Importir Merasa Tersudut dengan Isu Kartel Impor Kedelai

Importir membantah isu kartel yang berkembang akhir-akhir ini sebagai penyebab lonjakan harga kedelai di dalam negeri.

oleh Septian Deny diperbarui 05 Sep 2013, 16:45 WIB
Diterbitkan 05 Sep 2013, 16:45 WIB
kedelai-prodiksi130827b.jpg
Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo) membantah isu kartel yang berkembang akhir-akhir ini sebagai penyebab lonjakan harga kedelai di dalam negeri.

"Adanya isu kartel seperti terkesan ada spekulasi dari importir, ini perlu kita luruskan. Saya yakin kita bisa memahami penguatan dolar yang mau tidak mau barang-barang impor pasti terpengaruh," ujar Direktur Eksekutif Akindo Yus'an di Jakarta, Kamis (5/9/2013).

Dia menuturkan, saat asosiasi mempertanyakan kondisi harga kedelai kepada para importir, banyak dari mereka mengeluh dengan pemberitaan yang terkesan menyudutkan pihaknya.

Padahal menurut dia, para importir ini hanya melakukan usahanya yaitu memasok kedelai untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang tidak mencukupi jika hanya mengandalkan pasokan kedelai lokal saja.

"Kalau saya ditelepon, importir bertanya, dosa saya apa ini?. Sepertinya kita ini berdosa (dengan melakukan) impor. Padahal apa yang mereka lakukan itu untuk mengisi kekosongan. Kemampuan memproduksi kedelai (dalam negeri) masih terbatas. Artinya 70%-80% terpaksa dipenuhi dari impor," jelas dia.

Yus'an menjelaskan, dengan kondisi dolar yang tengah menguat seperti sekarang, maka tidak heran jika harga kedelai menjadi mahal.

Namun lonjakan harga ini, dikatakan di luar kemampuan para importir dan bukan suatu kesengajaan. "Padahal mereka pelaku usaha ekonomi yang membantu mendapatkan bahan baku. Karena bahan baku yang paling cocok untuk produk kita kini. Intinya kenaikan terjadi semata-mata karena peningkatan kurs," tutur dia.

Untuk itu, dia berharap pemberitaan tentang kenaikan harga kedelai ini harus lebih objektif dan tidak menyudutkan beberapa pihak.

"Isu kartel juga memang sudah terjadi tahun lalu. Sekarang komoditas seperti terigu, jagung, elektronik, otomotif dan komponennya juga naik. Namun yang seksi diberitakan adalah kedelai. Namun kami berharap ada pemberitaan yang objektif," tandas Yus'an. (Dny/Nur)

Baca juga:

Perajin Tahu Tempe Tuding Harga Kedelai Mahal Akibat Spekulan


POPULER

Berita Terkini Selengkapnya