Liputan6.com, Jakarta Jakarta Selatan merupakan salah satu wilayah di DKI Jakarta yang memiliki daya tarik tinggi dalam sektor properti. Pada tahun 2025, harga rumah di Jakarta Selatan menunjukkan variasi yang signifikan, dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti lokasi, luas tanah, fasilitas, dan kondisi pasar properti secara keseluruhan.
Lokasi-lokasi strategis seperti Pondok Indah, Cilandak, Jagakarsa, hingga Pasar Minggu menawarkan beragam hunian dengan harga yang variatif.
Baca Juga
Di Jakarta Selatan juga saat ini telah banyak bermunculan berbagai kluster-kluster dari banyak pengembang bisnis properti, yang dapat memperkaya opsi hunian yang bisa anda pilih jika ingin tinggal di kawasan selatan ibu kota ini.
Advertisement
Rentang harga rumah di Jakarta Selatan
Berdasarkan data dari Rumah123, harga rumah di Jakarta Selatan pada tahun 2025 berkisar antara Rp2 miliar hingga Rp15,9 miliar. Rentang harga ini mencerminkan perbedaan dalam hal lokasi, ukuran, dan fasilitas yang ditawarkan oleh masing-masing properti tersebut.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga
Beberapa faktor utama yang mempengaruhi harga rumah di Jakarta Selatan antara lain:
- Lokasi: Kedekatan dengan pusat bisnis, aksesibilitas ke transportasi umum, serta lingkungan sekitar menjadi penentu utama dalam penetapan harga.
- Ukuran dan desain: Luas tanah dan bangunan, jumlah kamar, serta desain arsitektur dapat mempengaruhi nilai sebuah properti.
- Fasilitas: Ketersediaan fasilitas seperti keamanan 24 jam, area parkir, taman, dan fasilitas umum lainnya menambah nilai jual properti.
- Kondisi pasar: Permintaan dan penawaran di pasar properti, termasuk tren investasi dan kondisi ekonomi, turut mempengaruhi fluktuasi harga hunian saat ini.
Prediksi tren harga di masa depan
Menurut analisis dari Moxa.id, harga rumah di kota-kota besar seperti Jakarta diperkirakan akan mengalami kenaikan pada tahun 2025. Faktor-faktor seperti kondisi ekonomi, kebijakan pemerintah, ketersediaan lahan, dan permintaan pasar berperan penting dalam menentukan tren ini.
Â
Â
Â
Â
Â
Tips Beli Rumah di Jakarta Selatan
Bagi Anda yang berencana membeli rumah di Jakarta Selatan, berikut beberapa tips yang dapat membantu.Â
- Riset pasar: Lakukan penelitian mendalam mengenai harga pasar di area yang diminati untuk mendapatkan gambaran yang akurat.
- Kondisi keuangan: Pastikan kondisi keuangan Anda stabil dan pertimbangkan opsi pembiayaan seperti Kredit Pemilikan Rumah (KPR) jika diperlukan.
- Pilih lokasi strategis: Pilih lokasi yang sesuai dengan kebutuhan Anda, seperti dekat dengan tempat kerja, sekolah, atau fasilitas umum lainnya.
- Periksa legalitas: Pastikan semua dokumen legalitas properti lengkap dan sah untuk menghindari masalah di kemudian hari.
- Gunakan agen properti terpercaya: Memanfaatkan jasa agen properti profesional dapat membantu Anda menemukan properti yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran.
Jika telah mempertimbangkan faktor-faktor di atas dan melakukan persiapan yang matang, Anda dapat menemukan rumah yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran di Jakarta Selatan pada tahun 2025.
Â
Advertisement
Harga Rumah di Kota-Kota Ini Naik Tinggi, Mana Saja?
Sebelumnya, Survei Harga Properti Residensial (SHPR) yang dirilis oleh Bank Indonesia menunjukkan bahwa harga properti residensial di pasar primer pada triwulan IV 2024 tetap tumbuh terbatas.
Berdasarkan hasil survei tersebut, Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) tercatat mengalami pertumbuhan tahunan (year-on-year / yoy) sebesar 1,39%. Meskipun masih positif, angka ini lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang mencapai 1,46% yoy.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Ramdan Denny Prakoso, mengatakan perkembangan tersebut dipengaruhi oleh perlambatan kenaikan harga pada rumah tipe kecil dan menengah yang masing-masing tumbuh sebesar 1,84% (yoy) dan 1,31% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan 1,97% (yoy) dan 1,33% (yoy) pada triwulan III 2024.
