Cadangan emas yang semakin menyusut mendorong PT Aneka Tambang (Persero) Tbk untuk terus melakukan pencarian guna memenuhi kebutuhan dimasa depan.
Direktur Utama PT Antam Tato Miraza mengatakan, perusahaan akan terus fokus mencari cadangan emas dalam kurun waktu lima tahun kedepan. Fokus perusahaan tambang pelat merah ini adalah mencari cadangan baru emas.
"Emas justru lima tahun ke depan jadi fokus bisnis eksplorasi Antam. Emas salah satu tantangan. Antam harus mendapatkan discovery baru," kata Tato, di Kantornya Jakarta, Senin (22/7/2013).
Sedangkan, untuk sumber mineral lain seperti nikel, Tato mengakui Indonesia hingga saat ini masih menjadi produsen nomor tiga terbesar di dunia dengan kapasitas mencapai 800 juta ton. Komodita sini juga akan menjadi modal Antam untuk terus berkembang mengingat cadangannya yang bisa bertahan sekitar 50 tahun kedepan.
"Nikel 800 juta ton cadangan. Ada di nomor dua atau tiga di dunia. Ini sesuatu yang jadi modal kita," ungkapnya.
Untuk mengoptimalkan cadangan nikel tersebut, Antam sudah menjalin kerjasama dengan Direct Nikel Limited untuk mengembangkan pabrik pengelolahan dan deposit nikel laterit.
"Kerjasama ANTAM dengan DNi memiliki prospek yang menjanjikan untuk secara signifikan meningkatkan efisiensi dan keekonomian pengolahan nikel laterit. Perjanjian yang ditandatangani hari ini merefleksikan upaya kami untuk memberi nilai tambah terhadap perkembangan keekonomian cadangan nikel Indonesia dan mendukung pertumbuhan Perusahaan yang berkelanjutan," pungkasnya. (Pew/Shd)
Direktur Utama PT Antam Tato Miraza mengatakan, perusahaan akan terus fokus mencari cadangan emas dalam kurun waktu lima tahun kedepan. Fokus perusahaan tambang pelat merah ini adalah mencari cadangan baru emas.
"Emas justru lima tahun ke depan jadi fokus bisnis eksplorasi Antam. Emas salah satu tantangan. Antam harus mendapatkan discovery baru," kata Tato, di Kantornya Jakarta, Senin (22/7/2013).
Sedangkan, untuk sumber mineral lain seperti nikel, Tato mengakui Indonesia hingga saat ini masih menjadi produsen nomor tiga terbesar di dunia dengan kapasitas mencapai 800 juta ton. Komodita sini juga akan menjadi modal Antam untuk terus berkembang mengingat cadangannya yang bisa bertahan sekitar 50 tahun kedepan.
"Nikel 800 juta ton cadangan. Ada di nomor dua atau tiga di dunia. Ini sesuatu yang jadi modal kita," ungkapnya.
Untuk mengoptimalkan cadangan nikel tersebut, Antam sudah menjalin kerjasama dengan Direct Nikel Limited untuk mengembangkan pabrik pengelolahan dan deposit nikel laterit.
"Kerjasama ANTAM dengan DNi memiliki prospek yang menjanjikan untuk secara signifikan meningkatkan efisiensi dan keekonomian pengolahan nikel laterit. Perjanjian yang ditandatangani hari ini merefleksikan upaya kami untuk memberi nilai tambah terhadap perkembangan keekonomian cadangan nikel Indonesia dan mendukung pertumbuhan Perusahaan yang berkelanjutan," pungkasnya. (Pew/Shd)