Liputan6.com, Jakarta - CEO JPMorgan Chase, Jamie Dimon menuturkan, pemerintah Amerika Serikat (AS) tidak efisien dan perlu banyak perbaikan seiring pemerintahan Donald Trump memberhentikan ribuan pegawai federal.
Selain itu, Donald Trump juga berupaya membubarkan berbagai lembaga termasuk Biro Perlindungan Konsumen atau the Consumer Financial Protection Bureau.
Advertisement
Baca Juga
Namun, saat ditanya mengenai upaya yang dilakukan penasihat Elon Musk dari Departemen Efisiensi Pemerintah atau the Departement of Government Efficiency (DOGE), CEO JPMorgan Jamie Dimon menolak beri tanggapan yang disebutnya “biner”. Namun, ia memberikan komentar yang mendukung upaya secara keseluruhan.
Advertisement
"Pemerintah tidak efisien, tidak terlalu kompeten, dan perlu banyak perbaikan," ujar Dimon kepada CNBC.
"Ini bukan hanya pemborosan dan penipuan tetapi juga hasil,” ia menambahkan.
Dimon menuturkan, upaya pemerintahan Donald Trump untuk mengendalikan pengeluaran dan memeriksa lembaga-lembaga federal perlu dilakukan. "Mengapa kita habiskan uang untuk hal-hal ini? Apakah kita mendapatkan apa yang seharusnya kita dapatkan? Apa yang harus kita ubah?,” ujar dia.
"Ini bukan hanya tentang defisit, ini tentang membangun kebijakan dan prosedur yang tepat serta pemerintahan yang seharusnya kita dapatkan,” kata dia.
Dimon menuturkan, jika DOGE bertindak berlebihan dengan upaya pemangkasan biaya atau terlibat dalam aktivitas yang melanggar hukum, pengadilan akan menghentikannya. "Saya berharap ini cukup berhasil,” tutur dia.
Dalam wawancara itu, Dimon juga membahas dorongan Perseroan untuk menempatkan sebagian besar pekerja di kantor lima hari seminggu, serta pandangannya tentang konflik Ukraina, tarif dan konsumen Amerika Serikat.
Kebijakan WFO
Dimon menuturkan, ia hormati karyawan yang tidak ingin datang ke kantor lima hari seminggu. Namun, ia mengatakan, kebijakan itu tidak akan berubah karena hal itu terbaik untuk klien dan perusahaan.
"Saya tidak menentang bekerja dari rumah, saya menentang jika itu tidak berhasil," ujar dia, seraya menambahkan 10% pekerjaan bank dilakukan dari jarak jauh.
Beberapa karyawan telah meminta saran dari Communications Workers of America tentang cara mendirikan serikat pekerja, hal yang langka di sektor keuangan AS. Petisi tersebut telah menerima 1.200 tanda tangan, kata Dimon kepada CNBC.
Ketika ditanya tentang kebijakan kerja tatap muka selama rapat staf awal bulan ini, Reuters melaporkan secara eksklusif tanggapan Dimon: "Jangan buang waktu untuk itu. Saya tidak peduli berapa banyak orang yang menandatangani petisi sialan itu," ujar saat itu.
Advertisement
Donald Trump Pastikan Tarif Impor AS ke Kanada dan Meksiko Berlaku Sesuai Jadwal
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump memastikan tarif impor AS dari Kanada dan Meksiko akan diberlakukan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Dilaporkan, Trump sempat ditanya apakah tarif impor yang sempat ditunda atas Kanada dan Meksiko akan segera berlaku kembali.
"Tarif diberlakukan tepat waktu, sesuai jadwal," ungkap Donald Trump dalam konferensi pers di Gedung Putih, dikutip dari CNBC International, Selasa (25/2/2025)
Jadi tarif akan diberlakukan, ya, dan kami akan menguasai banyak wilayah," ucap dia.
Pada 1 Februari 2025, Trump menandatangani perintah eksekutif yang mengenakan tarif sebesar 25% atas produk dari Meksiko dan Kanada, serta bea masuk sebesar 10% atas impor sumber energi dari Kanada.
Trump mendasarkan perintah eksekutif tersebut pada dugaan kegagalan Meksiko dan Kanada untuk menghentikan kejahatan dan perdagangan narkoba di perbatasan AS masing-masing.
Sempat Ada Keputusan Penundaan
Namun, Trump menghentikan tarif baru tersebut dua hari kemudian, setelah Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau membuat janji terpisah untuk meningkatkan upaya pengawasan perbatasan mereka.
Saat itu, Trump mengatakan tarif impor atas barang-barang Kanada akan dihentikan selama 30 hari, dan bea atas impor Meksiko juga akan ditunda dalam kurun waktu serupa.
Ia mengatakan, selama kurun waktu tersebut, pemerintahannya akan terlibat dalam negosiasi dengan Meksiko dan mengejar kesepakatan ekonomi final dengan Kanada.
Selain Kanada dan Meksiko, Trump juga mengenakan tarif 10% atas impor dari China dan mengumumkan rencana untuk mengenakan "tarif timbal balik" pada mitra dagang Amerika.
China sendiri telah membalas dengan tarif yang ditargetkan pada impor AS, yang memicu kekhawatiran bahwa perang dagang antara kedua negara adikuasa itu dapat meningkat,
Sebelum Trump menghentikan tarif impor pada dua negara tetangga AS itu, baik Trudeau maupun Sheinbaum mengumumkan rencana untuk mengenakan tarif balasan pada impor Amerika Serikat.
Advertisement
