperdagangkan di atas USD 90 setelah ditutup 1,1% lebih tinggi pada Rabu 10 April 2024, sementara harga West Texas Intermediate (WTI) mendekati USD 86 per barel. Ini terkait perang Israel Iran.... Selengkapnya

Liputan6.com, Bali PT Pertamina (Persero) menyambut baik rencana Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia yang membatasi ekspor minyak mentah untuk pemanfaatan dalam negeri. Artinya, sebanyak-banyaknya produksi minyak mentah nasional disuplai ke kilang-kilang dalam negeri.

VP Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso menjelaskan, pihaknya menyambut baik rencana optimalisasi produksi minyak mentah RI. Menurutnya, seluruh produksi Pertamina Hulu Energi (PHE) pun sudah dipasok ke kilang-kilang Pertamina.

"Kalau kami Pertamina ya tentu menyambut baik ya. Karena selama ini produksi dari PHE pun seluruhnya memang diserap oleh kilang Pertamina. Jadi untuk memenuhi kebutuhan domestik," ungkap Fadjar dalam Media Gathering Subholding Upstream, di The Patra Resort, Badung, Bali, Selasa (11/2/2025).

Dia juga menyambut baik jika kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) lain yang memproduksi minyak mentah di Indonesia bisa menyuplai ke kilang Pertamina.

"Tentu kalau misalnya memang KKKS lain bisa diserap oleh Pertamina ya tentu kami menyambut baik," katanya.

Revitalisasi Kilang

Di sisi lain, Pertamina juga telah melakukan revitalisasi kilang yang dimilikinya. Tujuannya menyerap berbagai jenis minyak mentah untuk diproses menjadi bahan bakar minyak (BBM).

"Jadi semua kilang di-upgrade supaya untuk bisa menerima segala jenis minyak yang lebih fleksibel," ujarnya.

"Jadi intinya kalau ekspor, pembatasan ekspor tadi kita menyebut baik, di satu sisi, paralel kilang kita juga terus upgrade supaya bisa menerima segala jenis crude," imbuh Fadjar.

 

Kurangi Ekspor Minyak Mentah

Bahlil Tegaskan Beli Gas Elpiji 3 Kg di Pengecer Harus Pakai KTP
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa pembelian gas elpiji 3 kg di pengecer tetap harus memakai KTP. (Liputan6.com/Lizsa Egeham)... Selengkapnya

Diberitakan sebelumnya, pemerintah berkomitmen meningkatkan produksi bahan bakar minyak (BBM) nasional. Dengan cara ekspor minyak mentah (crude oil) ke depan akan dioptimalisasi, agar semaksimal mungkin dimanfaatkan oleh kilang minyak dalam negeri.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan, pemerintah akan mengalihkan seluruh minyak mentah bagian negara yang sebelumnya direncanakan untuk diekspor agar diproses di kilang dalam negeri.

Selain itu, minyak mentah bagian kontraktor yang tidak sesuai spesifikasi juga diminta untuk diolah dan dicampur. Sehingga memenuhi standar yang diperlukan untuk konsumsi kilang domestik. Kebijakan ini menjadi langkah penting dalam mempercepat tercapainya tujuan swasembada energi.

"Sesuai arahan Presiden Prabowo, kami telah meminta kilang-kilang dalam negeri untuk memanfaatkan semua crude, termasuk yang sebelumnya dianggap tidak memenuhi spesifikasi. Sehingga ekspor crude semakin menurun," kata Bahlil di Jakarta, Senin (27/1/2025).

 

Persiapan Kilang Pertamina

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, mengatakan akan memasarkan proyek Ibu Kota Negara (IKN)
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, mengatakan akan memasarkan proyek Ibu Kota Negara (IKN) (dok: Tira)... Selengkapnya

Untuk itu, Kementerian ESDM berupaya meningkatkan kapasitas dan fleksibilitas teknologi kilang dalam negeri. Kilang-kilang utama seperti Balikpapan, Cilacap, dan Dumai kini mampu mengolah minyak mentah dengan spesifikasi beragam. Termasuk jenis minyak mentah yang sebelumnya dianggap tidak memenuhi standar.

Percepatan pembangunan kilang baru pun didorong, seperti Kilang Tuban dan Balongan. Untuk meningkatkan kapasitas pengolahan dalam beberapa tahun ke depan.

Adapun perkiraan ekspor minyak mentah tahun ini sekitar 28 juta barel. Sekitar 12-13 juta barel ditargetkan dapat dioptimalkan untuk menambah pasokan kilang minyak dalam negeri.

Untuk itu, Kementerian ESDM meminta Satuan Kerja Khusus Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), maupun PT Pertamina (Persero) untuk mengimplementasikan hal tersebut.

"Kami dorong SKK Migas, KKKS, dan Pertamina agar minyak mentah domestik memberikan nilai tambah dalam negeri sehingga turut mengurangi impor," pinta Bahlil.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya