Liputan6.com, Jakarta - Operasional Bandara Kuabang Kao (KAO) ditutup sementara akibat terdampak sebaran abu vulkanik. Hal ini seiring letusan Gunung Ibu di Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara pada 13 Februari 2025.
Penutupan Bandara Kuabang Kao ini sesuai Notam Nomor : C0187/25 NOTAMR C0183/25. Bandar udara ini ditutup mulai 14 Februari 2025 pukul 09.38 WIT, hingga 15 Februari 2025 pukul 10.00 WIT.Â
Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah VIII Manado Ambar Suyoko menyatakan, penutupan Bandar Udara Kuabang Kao demi menjaga keselamatan dan keamanan penerbangan.
Advertisement
Adapun bandar udara di sekitarnya seperti Bandar Udara Sultan Babullah, Bandar Udara Buli, Bandar Udara Marimoi tidak terdampak erupsi Gunung Ibu. Sehingga bandara-bandara itu tetap beroperasi.Â
"Untuk bandar udara disekitarnya tetap dibuka karena tidak terdampak, hanya saja beberapa maskapai memilih untuk melakukan cancel flight," ujar Ambar dalam keterangan tertulis, Sabtu (15/2/2025).
Menyikapi situasi ini, Ambar memerintahkan agar Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara untuk melakukan pengamatan secara berkala melalui paper test. Juga berkoordinasi secara intensif dengan AirNav Indonesia, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi dan pemangku kepentingan lainnya.Â
"Tugas kami memastikan keselamatan dan keamanan penerbangan. Untuk itu kami akan terus berkoordinasi dan memastikan agar langkah-langkah yang diambil sesuai prosedur dan aturan yang berlaku," imbuhnya.
Sebagai langkah mitigasi dampak penutupan ini, Ambar mengimbau maskapai penerbangan untuk memberikan kompensasi kepada penumpang yang terdampak. Semisal pengembalian dana penuh (full refund), penjadwalan ulang (reschedule), atau reroute ke bandara terdekat jika tersedia.
Penerbangan Terdampak
Adapun penerbangan yang terdampak dengan erupsi Gunung Ibu, yakni rute Manado-Kuabang PP yang dilayani oleh maskapai Wings Air dengan jadwal sepekan 3 kali pada Selasa, Kamis dan Sabtu.
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dalam situasi force majeure, berpedoman pada Surat Edaran SE Nomor 15 Tahun 2019 dan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 153 Tahun 2019 tentang Tata Cara Collaborative Decision Making (CDM) dalam penanganan dampak abu vulkanik.
Semburkan 1.500 Meter Abu Vulkanik
Gunung Ibu kembali erupsi pada Kamis siang (13/2/2025), pukul 11.32 WIT. Laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan, tinggi kolom Gunung Ibu letusan teramati mencapai 1.500 meter di atas puncak, atau sekitar 2.825 m di atas permukaan laut.
Mengutip kanal Regional Liputan6.com, kolom abu erupsi Gunung Ibu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah tenggara. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 28 mm dan durasi 149 detik.
Petugas Pos Pantau Gunung Ibu M Richard Chaniago mengimbau, masyarakat dan wisatawan yang berada di sekitar Gunung Ibu dilarang beraktivitas di dalam radius 4 km dan perluasan sektoral berjarak 5 km ke arah bukaan kawah di bagian utara dari kawah aktif Gunung Ibu.
"Jika terjadi hujan abu, masyarakat yang beraktivitas di luar rumah disarankan untuk menggunakan pelindung hidung, mulut (masker) dan mata (kacamata)," kata Richard menurut keterangan tertulis.
Dirinya juga mengimbau seluruh pihak agar menjaga kondusivitas suasana di masyarakat, tidak menyebarkan narasi bohong alias hoaks, dan tidak terpancing isu-isu yang tidak jelas sumbernya. Masyarakat agar selalu mengikuti arahan dari Pemerintah Daerah.
Sepanjang 2025, Gunung Ibu tercatat sudah meletus sebanyak 527. Hingga Kamis, 13 Februari 2025, pukul 13.28 WIB, Gunung Ibu masih berstatus Siaga (Level III).
Â
Advertisement
Berulang Kali Gempa
Menurut laporan PVMBG, berdasarkan hasil pemantauan Kamis (13/2/2025), periode pukul 00.00-06.00 WIT, Gunung Ibu tercatat mengalami sebanyak 21 kali gempa Letusan/Erupsi dengan amplitudo 14-28 mm, dan lama gempa 24-56 detik, serta 31 kali gempa Hembusan dengan amplitudo 2-10 mm, dan lama gempa 17-34 detik, lalu 5 kali Harmonik dengan amplitudo 3-12 mm, dan lama gempa 42-220 detik.
Selain itu, Gunung Ibu juga mengalami 51 kali gempa Vulkanik Dangkal dengan amplitudo 2-6 mm, dan lama gempa 4-14 detik, serta 6 kali gempa Vulkanik Dalam dengan amplitudo 2-5 mm, S-P 1.4-3 detik dan lama gempa 7-13 detik, lalu 2 kali gempa Tektonik Lokal dengan amplitudo 3-4 mm, S-P 7-8 detik dan lama gempa 18-29 detik, kemudian 3 kali gempa Tektonik Jauh dengan amplitudo 3-7 mm, S-P tidak teramati dan lama gempa 25-43 detik.
Â
