Liputan6.com, Jakarta Survei Harga Properti Residensial (SHPR) yang dirilis oleh Bank Indonesia menunjukkan bahwa harga properti residensial di pasar primer pada triwulan IV 2024 tetap tumbuh terbatas.
Berdasarkan hasil survei tersebut, Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) tercatat mengalami pertumbuhan tahunan (year-on-year / yoy) sebesar 1,39%. Meskipun masih positif, angka ini lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang mencapai 1,46% yoy.
Baca Juga
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Ramdan Denny Prakoso, mengatakan perkembangan tersebut dipengaruhi oleh perlambatan kenaikan harga pada rumah tipe kecil dan menengah yang masing-masing tumbuh sebesar 1,84% (yoy) dan 1,31% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan 1,97% (yoy) dan 1,33% (yoy) pada triwulan III 2024.
Advertisement
Sementara itu, harga rumah tipe besar menunjukkan peningkatan dari 1,04% (yoy) menjadi 1,46% (yoy) pada triwulan IV 2024.
Secara spasial, IHPR di 18 kota mengalami peningkatan secara tahunan, dengan 10 kota tercatat mengalami perlambatan pertumbuhan.
Perlambatan pertumbuhan terbesar terjadi di Kota Pontianak dan Banjarmasin dari masing-masing sebesar 3,34% (yoy) dan 1,57% (yoy) pada triwulan Ill 2024, menjadi 2,82% (yoy) dan 1,29% (yoy) pada triwulan IV 2024.
Sedangkan, harga rumah di beberapa kota tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya, terutama di Kota Surabaya, yang tumbuh dari 0,73% (yoy) menjadi 1,09% (yoy).
Akselerasi harga yang cukup besar juga terjadi di Kota Balikpapan dan Pekanbaru, dari masing-masing sebesar 1,22% (yoy) dan 2,47% (yoy) menjadi 1,49% (yoy) dan 2,64% (yoy).
Secara triwulanan, IHPR di pasar primer pada triwulan IV-2024 juga tumbuh sebesar 0,19% (qtq), lebih rendah dari 0,27% (qtq) pada triwulan sebelumnya.
"Perlambatan harga rumah ini disebabkan oleh pertumbuhan harga tipe rumah kecil dan menengah pada triwulan IV-2024 masing-masing sebesar 0,23% (qtq) dan 0,17% (qtq), lebih rendah dari 0,50% (qtq) dan 0,40% (qtq) pada triwulan IIl 2024," ujarnya.
Di sisi lain, perkembangan harga rumah tipe besar pada triwulan IV-2024 relatif stabil sebesar 0,19% (qtq).
Secara spasial, IHPR di 18 kota juga tumbuh positif secara triwulanan, meski tercatat melambat di 11 kota yang disurvei. Perlambatan harga properti residensal terbesar terpantau di Kota Pekanbaru dari tumbuh 1,35% (qtq) pada triwulan III 2024 menjadi 0,26% (qta) pada triwulan IV-2024, diikuti oleh Kota Medan dari 0,68% (qtq) menjadi 0,10% (qtq), dan Kota Bandung dari 0,65% (qtq) menjadi 0,12% (qtq).
Perkembangan harga properti residensial yang melambat pada triwulan IV-2024 sejalan dengan inflasi Indeks Harga Perdagangan Besar untuk barang Konstruksi yang tumbuh lebih rendah, dari 0,80% (yoy) pada triwulan IIl 2024 menjadi 0,72% (yoy) pada triwulan IV-2024.
Â
Penjualan Properti Residensial Triwulan IV 2024
Lebih lanjut, Ramdan mengatakan, bahwa penjualan properti residensial di pasar primer pada triwulan IV-2024 secara tahunan menunjukkan penurunan.
Pada triwulan IV-2024, penjualan properti residensial mencatat kontraksi pertumbuhan sebesar 15,09% (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada triwulan sebelumnya sebesar 7,14% (yoy).
"Perkembangan tersebut didorong oleh penurunan penjualan rumah tipe kecil dan menengah yang masing-masing tercatat kontraksi sebesar 23,70% (yoy) dan 16,61% (yoy). Sementara itu, penjualan rumah tipe besar tumbuh 20,44% (yoy) pada triwulan IV-2024," ujarnya.
Secara triwulanan, penjualan rumah juga menurun. Penjualan rumah primer pada triwulan IV-2024 mengalami kontraksi 6,62%, berlanjut dari kontraksi pada triwulan sebelumnya sebesar 7,62% (qtq).
Kontraksi pertumbuhan penjualan rumah pada triwulan IV-2024 terjadi pada rumah tipe kecil dan menengah masing-masing sebesar 11,94% sebesar 14,12% (qtq).
Berdasarkan hasil survei, sejumlah faktor yang menghambat pengembangan dan penjualan properti residensial primer adalah kenaikan harga bangunan (21,40%), masalah perizinan (15,05%), suku bunga KPR (14,31%), proporsi uang muka yang tinggi dalam pengajuan KPR (10,59%), perpajakan (9,71%), dan lainnya (15,05).
Â
Advertisement
Pembiayaan Properti Residensial
Pada triwulan IV-2024 sumber pembiayaan tama pengembang dalam pembangunan properti residensial masih berasal dari dana internal perusahaan dengan pangsa 74,38%.
Sumber pembiayaan lainnya yang digunakan pengembang untuk pembangunan rumah primer adalah dari pinjaman perbankan (15,18%) dan pembayaran dari konsumen (5,61%).
Sementara dari sisi konsumen, mayoritas pembelian rumah primer dilakukan melalui KPR dengan pangsa sebesar 72,54%. Selanjutnya, pembelian rumah primer melalui pembayaran tunai bertahap dan tunai masing-masing memiliki pangsa sebesar 18,74% dan 8,72%.
Pada triwulan IV-2024 total nilai KPR secara tahunan tumbuh sebesar 9,67% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 10,37% (yoy). Sementara itu, nilai KPR secara triwulanan tumbuh 2,04% (qtq) pada triwulan IV-2024, lebih tinggi dari 1,70% (qtq) pada triwulan IIl 2024.
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)