Sementara itu, harga rumah tipe besar menunjukkan peningkatan dari 1,04% (yoy) menjadi 1,46% (yoy) pada triwulan IV 2024.
Secara spasial, IHPR di 18 kota mengalami peningkatan secara tahunan, dengan 10 kota tercatat mengalami perlambatan pertumbuhan.
Perlambatan pertumbuhan terbesar terjadi di Kota Pontianak dan Banjarmasin dari masing-masing sebesar 3,34% (yoy) dan 1,57% (yoy) pada triwulan Ill 2024, menjadi 2,82% (yoy) dan 1,29% (yoy) pada triwulan IV 2024.
Sedangkan, harga rumah di beberapa kota tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya, terutama di Kota Surabaya, yang tumbuh dari 0,73% (yoy) menjadi 1,09% (yoy).
Akselerasi harga yang cukup besar juga terjadi di Kota Balikpapan dan Pekanbaru, dari masing-masing sebesar 1,22% (yoy) dan 2,47% (yoy) menjadi 1,49% (yoy) dan 2,64% (yoy).
Secara triwulanan, IHPR di pasar primer pada triwulan IV-2024 juga tumbuh sebesar 0,19% (qtq), lebih rendah dari 0,27% (qtq) pada triwulan sebelumnya.
"Perlambatan harga rumah ini disebabkan oleh pertumbuhan harga tipe rumah kecil dan menengah pada triwulan IV-2024 masing-masing sebesar 0,23% (qtq) dan 0,17% (qtq), lebih rendah dari 0,50% (qtq) dan 0,40% (qtq) pada triwulan IIl 2024," ujarnya.
Di sisi lain, perkembangan harga rumah tipe besar pada triwulan IV-2024 relatif stabil sebesar 0,19% (qtq).
Secara spasial, IHPR di 18 kota juga tumbuh positif secara triwulanan, meski tercatat melambat di 11 kota yang disurvei. Perlambatan harga properti residensal terbesar terpantau di Kota Pekanbaru dari tumbuh 1,35% (qtq) pada triwulan III 2024 menjadi 0,26% (qta) pada triwulan IV-2024, diikuti oleh Kota Medan dari 0,68% (qtq) menjadi 0,10% (qtq), dan Kota Bandung dari 0,65% (qtq) menjadi 0,12% (qtq).
Perkembangan harga properti residensial yang melambat pada triwulan IV-2024 sejalan dengan inflasi Indeks Harga Perdagangan Besar untuk barang Konstruksi yang tumbuh lebih rendah, dari 0,80% (yoy) pada triwulan IIl 2024 menjadi 0,72% (yoy) pada triwulan IV-2024.
Â
Penjualan Properti Residensial Triwulan IV 2024
Lebih lanjut, Ramdan mengatakan, bahwa penjualan properti residensial di pasar primer pada triwulan IV-2024 secara tahunan menunjukkan penurunan.
Pada triwulan IV-2024, penjualan properti residensial mencatat kontraksi pertumbuhan sebesar 15,09% (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada triwulan sebelumnya sebesar 7,14% (yoy).
"Perkembangan tersebut didorong oleh penurunan penjualan rumah tipe kecil dan menengah yang masing-masing tercatat kontraksi sebesar 23,70% (yoy) dan 16,61% (yoy). Sementara itu, penjualan rumah tipe besar tumbuh 20,44% (yoy) pada triwulan IV-2024," ujarnya.
Secara triwulanan, penjualan rumah juga menurun. Penjualan rumah primer pada triwulan IV-2024 mengalami kontraksi 6,62%, berlanjut dari kontraksi pada triwulan sebelumnya sebesar 7,62% (qtq).
Kontraksi pertumbuhan penjualan rumah pada triwulan IV-2024 terjadi pada rumah tipe kecil dan menengah masing-masing sebesar 11,94% sebesar 14,12% (qtq).
Berdasarkan hasil survei, sejumlah faktor yang menghambat pengembangan dan penjualan properti residensial primer adalah kenaikan harga bangunan (21,40%), masalah perizinan (15,05%), suku bunga KPR (14,31%), proporsi uang muka yang tinggi dalam pengajuan KPR (10,59%), perpajakan (9,71%), dan lainnya (15,05).
Â
Advertisement
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)