Penukaran Uang Receh Jadi Ladang Bisnis Baru

Fasilitas penukaran uang jelang Lebaran banyak dimanfaatkan warga. Termasuk warga yang berniat menukarkan uang hingga Rp 50 juta

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 18 Jul 2013, 16:23 WIB
Diterbitkan 18 Jul 2013, 16:23 WIB
bisnis-tukar-receh130718b.jpg
Bank Indonesia (BI) mengakui masyarakat kerap kali menjual uang receh yang diterimanya dari fasilitas penukaran uang yang senantiasa digelar institusinya dan sejumlah perbankan di tanah air. Bahkan masyarakat rela menukar uang hingga puluhan juta rupiah.

Asisten Direktur Departemen Pengedaran Uang, T. Faisal menyatakan masyarakat sebetulnya diimbau untuk tidak melakukan penukaran uang berkali-kali di lokasi resmi di Monas, Jakarta.

"Sebenarnya ya tidak boleh. Tapi kan kami tidak bisa melarang juga (antre berkali-kali). Kartu Tanda Penduduk (KTP) pun tidak ada," keluh dia.

Dengan maraknya bisnis penukaran uang yang biasa beredar di jalanan, BI menghimbau masyarakat untuk tetap menukarkan uang di tempat-tempat resmi, seperti ke pusat penukaran yang digelar oleh BI maupun pelaku perbankan.

"Walaupun yang beredar di sini, dijamin uang asli. Tapi kami tidak bertanggung jawab bila masyarakat akhirnya mendapati uang palsu ketika menukarkan uang di penukaran tidak resmi," tandas Faisal.

Seperti diketahui, antrean masyarakat yang ingin menukarkan uang sudah mulai banyak terlihat di sejumlah perbankan maupun lokasi penukaran uang resmi BI. Dengan batas penukaran maksimal 3,7 juta, masyarakat rela mengantre berkali-kali untuk mendapatkan uang recehan yang diincarnya.

Bahkan salah seorang warga, rela mengantre mulai pukul 06.30 WIB untuk bisa menukarkan uang sebesar Rp 10 juta. (Fik/Shd)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya