Pemerintah melalui PT Pertamina (Persero) terus menggenjot pembangunan infrastruktur Bahan Bakar Gas (BBG) sebagai upaya mendorong percepatan pelaksanaan konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke BBG.
Direktur Gas PT Pertamina (Persero) Harry Karyuliarto mengatakan pada tahun ini Pertamina membangun dua unit Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) dengan biaya Rp 70 hingga Rp 80 miliar menggunakan dana dari Pertamina.
"Pertamina ingin membangun dua SPBG Cililitan dan Pulogadung. Dana Rp 70 miliar- Rp 80 miliar untuk dua SPBG," kata Harry di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Senin (2/9/2013).
Dia mengaku, saat ini pembangunan SPBG tersebut sudah selesai melalui tahap tender dan memasuki tahap konstruksi.
Pembangunan SPBG ditargetkan selesai pada pertengahan Desember mendatang. "Yang targetnya selesai pertengahan Desember ini selesai yaitu 2 SPBG dana Pertamina," ungkap dia.
Selain menggunakan biaya perusahaan, Harry menambahkan, Pertamina membangun dua SPBG dengan biaya yang berasal Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
Dari dana tersebut juga akan dibangun dua unit Mother Daughter, dan empat Mobile Refueling Unit (MRU) dengan biaya Rp 470 miliar.
"Dua SPBG dana APBN, dua mother daughter dan empat MRU dari APBN. Yang SPBG itu sudah selesai tendernya, sudah ada pemenangnya, sekarang ada yang lagi proses konstruksi," tutur dia.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Edy Hermantoro mengungkapkan, pihaknya juga menyediakan 200 unit alat konverter kit dari BBM ke BBG pada tahun ini, alat tersebut akan dibagikan ke sejumlah kendaraan dinas.
"Converter kit sekarang baru 2.000. Nanti masih di-adjust 1.250 untuk CNG dan 750 untuk LGV," pungkas dia. (Pew/Nur)
Direktur Gas PT Pertamina (Persero) Harry Karyuliarto mengatakan pada tahun ini Pertamina membangun dua unit Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) dengan biaya Rp 70 hingga Rp 80 miliar menggunakan dana dari Pertamina.
"Pertamina ingin membangun dua SPBG Cililitan dan Pulogadung. Dana Rp 70 miliar- Rp 80 miliar untuk dua SPBG," kata Harry di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Senin (2/9/2013).
Dia mengaku, saat ini pembangunan SPBG tersebut sudah selesai melalui tahap tender dan memasuki tahap konstruksi.
Pembangunan SPBG ditargetkan selesai pada pertengahan Desember mendatang. "Yang targetnya selesai pertengahan Desember ini selesai yaitu 2 SPBG dana Pertamina," ungkap dia.
Selain menggunakan biaya perusahaan, Harry menambahkan, Pertamina membangun dua SPBG dengan biaya yang berasal Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
Dari dana tersebut juga akan dibangun dua unit Mother Daughter, dan empat Mobile Refueling Unit (MRU) dengan biaya Rp 470 miliar.
"Dua SPBG dana APBN, dua mother daughter dan empat MRU dari APBN. Yang SPBG itu sudah selesai tendernya, sudah ada pemenangnya, sekarang ada yang lagi proses konstruksi," tutur dia.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Edy Hermantoro mengungkapkan, pihaknya juga menyediakan 200 unit alat konverter kit dari BBM ke BBG pada tahun ini, alat tersebut akan dibagikan ke sejumlah kendaraan dinas.
"Converter kit sekarang baru 2.000. Nanti masih di-adjust 1.250 untuk CNG dan 750 untuk LGV," pungkas dia. (Pew/Nur)