Gembar gembor program konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG) masih saja santer terdengar, namun pemerintah selalu saja 'ngeles' ketika ditanya kapan Indonesia bisa memaksimalkan penggunaan BBG di tanah air?
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN), Armida Alisjahbana telah mengakui keunggulan Thailand yang telah menyukseskan program konversi BBM ke BBG hingga pelosok daerah.
Sayangnya, dia masih enggan menargetkan kapan Indonesia bisa mengikuti jejak Thailand, mengingat mobil pribadi sampai kendaraan bajaj di negeri Gajah Putih ini sudah menggunakan BBG sehingga bisa mengatasi polusi udara.
"Ini yang sedang kami evaluasi setelah kunjungan (studi banding) ke Thailand. Nanti hasilnya sebagai masukan ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)," papar dia saat ditemui di kantornya, Jakarta, Senin (16/9/2013).
Pemerintah, tambah Armida, telah mengalokasikan pagu anggaran hingga Rp 2 triliun pada tahun ini. "Tapi sayang malah tidak terserap. Tahun ini dan 2014 sudah ada lagi anggaran Rp 3 triliun. Padahal roadmap bagus tapi kenapa tidak jalan, makanya kami mau evaluasi," jelasnya.
Sebelumnya, Bappenas mengaku bakal mengunjungi Thailand dua pekan mendatang untuk alasan studi banding konversi BBM ke BBG.
Armida mengatakan, mulai dari mobil pribadi hingga bajaj di negeri Gajah Putih sudah menggunakan BBG.
"Program konversi BBM ke BBG di Thailand sukses. Kendaraan Tuk Tuk atau bajaj di sana saja semuanya sudah pakai BBG. Bangkok yang dulunya super macet, kini tidak lagi, dan udaranya pun bersih karena menggunakan BBG serta transportasi MRT dan BRT," kata dia.
Keberhasilan tersebut, menurut Armida tidak terlepas dari keseriusan pemerintah Thailand untuk mmebangun Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) hingga pelosok desa.
"Makanya saya ingin meninjau dan berdiskusi langsung bukan hanya dengan pejabat Thailand tapi juga mengunjungi SPBG di desa-desa negara tersebut," terang dia. (Fik/Ndw)
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN), Armida Alisjahbana telah mengakui keunggulan Thailand yang telah menyukseskan program konversi BBM ke BBG hingga pelosok daerah.
Sayangnya, dia masih enggan menargetkan kapan Indonesia bisa mengikuti jejak Thailand, mengingat mobil pribadi sampai kendaraan bajaj di negeri Gajah Putih ini sudah menggunakan BBG sehingga bisa mengatasi polusi udara.
"Ini yang sedang kami evaluasi setelah kunjungan (studi banding) ke Thailand. Nanti hasilnya sebagai masukan ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)," papar dia saat ditemui di kantornya, Jakarta, Senin (16/9/2013).
Pemerintah, tambah Armida, telah mengalokasikan pagu anggaran hingga Rp 2 triliun pada tahun ini. "Tapi sayang malah tidak terserap. Tahun ini dan 2014 sudah ada lagi anggaran Rp 3 triliun. Padahal roadmap bagus tapi kenapa tidak jalan, makanya kami mau evaluasi," jelasnya.
Sebelumnya, Bappenas mengaku bakal mengunjungi Thailand dua pekan mendatang untuk alasan studi banding konversi BBM ke BBG.
Armida mengatakan, mulai dari mobil pribadi hingga bajaj di negeri Gajah Putih sudah menggunakan BBG.
"Program konversi BBM ke BBG di Thailand sukses. Kendaraan Tuk Tuk atau bajaj di sana saja semuanya sudah pakai BBG. Bangkok yang dulunya super macet, kini tidak lagi, dan udaranya pun bersih karena menggunakan BBG serta transportasi MRT dan BRT," kata dia.
Keberhasilan tersebut, menurut Armida tidak terlepas dari keseriusan pemerintah Thailand untuk mmebangun Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) hingga pelosok desa.
"Makanya saya ingin meninjau dan berdiskusi langsung bukan hanya dengan pejabat Thailand tapi juga mengunjungi SPBG di desa-desa negara tersebut," terang dia. (Fik/Ndw)